Obat antihiperurisemia TINJAUAN PUSTAKA

12 b. Tahap kedua adalah arthritis gout akut. Serangan gout akut terjadi ketika kristal urat mulai terbentuk pada cairan sinovial. Pada tahap ini gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sendi yang akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Keluhan monoartikuler berupa nyeri, bengkak, merah dan hangat, disertai keluhan sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah. c. Tahap ketiga adalah tahap interkritis. Tahap ini merupakan kelanjutan stadium gout akut, dimana secara klinik tidak muncul tanda-tanda radang akut, meskipun pada cairan sendi masih ditemukan kristal urat, yang menunjukkan proses kerusakan sendi yang terus berlangsung progresif. Tahap ini bisa berlangsung beberapa tahun sampai 10 tahun tanpa serangan akut dan tanpa tata laksana yang adekuat akan berlanjut ke stadium gout kronik. d. Tahap keempat adalah tahap gout kronik. Pada tahap ini terjadi kerusakan persendian dan bahkan persendian mengalami kehancuran total oleh adanya deposit kristal monosodium urat, terjadi kerusakan yang ekstensif dan permanen Price dan Wilson, 2005.

2.7 Obat antihiperurisemia

Berikut ini adalah golongan obat-obat yang digunakan untuk mengatasi kondisi hiperurisemia : a. Golongan urikosurik Obat-obat golongan ini dapat meningkatkan ekskresi asam urat dengan menghambat reabsorbsi asam urat di tubulus ginjal sehingga terjadi peningkatan ekskresi asam urat melalui urin. Oleh karena itu, fungsi ginjal yang baik sangat mendukung mekanisme kerja obat golongan ini. Pasien yang menggunakan golongan obat ini memerlukan asupan cairan minimal 1500 mlhari untuk Universitas Sumatera Utara 13 meningkatkan ekskresi asam urat Price dan Wilson, 2005. Obat-obat urikosurik diantaranya adalah : i. Probenesid Probenesid biasanya dimulai pada dosis 0,5 mg secara oral setiap hari dalam dosis terbagi, meningkat sampai 1 gram sehari setelah 1 minggu penggunaan. Harus diberikan bersama makanan untuk mengurangi efek gastrointestinal yang tidak diinginkan. ii. Sulfinpirazon Sulfinpirazon dimulai pada dosis oral 200 mg sehari, meningkat sampai 400-800 mg sehari. Harus diberikan dalam dosis terbagi bersama makanan untuk mengurangi efek gastrointestinal yang tidak diinginkan Katzung, 2002. b. Penghambat xantin oxidase Satu-satunya obat golongan ini yang masih digunakan hingga sekarang yaitu allopurinol. Allopurinol dan metabolit utamanya oksipurinol alloxanthine merupakan inhibitor xantin oxidase dan mempengaruhi perubahan hipoxantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat. Allopurinol juga menurunkan konsentrasi intraseluler PRPP. Oleh karena waktu paruh metabolitnya panjang, allopurinol cukup diberikan satu kali sehari. Dosis awal untuk allopurinol adalah 100 mg sehari, dosis allopurinol dapat ditingkatkan sampai 300 mghari tergantung pada respon kadar asam urat. Efek samping pada pemakaian allopurinol yaitu terjadi gangguan gastrointestinal termasuk mual, muntah dan diare, terjadi reaksi alergi, toksisitas hati, neuritis perifer dan lain-lain Katzung, 2002. Mekanisme inhibisi sintesis asam urat oleh allopurinol dapat dilihat pada Gambar 2.1 Universitas Sumatera Utara 14

2.8 Potassium oxonat