Kondisi Sosial Ekonomi Toke

50 Bius adalah ikatan adat istiadat dalam wilayah tertentu yang terdiri utusan marga-marga yang memiliki huta kampung. Bius melakukan musyawarah untuk mengambil keputusan dan menetapkan peraturan misalnya seperti pencurian kemenyan dll. Kegotongroyongan masyarakat masih kuat kebiasaan membantu dalam memperbaiki jalan, irigasi, pembangunan rumah ibadah, pembangunan rumah penduduk masih tetap dilakukan dan berjalan hingga saat ini. Masyarakat pandumaan sendiri hidup berdampingan dan rukun dengan masyarakat lainnya. Hal ini terlihat dari intensitas keaktifan seluruh masyarakat pada upacara adat dan musyawarah mengenai masalah-masalah yang sedang terjadi di desa tersebut. Misalnya saja masalah hadirnya PT.Toba Pulp Lestari TPL yang memasuki tombak haminjon mereka dan membabat ratusan hektar tombak kemenyan. Dalam menangani masalah ini mereka membentuk sebuah kelompok perlawanan untuk menjaga tombak haminjon mereka dari perampasan yang dilakukan oleh TPL. Kelompok ini berbondong-bondong melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati. Pihak perempuan dan anak-anak pun turut berpartisipasi menyalurkan aspirasi dan keluhan mereka. Keaktifan masyarakat pun turut terlihat pada kaum laki-laki yang berjaga-jaga tombak kemenyan mereka dari masuknya alat-alat berat pihak TPL.

4.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi Toke

Bagi masyarakat Pandumaan sendiri, seorang toke merupakan orang yang besar hati dan disegani. Walaupun secara status sosial, toke berada di posisi atas namun bukan berarti mereka bersikap sewenang-wenang, bahkan mereka sangat akrab dengan petani dan ramah. Hal ini terlihat dari sikap toke yang tidak segan menegur petani terlebih dahulu jika hendak di kedai kopi bahkan tidak jarang toke Universitas Sumatera Utara 51 tersebut membayar minuman para petani. Menurut tokoh adat di Desa Pandumaan, bukan hanya petani saja yang hadir dan berpartisipasi dalam pesta adat namun toke juga mengambil andil yang besar dengan bantuan dana dan kehadiran untuk turut membantu acara adat tersebut. Masyarakat Pandumaan sendiri jarang terjadi perselisihan karena mereka semua saling merangkul dan menganggap mereka semua adalah saudara karena mereka berasal dari leluhur dan tinggal di kampung yang sama. Kondisi perekonomian toke sendiri jauh diatas lebih beruntung dari masyarakat lainnya. Kondisi bangunan rumah yang sudah berpondasi beton, memiliki kendaraan pribadi dan fasilitas rumah yang lebih lengkap serta adanya beberapa gudang penampungan kemenyan yang besar. Toke sendiri memiliki peran penting dalam perniagaan kemenyan di Desa Pandumaan karena memiliki jaringan pemasaran yang jauh lebih luas dan mempermudah petani untuk menawarkan hasil produksi kemenyan sehingga menghemat biaya petani dalam transportasi keluar desa. Di desa Pandumaan terdapat 10 toke yakni 9 toke kecil pengumpul dan 1 toke besar. Toke-toke kecil tersebut hanya menampung produksi kemenyan dari desa Pandumaan saja maka dari itu mereka mendirikan sebuah lapo kopi sekaligus gudang penampung di sekitar lokasi tambak para petani. Hal ini dilakukan untuk memudahkan petani untuk bisa langsung menjual kemenyan mereka tanpa harus membawa kemenyan tersebut pulang ke rumah terlebih dahulu. Satu toke kecil ini bisa menampung kemenyan dari 40-50 petani tetap maupun bebas. Dengan banyaknya agen kecil ini membuat mereka harus lebih bisa terampil untuk menarik hati petani agar mau menawarkan kemenyan kepada mereka. Diiming-imingi dengan penawaran harga tinggi serta bantuan Universitas Sumatera Utara 52 pinjaman uang tanpa bunga dan bisa kapan saja dikembalikan hingga panen kemenyan tiba, membuat petani bebas untuk bekerja sama dengan lebih dari dua toke tanpa ada ikatan, melainkan dengan rasa sama-sama suka dan cocok harga. Tata niaga penjualan kemenyan itu sendiri adalah Petani menjual kepada agen toke kecil kemudian agen tersebut menjual kepada toke besar, namun tidak menutup kemungkinan petani bisa langsung menjual kepada toke besar apabila toke besar tersebut menawarkan harga tertinggi dibandingkan dengan para agen. Namun bukan berarti kehidupan para agen berjalan mulus atau terlihat baik saja dalam perekonomian. Hal ini dikarenakan hasil penjualan kepada toke besar tidak bisa langsung dapat diterima melainkan harus menunggu hingga kemenyan tersebut tiba di lokasi pengiriman, padahal banyak petani juga yang sewaktu- waktu meminjam uang kepada agen untuk keperluan rumah tangga mereka. Kehidupan ekonomi toke besar jauh lebih bercukupan, dilihat dari bangunan rumah yang cantik dan luas, serta beberapa kendaraan pribadi baik motor dan mobil, juga memilki gudang kemenyan yang besar dan beberapa gudang di luar desa. Toke besar tersebut bukan hanya memasok kemenyan dari agen-agen maupun petani Pandumaan saja tetapi beberapa daerah penghasil kemenyan yang berada di Kabupaten Humbahas, bahkan sampai ke Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupatan Pak-Pak Barat Dairi. Kondisi ini membuat posisi toke besar berada di tingkat teratas dengan jaringan yang lebih luas dan pemasarannya hingga ke luar Pulau Sumatera dan Jawa.Pengiriman kemenyan sendiri dilakukan setiap dua bulan sekali dengan kisaran 4-6 ton, namun jika pada masa panen pengiriman bisa dilakukan setiap bulannya. Universitas Sumatera Utara 53

4.2.3 Profil Informan