Uji perbedaan efek antihiperurisemia

31

4.3.2 Uji perbedaan efek antihiperurisemia

Data hasil pengukuran kadar asam urat yang diperoleh selanjutnya diolah menggunakan SPSS untuk melihat perbedaan efek antihiperurisemia antar kelompok perlakuan. Data tersebut sebelumnya diuji dengan metode Shapiro-Wilk untuk melihat apakah tiap kelompok terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa persen penurunan kadar asam urat mencit pada tiap kelompok perlakuan terdistribusi normal lihat pada lampiran 16, halaman 46. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas varian Levene dilakukan untuk mengetahui kesamaan varian dari data kadar asam urat mencit pada tiap kelompok . Hasil menunjukkan bahwa data kadar asam urat mencit pada waktu pengamatan jam ke-1 sampai jam ke-3 bervariasi homogen, sehingga dilanjutkan ke uji parametrik yaitu uji ANAVA, sedangkan untuk kelompok perlakuan pada jam ke-4, diperoleh data yang tidak bervariasi homogen, sehingga data tersebut dilanjutkan ke uji non parametrik Kruskal-Wallis. Uji ANAVA dan uji Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p0,05, hal ini berarti bahwa pada jam ke-1 sudah mulai terlihat perbedaan yang bermakna antara kelima kelompok perlakuan. Karena uji ANAVA dan Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan uji Tukey untuk waktu pengamatan jam ke-1 sampai jam ke-3 dan uji Mann Whitney untuk waktu pengamatan jam ke-4. Dari hasil analisis Tukey, diperoleh dari jam ke-1 sampai jam ke-3, kelompok perlakuan yang diberikan CMC Na menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok perlakuan lain suspensi allopurinol 10 mgkg BB, EEDP 200 mgkg BB , suspensi EEDP 400 mgkg BB dan suspensi EEDP 600 Universitas Sumatera Utara 32 mgkg BB dengan nilai signifikan p0,05, sedangkan kelompok perlakuan yang diberikan suspensi EEDP 200 mgkg BB tidak berbeda signifikan dengan kelompok yang diberikan suspensi EEDP 400 mgkg BB dan suspensi EEDP 600 mgkg BB dengan nilai signifikan p0,05 tetapi berbeda segnifikan dengan kelompok perlakuan yang diberikan suspensi allopurinol 10 mgkg BB dengan nilai signifikan p0,05 dan kelompok perlakuan yang diberikan suspensi EEDP 400 mgkg BB dan suspensi EEDP 600 mgkg BB tidak berbeda signifikan dengan kelompok perlakuan yang diberikan suspensi allopurinol 10 mgkg BB kontrol positif dengan nilai p0,05. Sementara itu hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa pada waktu pengamatan jam ke-4, kelompok perlakuan yang diberikan CMC Na berbeda secara signifikan dengan semua kelompok perlakuan yang lain suspensi allopurinol 10 mgkg BB, suspensi EEDP 200 mgkg BB, suspensi EEDP 400 mgkg BB dan suspensi EEDP 600 mgkg BB dengan nilai p0,05, begitu juga dengan kelompok perlakuan yang diberikan suspensi EEDP 200 mgkg BB yang menunjukkan nilai signifikan p0,05 terhadap semua kelompok perlakuan lainnya CMC Na, suspensi allopurinol 10 mgkg BB, suspensi EEDP 400 mgkg BB dan suspensi EEDP 600 mgkg BB. Sedangkan untuk kelompok perlakuan yang diberikan suspensi EEDP 400 mgkg BB dan suspensi EEDP 600 mgkg BB tidak berbeda signifikan dengan kelompok yang diberikan suspensi allopurinol 10 mgkg BB. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Bourne dan Zastrow 2011, yang menyatakan bahwa peningkatan dosis obat harusnya akan meningkatkan respon yang sebanding dengan dosis yang ditingkatkan, namun dengan peningkatan dosis, Universitas Sumatera Utara 33 peningkatan respon akhirnya akan menurun, karena sudah tercapai dosis yang sudah tidak dapat meningkatkan respon lagi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun pegagan cukup efektif menurunan kadar asam urat. Hal ini memberikan gambaran atas potensi daun pegagan sebagai antihiperurisemia. Senyawa aktif yang diduga berperan dalam menurunkan kadar asam urat darah adalah flavonoid. Flavonoid dilaporkan dapat menghambat kerja enzim xantin oxidase Umamaheswari, 2013; Lin, dkk., 2002. Dimana xantin oksidase merupakan enzim yang mengubah hipoxantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat. Universitas Sumatera Utara 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN