Profil Informan Struktur Kehidupan Masyarakat Tambak Kemenyan .1 Kondisi Sosial Ekonomi Petani

53

4.2.3 Profil Informan

1. Nama : Antus nainggolan Usia : 54 tahun Suku : Batak Toba Agama : Kristen Protestan Profesi : Petani Alamat : Dusun I Pak Antus merupakan salah satu petani kemenyan yang ada di Desa pandumaan. Beliau sudah menggeluti pekerjaan sebagai petani kemenyan selama 39 tahun. Sejak remaja beliau sudah mengenal budidaya kemenyan dari pengamatannya ketika orangtuanya dulu mengerjakan kemenyan dan masih tetap menjalani budidaya kemenyan hingga saat ini.Walaupun hanya tamatan SD, beliau mampu menyekolahkan 8 anaknya hingga ke perguruan tinggi dari hasil kemenyan yang ia kerjakan. Bapak ini memiliki lahan tambak kemenyan sendiri dengan luas 2 ha dan ditumbuhi 1500 pokok kemenyan, namun tidak memiliki surat bukti kepemilikan lahan tambak kemenyan. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga Pak Antus sendiri, beliau juga membuka sebuah warung kopi kecil dan juga menanami kopi. Hal ini dilakukan karena pohon kemenyan yang tidak selalu mengeluarkan getah setiap harinya. Universitas Sumatera Utara 54 2. Nama : Mangaram nainggolan Usia : 65 tahun Suku : Batak Toba Agama : Kristen Protestan Profesi : Petani Alamat : Dusun II Pak aram begitulah informan ini biasa dipanggil. Beliau sudah menggeluti budidaya kemenyan selama 40 tahun. Meski beliau hanya tamatan SD, ia dapat menyekolahkan 11 anaknya hingga ke perguruan tinggi dan sudah berhasil di perantauan. Walaupun sudah tua, beliau masih segar dan bekerja dibantu oleh anak bungsunya. Kini beliau mengerjakan kopi sebagai sampingan, tanpa meninggalkan kemenyan, karena kemenyan tidak terlalu membutuhkan perawatan yang intens, hanya dibiarkan secara alami pun tetap tumbuh. Pak aram memiliki lahan kemenyan secara pribadi dan luasnya sekitar 3 ha. Berdasarkan penuturan Pak Aram, mayoritas masyarakat Pandumaan bekerja sebagai petani kemenyan. Adapun sekarang mereka juga mengerjakan sawah maupun kopi, tapi kemenyan tidak pernah ditinggalkan. Sistem pembagian lahan pada waktu nenek moyang dahulu adalah bebas, karena hutan tersebut merupakan tanah adat, sehingga bagi siapa saja yang ingin memanfaatkan lahan kemenyan tersebut dipersilahkan asal tetap dipelihara dan tidak boleh dijual kepada orang lain ataupun pemerintah. Universitas Sumatera Utara 55 3. Nama : Op. Haposan Sinambela Usia : 62 tahun Suku : Batak Toba Agama : Kristen Protestan Profesi : Petani Alamat : Dusun I Opung haposan merupakan petani kemenyan dan salah satu orang yang paling dituakan di Desa Pandumaan. Beliau sudah menggeluti budidaya kemenyan sejak remaja hingga saat ini. Beliau hanya mengenyam pendidikan hanya sampai tamat SD, dan kemudian melanjutkan ke sekolah Pendeta dan kini beliau juga aktif sebagai pendeta di salah satu gereja yang ada di Desa Pandumaan. Beliau memiliki 6 anak dan 13 cucu dan anak bungsunya kiini tinggal bersamanya dan membantu dalam mengerjakan lahan kemenyan mereka. Beliau mengaku bahwa dalam setahun bisa menghasilkan ± 100kg kemenyan dari lahannya yang memiliki luas 4 ha. Dari hasil penjualan kemenyan ini beliau bisa menghidupi keluarganya dan membiayai sekolah 6 anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi dan sukses di perantauan. Dalam pengerjaan lahan kemenenyan beliau dibantu oleh anak bungsunya, karena usia Op.Haposan yang sudah tua. Semua dikerjakan secara bergantian, terkadang Op. Haposan ke sawah mengerjakan lahan padi nya dan anak bungsunya ke tombak untuk melihat kemenyan dan membersihkan tanaman yang ada di sekeliling pohon kemenyan. Universitas Sumatera Utara 56 4. Nama : J. Manulang Usia : 49 tahun Suku : Batak Toba Agama : Kristen Protestan Profesi : Petani Alamat : Dusun III Pak J. Manulang merupakan petani kemenyan yang sudah mengelola lahan kemenyan sejak beliau berusia 16 tahun hingga saat ini. Beliau tertarik dengan kegiatan ayahnya dulu pada saat mengelola kemenyan dan selalu membantu ayahnya setiap pergi ke tombak untuk memanen getah kemenyan. Kini beliau masih mengerjakan lahan kemenyan yang merupakan peninggalan dari ayahnya. Walaupun hanya tamatan SMP beliau mampu menghidupi keluarganya dan menyekolahkan 9 anak-anaknya. Pak J mengatakan bahwa ia memiliki lahan seluas 5 ha dengan 1000 pokok kemenyan. Beliau mengatakan bahwa ia tidak memilki surat ataupun akta yang menunjukkan bukti kepemilikan lahan, karena ini merupakan tanah adat yang sudah dibagi-bagi sejak dulu oleh leluhur mereka dan diwariskan kepada generasi-generasi mereka. Kegiatan martombak kemenyan tidak dilakukan beliau sendiri tetapi dibantu juga dengan anaknya yang paling besar. Beliau sengaja mengajak anak lelaki yang paling besar agar bisa bergantian mengurus pohon kemenyan, karena beliau juga berkebun kopi yang sama-sama membutuhkan perawatan. Universitas Sumatera Utara 57 5. Nama : Kemma Nainggolan Usia : 34 tahun Suku : Batak Toba Agama : Kristen Protestan Profesi : Toke Alamat : Dusun I Pak kemma merupakan salah satu toke yang ada di Desa Pandumaan.Walaupun hanya tamatan SMA, kini beliau mampu membiayai kebutuhan keluarganya dengan penuh kecukupan dari hanya menjual kemenyan. Beliau menuturkan bahwa usaha ini merupakan warisan dari orangtuanya yang sudah tua dan sudah digeluti selama 15 tahun. Pasokan kemenyan ini berasal dari semua agen yang ada di Desa Pandumaan maupun langsung dari beberapa petani. Selain dari desanya sendiri, kemenyan juga dipasok dari daerah Pahae Kab. Taput, Samosir, Dairi, dsb. Pemasok dari agen yang di Desa Pandumaan ada 9 orang dan beberapa petani. Setiap satu agen sendiri bisa menjalin kerjasama dengan 40-50 petani dengan kisaran kemenyan ± 5 kgbulanpetani. Harga kemenyan sendiri pun berbeda-beda, sesuai kepada siapa yang memasok. Universitas Sumatera Utara 58 6. Nama : Jaminal Lumban Batu Usia : 33 tahun Suku : Batak Toba Agama : Kristen Protestan Profesi : Toke kecil Alamat : Dusun I Pak Jaminal merupakan salah satu petani dan toke di Desa Pandumaan.Beliau hanya mengecam pendidikan SD dan kini beliau sudah berkeluarga serta memilki 4 anak yang masih kecil. Pak Jaminal baru 7 tahun menggeluti pekerjaan sebagai toke. Beliau sendiri menuturkan bahwa sebelum jadi toke dia bekerja sebagai petani, namun bukan berarti beliau tidak mengerjakan lahan kemenyannya. Sampai saat ini beliau juga masih mengelola kemenyan sendiri, karena bagi beliau kemenyan warisan dari orangtua dan leluhurnya tidak boleh ditinggalkan. Hal ini dikarenakan bahwa beliau masih menganggap bahwa tombak haminjon merupakan harta yang tak ternilai dengan berbagai pengalaman yang membekas. Pak Jaminal memiliki lahan kemenyan sendiri dengan luas 3 ha dan ditumbuhi 1000 batang pohon kemenyan dan pengelolaanya dilakukan sendiri. Untuk usaha sampingan, Pak Jaminal mendirikan sebuah warung kopi yang dikerjakan oleh istri untuk menambah pemasukan kebutuhan dapurnya. Lokasi kedai sendiri tidak begitu jauh dari tombak haminjon, sehingga memudahkan petani yang baru turun dari tombak bisa langsung menjual lepadanya dan melepas lelah mereka. Universitas Sumatera Utara 59 7. Nama : B. Simatupang Usia : 60 tahun Suku : Batak Toba Agama : Kristen Protestan Profesi : Toke kecil Alamat : Parmonangan Beliau merupakan seorang toke sebagai usaha inti beliau untuk menghidupi keluarga. Lama bekerja sebagai petani dan toke adalah 40 tahun. Beliau hanya mengecam pendidikan SD saja dan memilikii 10 anak. Dahulunya beliau pernah bekerja sebagai petani, namun seiring dengan bertambah usia dan sudah tidak sanggup lagi untuk pergi ke tombak, maka beliau memutuskan untuk menampung kemenyan dari para petani. Beliau terkadang sering pergi ke luar desa untuk menampung kemenyan dari beberapa desa lainnya yang ada di Pasar Doloksanggul setiap pekan besar onan pada hari Jumat . 8. Nama : Ompu Harjono Sihite Usia : 63 tahun Suku : Batak Toba Agama : Kristen Protestan Profesi : Toke Kemenyan Alamat : Sipituhuta Op. Harjono merupakan salah satu toke yang menampung kemenyan dari petani Pandumaan. Beliau hanya tamatan SMP dan kini beiau memiliki 6 anak. Universitas Sumatera Utara 60 Beliau sudah menekuni usaha kemenyan selama 36 tahun, dengan berbagai pengalaman yang dialami baik yang suka dan duka dalam menjalani usahanya tersebut. Suka duka dalam menjalani usaha ini adalah pada saat pasokan kemenyan melimpah dan mengalami kenaikan harga serta jika sedikit persediaan kemenyan dan sering terlambatnya uang penjualan dari toke besar. Beliau menuturkan dalam menampung kemenyan bukan hanya dari Desa Pandumaan saja melainkan beliau sering pergi ke Pasar Doloksanggul karena disana sudah banyak petani dari desa lain yang menawarkan kemenyan di Pasar. 4.3 Intepretasi Data 4.3.1 Kepemilikan Lahan dan Arti Hutan Marga