79 merupakan pertanda bahwa toke dan petani saling berinterakasi dengan baik dan
saling mengundang tanpa melibatkan status sosial yang mereka miliki. Tidak ada rasa keseganan yang dimiliki petani ketika berkunjung ke rumah maupun
menghadiri pesta toke begitupun sebaliknya. Hal ini menunjukkan adanya ciri-ciri sebuah dimensi moral ekonomi petani yang sering disebut sebagai resiprositas.
4.3.3 Arti Toke Bagi Petani
Dalam proses produksi kemenyan itu sendiri mulai dari pengelolaan sampai kepada penjualan tidak lepas dari beberapa pihak yang berkepentingan di
dalamnya, salah satunya adalah toke kemenyan. Pada Desa Pandumaan ini yang disebut sebagai toke adalah penduduk setempat atau penduduk dari desa tetangga
yang memiliki lahan perkebunan dan mampu untuk mengelola kemenyan secara baik. Mereka yang tidak memiliki lahan pertanian dan melakukan pekerjaan
alternatif sebagai pengumpul dari hasil perkebunan tersebut juga dapat disebut sebagai toke. Dari definisi tersebut dapat ditemukan bahwa ada dua pihak yang
berkepentingan dalam pengelolaan kemenyan tersebut. Petani sebagai pengelola sedangkan toke sebagai pengumpul maupun sebagai pemilik lahan. Munculnya
dua peran yang berbeda tersebut menciptakan hubungan sosial-ekonomi diantara mereka.
Bagi masyarakat Pandumaan khususnya petani, mereka menganggap toke sebagai orang yang baik hatinya dan selalu mengerti dengan kondisi petani. Petani
menganggap dengan kehadiran para toke baik toke besar maupun agen toke kecil sangat penting, karena dengan keberadaan toke di desa mereka tidak perlu
repot dan menempuh perjalanan ke luar desa untuk menjual kemenyan mereka ke
Universitas Sumatera Utara
80 Pasar. Toke sendiri memiliki jaringan yang lebih luas dan memiliki kendaraan
yang mampu mengangkut dan menjangkau lokasi penampungan di sekitar tombak haminjon. Kehadiran toke sendiri memiliki peran tersendiri bagi para petani
kemenyan. Toke bukan hanya sebagai penampung kemenyan saja melainkan sebagai
kreditur yang selalu siap sedia membantu para petani ketika petani mengalami kesulitan khususnya ketika mereka membutuhkan dana cepat untuk berbagai
keperluan seperti kebutuhan rumah tangga, biaya sekolah, maupun biaya pesta adat,dll. Bukan itu saja, petani juga menganggap toke seperti keluarga, karena
mereka tidak pernah lupa untuk mengundang toke menghadiri pesta yang mereka rayakan. Toke sendiri pun sering menghadiri pesta yang diundang oleh petani dan
tidak jarang mereka selalu menegur bahkan membayar biaya minum kopi petani jika bertemu di kedai kopi.
Melalui hasil wawancara dilokasi penelitian dengan para informan, diperoleh data bahwa terdapat suatu jawaban atau pandangan yang sama dari para
informan mengenai arti kehadiran toke di desa. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Antus:
“
Molo hubereng, toke ima jolma na burju, ala halak na dang hea segan laho maminjamhon hepeng tu ahu dohot petani na asing mole halak
i haporluan hepeng. Ahu dohot halak i torus do kerjasama ala nga hu anggap halak i gabe saudaraku. Ahu pe dang hea lupa laho mangundang
akka toke i asa ro tu pesta na hubahen, toke i pe hut mangurupi parhepengon laho tu pesta i. Halak i pe hut mangundang akka petani asa
ro tu pesta na dibahen.
“Menurut saya toke adalah seorang yang murah hati, karena mereka tidak segan-segan meminjamkan uang kepada saya
dan petani lainnya jika mereka membutuhkan uang. Saya sangat menghormati para toke yang bekerja sama dan sudah saya anggap sebagai
bagian keluarga. Tidak jarang saya mengundang toke untuk menghadiri pesta yang saya adakan dan toke tersebut membantu dalam hal dana acara
Universitas Sumatera Utara
81 tersebut. Begitupun dengan toke yang sering mengundang petani untuk
datang pada pesta yang dibuat ”.
Hal ini senada dengan jawaban yang disampaikan informan bapak Mangaram Nainggolan:
“Arti ni toke menuruthu ima halak na burju marholong ni
roha,dang sombong, mamboto kondisi ni petani,jujur molo mambahen penawaran ni haminjon, olo manjonokki akka petani tung pe namora
imana di kampung on. Mangulahon kerjasama dohot toke sak penting alana halak i boi mambahen arga ni haminjon i asa dang turun,
pemasaran ni halak i pe umbalga sian hami,dung i muse dohot adong ni toke on hami boi manggadishon haminjon dang pola sahat tu pasar,
mambahen hemat ongkos nami.
“Arti toke bagi saya adalah seorang yang berhati bagus yakni tidak angkuh, selalu mengerti kondisi petani dan jujur
baik dari segi harga penawaran kemenyan dan berbaur dengan petani lainnya walaupun dia adalah orang kaya di desa ini. Melakukan kerja sama
dengan toke sangat penting karena mereka bisa mengendalikan harga kemenyan supaya tidak jatuh turun dan mereka punya jaringan
pemasaran yang lebih luas dibandingkan kami, selain itu dengan kehadiran toke bisa memudahkan kami untuk menjual kemenyan tanpa harus pergi
ke pasar dan tentunya menghemat ongkos
”. Hal ini senada dengan jawaban yang disampaikan informan Bapak
J.Manulang: “Toke on olo do mangurupi ahu mangalehon pinjaman hepeng
tingki ahu butuh hepeng laho tu biaya ni parsikolaan ni gellenghu manang na laho tu biaya ni pesta paradaton. Molo naeng pamulakhon pinjaman i
pe mura do, holan mangalehon haminjon nami manang sipata boi do gabe hepeng na mulak tu halak i. Halak i pe mangatussi molo hami mangalehon
haminjon i tu agen na asing, ni berarti petani i umjolo hea maminjamhon hepeng tu agen sebelum tu toke. Toke pe dang hea mamaksahon hami asa
langsung mambayar hutang alai gabe mangalehon waktu andigan boi hami mambayarhon hutang nami, sian pangalaho ni halak i ma hami
manganggap halak i gabe saudara nami. Tingki Natal ahu olo mandapothon bingkisan sian toke manang agen, songon ni muse tingki
pesta akka petani dohot toke ma
nang agen sai hut ro tu pesta i”. “Bantuan yang diberikan toke kepada saya biasanya berupa pinjaman
uang ketika musim panceklik atau pada saat membutuhkan uang untuk biaya sekolah anak-anak maupun biaya untuk adat. Sistem pengembalian
pinjamannya pun mudah yakni dengan memberikan kemenyan kami ketika panen sesuai besaran pinjaman kami tapi terkadang bisa juga dengan uang.
Mereka mengerti jika kami memberikan kemenyan itu pada agen yang lain berarti petani tersebut lebih dahulu pernah meminjam uang kepada
Universitas Sumatera Utara
82 agen sebelum kepada mereka toke. Toke pun tidak pernah memaksa
kami untuk segera membayar utang malah memberikan tempo sesuai kemampuan kami membayarnya, maka dari perlakuan tersebut lah kami
menganggap hubungan kami tidak hanya sebatas kepada ekonomi jual- beli kemenyan melainkan keluarga hubungan sosial. ketika natal saya
sering mendapatkan bingkisan dari agen maupun toke begitupun ketika ada pesta baik petani maupun agen dan toke saling mengundang ke pesta
tersebut.
Dari hasil wawancara terlihat bahwa toke memiliki peran penting dalam perniagaan kemenyan serta status sosial yang tinggi. Apabila toke tidak ada di
desa, membuat petani harus menempuh jarak yang jauh menuju pasar yang ada di Doloksanggul dan memakan biaya ongkos. Biaya ongkos ini membuat petani
harus rela mendapatkan keuntungan yang lebih sedikit, karena keuntungan yang seharusnya bisa didapatkan lebih banyak dipotong untuk biaya transportasi.
Keberadaan toke yang begitu banyak membuat petani bebas untuk memilih memasarkan kemenyannya kepada toke yang dinilainya memberikan penawaran
tertinggi. Hal ini dilakukan agar mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak. Status sosial yang tinggi, membuat toke menjadi kreditur bagi para petani
yang membutuhkan bantuaan khususnya pinjaman uang.
4.3.4 Faktor Terbentuknya Pola Hubungan Sosial Ekonomi