25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Tumbuhan
Hasil Identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian- LIPI Bogor adalah :
Jenis :
Centella asiatica
L. Urban Suku : Apiaceae lampiran 1, halaman 39
4.2 Karakteristik Simplisia dan Ekstrak
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun pegagan diperoleh daun berbentuk ginjal, panjang 4 - 5 cm dan lebar 3 - 4 cm, berwarna hijau tua, pangkal
helai daun berlekuk, ujung daun membundar, pinggir daun bergerigi, tulang daun rata-rata terdiri dari 6 atau 7. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia
daun pegagan terlihat adanya epidermis dengan stomata tipe anisositik, rambut penutup, serabut sklerenkim dan epidermis atas lampiran 4, halaman 43. Hasil
karakterisasi serbuk simplisia daun pegagan dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil karakterisasi serbuk simplisia daun pegagan
No Karakteristik serbuk simplisia
Simplisia Kadar Persyaratan
1 Kadar air
3,97 10
2 Kadar sari larut dalam air
17,24 ≥ 6
3 Kadar sari larut dalam etanol
15,33 9,5
4 Kadar abu total
7,87 ≤ 19
5 Kadar abu tidak larut dalam asam
5,03 ≥ 5
Karakterisasi simplisia daun pegagan bertujuan untuk menjamin kualitas
bahan baku yang akan digunakan untuk membuat ekstrak etanol daun pegagan. Penetapan kadar air bertujuan untuk memastikan bahwa kadar air simplisia daun
pegagan yang digunakan tidak melebihi kadar air yang disyaratkan oleh Depkes RI
Universitas Sumatera Utara
26 1995 yaitu sebesar 10 , karena jika melewati kadar yang dipersyaratkan akan
terjadi pertumbuhan jamur. Hasil penetapan kadar air simplisia daun pegagan memenuhi syarat yaitu kurang dari 10 . Penetapan kadar sari yang larut dalam air
dilakukan untuk mengetahui zat-zat yang tersari dalam pelarut air. Hasil penetapan kadar sari larut dalam air yang diperoleh yaitu 17,24 . Penetapan kadar sari larut
dalam etanol menyatakan zat-zat yang tersari dalam pelarut etanol tetapi mungkin tidak larut dalam air Depkes RI, 2000. Hasil penetapan kadar sari larut dalam
etanol yang diperoleh yaitu 15,33 . Penetapan kadar abu dilakukan untuk mengetahui gambaran mineral internal dan eksternal yang berasal dari awal proses
yang terkandung dalam simplisia Depkes RI, 2000. Hasil penetapan kadar abu simplisia daun pegagan yaitu sebesar 7,87 . Sementara itu penetapan kadar abu
tidak larut asam untuk mengetahui kadar senyawa organik yang tidak larut asam, misalnya silikat Depkes RI, 2000. Hasil penetapan kadar abu tidak larut asam
yang diperoleh yaitu sebesar 5,03 . Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak etanol daun pegagan
dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak
No Pemeriksaan
Serbuk simplisia Ekstrak
1 Alkaloida
- -
2 Flavonoida
+ +
3 Saponin
+ +
4 Tanin
+ +
5 SteroidTriterpenoid
+ +
Berdasarkan hasil skrining fitokimia di atas, dapat dilihat bahwa pemeriksaan flavonoid, saponin, tannin dan steroidtriterpenoid menunjukkan hasil
yang positif pada simplisia dan ekstrak, sedangkan pemeriksaan alkaloid menunjukkan hasil negatif pada simplisia dan ekstrak. Hasil ini berbeda dengan
Universitas Sumatera Utara
27 hasil karakterisasi penelitian Sugianto, dkk., 2012 yang menunjukkan bahwa hasil
pemeriksaan alkaloid pada simplisia dan ekstrak daun pegagan hasilnya positif, hal ini diduga karena pereaksi yang digunakan agak sedikit berbeda, pada penelitian
sebelumnya digunakan pereaksi Mayer, Wegner dan Dragendorff, sedangkan pada penelitian ini digunakan pereaksi Mayer, Bouchardat dan Dragendorff. Pada
penelitian ini juga diduga jumlah kandungan alkaloid pada daun pegagan jumlahnya sedikit. Tetapi hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada penelitian ini,
karena kandungan kimia yang diduga sebagai antihiperurisemia pada sampel ini yaitu flavonoid.
4.3 Pengujian efek antihiperurisemia 4.3.1 Uji efek penurunan kadar asam urat ekstrak