18 ditambahkan sedikit serbuk simplisia daun pegagan dan ditutup dengan kaca
penutup, selanjutnya dilihat di bawah mikroskop.
3.5.3 Penetapan kadar air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung
penyambung dan tabung penerima. Cara penetapannya yaitu:
Pada labu bulat dimasukkan 200 ml toluena dan 2 ml air suling, didestilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian
volume air di dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Kemudian kedalam labu yang berisi toluen jenuh tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia
daun pegagan yang telah ditimbang saksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mulai mendidih, kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetes
per detik hingga sebagian air tersuling. Kemudian kecepatan dinaikkan hingga 4 tetes per detik. Kemudian setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin
dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah
sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang
diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen Depkes RI, 1995.
3.5.4 Penetapan kadar sari larut dalam air
Sebanyak 5 g serbuk simplisia daun pegagan, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling 1000 ml dalam
labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan
Universitas Sumatera Utara
19 penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada
suhu 105 C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam air dihitung terhadap bahan
yang telah dikeringkan Depkes RI, 1995. 3.5.5 Penetapan kadar sari larut dalam etanol
Sebanyak 5 g serbuk simplisia daun pegagan, dimaserasi selam 24 jam dalam 100 ml etanol 95 dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6
jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan
ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar sari larut
dalam etanol dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes RI, 1995. 3.5.6 Penetapan kadar abu total
Sebanyak 2 g serbuk simplisia daun pegagan yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porcelin yang telah dipijar dan ditara,
kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan pada suhu 600
o
C selama 3 jam. Kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan di udara Depkes RI, 1995. 3.5.7 Penetapan kadar abu tidak larut asam
Abu yang telah diperoleh dalam penetapan kadar abu total dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam
asam dikumpulkan, disaring dengan kertas saring, dipijarkan, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai bobot tetap. Kadar abu yang tidak larut dalam
asam dihitung terhadap bobot yang dikeringkan Depkes RI, 1995.
Universitas Sumatera Utara
20
3.6 Skrining fitokimia