Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
kebijakan, acuan prosedur kerja, serta tatacara pengawasan dan pemeriksaan yang harus dilakukan.
2. Misi PT Bank Bumiputera,Tbk
Bank Sahabat Keluarga yang memberikan keuntungan dengan fokus kepada bisnis consumer yang menyediakan layanan kepada nasabah dan inovasi produk
yang berkelas. E. Manajemen risiko dan Penerapannya Pada PT Bank Bumiputera,Tbk
Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul
dari kegiatan usaha bank. Esensi dari penerapan manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi untuk kepentingan proses pengelolaan risiko sehingga
kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali dan aman. Praktek manajemen risiko dalam ruang lingkup Bank Bumiputera antara lain
mencakup : 1.
Menentukan target organisasi dan strategi pencapaiannya 2. Melakukan identifikasi dan evaluasi risiko dari setiap produk dan transaksi
perbankan yang dilakukan dengan cara mengenal dan memahami seluruh risiko yang sudah ada maupun yang timbul untuk menentukan berbagai faktor risiko
yang bersifat material dan dapat mempengaruhi kondisi keuangan bank signifikan baik untuk jenis risiko yang dapat dikontrol atau tidak dapat dikontrol.
Untuk jenis risiko yang tidak dapat dikontrol perlu ditentukan apakah akan menerima risiko tersebut atau mengurangi volume dalam kegiatan usaha tersebut
dengan mempertimbangkan toleransi risiko yang dapat diterima. Sedangkan untuk jenis risiko yang dapat dikontrol manajemen harus menentukan tingkat
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
risiko yang akan diambil dan mekanisme sistem pengendalian intern yang bertujuan untuk mengendalikan risiko tersebut. Pengukuran risiko tersebut
dimaksudkan untuk mengkalkulasi eksposur risiko yang melekat pada setiap kegiatan usaha sehingga manajemen dapat memperkirakan besaran modal yang
harus dipelihara untuk mendukung usaha dimaksud. Proses identifikasi risiko antara lain didasarkan pada pengalaman kerugian yang pernah terjadi dengan
melakukan analisis terhadap : a.
Karakteristik risiko yang melekat pada kegiatan perbankan secara umum. b.
Evaluasi parameter risiko dari setiap produk dan kegitan usaha bank c.
Berbagai aspek risiko lainnya yang terkait dengan faktor eksternal maupun internal.
3. Mengukur besaran kerugian yang mungkin terjadi, menggunakan berbagai pendekatan baik kualitatif maupun kuantitatif yang disesuaikan dengan tujuan
usaha kompleksitas usaha antara lain seperti keragaman dalam jenis transaksi, produk, jasa dan jaringan usaha. Tujuan usaha yang lain adalah Kemampuan
bank seperti kemampuan keuangan, infrastruktur pendukung dan kemampuan sumber daya manusia.
4. Menentukan strategi manajemen risiko untuk memantau dan mengelola risiko dengan mempertimbangkan kondisi keuangan, infrastruktur dan organisasi bank
yang mencakup: a. Menilai kelayakan tingkat keuntungan suatu kegiatan usaha dan kemampuan
untuk menyerap besaran risiko yang mungkin terjadi. b. Menentukan kegiatan dan produk yang akan dipergunakan untuk
mengeleminasi potensi risiko kerugian dengan cara melindungi nilai, metode
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
mitigasi risiko dan penambahan modal untuk menyerap potensi kerugian tanpa mengurangi tingkat keuntungan yang signifikan.
c. Menentukan limit risiko baik secara keseluruhan maupun setiap jenis risiko untuk membatasi besarnya kerugian yang dapat diterima.
d. Memastikan adanya kebijakan dan prosedur intern bank yang dilengkapi dengan sistem pengendalian intern yang memadai disertai dengan
akuntabilitas dan jenjang delegasi wewenang yang jelas. e. Memastikan dipenuhinya infrastruktur pendukung dan kemampuan
sumberdaya manusia yang handal untuk memastikan terselenggaranya fungsi manajemen risiko yang sesuai dengan kompleksitas usaha bank.
f. Menentukan periode evaluasi untuk keperluan kaji ulang secara berkala terhadap kelayakan risiko, sumber data dan prosedur yang digunakan untuk
mengantisipasi apabila terjadi perubahan faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi besaran risiko dikegiatan kegiatan usaha terkait.
5. Proses manajemen risiko dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing dan menjaga kelangsungan bank serta memungkinkan pihak manajemen pengelola
yang bertujuan untuk : a. Mengontrol risiko yang terdapat dalam kegiatan usahanya sehingga tidak
mengalami kerugian yang tidak diprediksi sebelumnya atau dipahami oleh bank.
b. Meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan secara sistematis yang didasarkan atas ketersediaan informasi yang tepat waktu dan akurat.
c. Memiliki standar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja usaha bank.
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
d. Mengalokasikan sumber daya yang dimiliki secara efektif kepada kegiatan usaha yang menguntungkan dengan tingkat risiko kerugian yang wajar.
Faktor pendukung manajemen risiko salah satunya adalah risiko operasional yaitu risiko yang timbul dari kegiatan operasional pada bank itu sendiri sehingga
dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung. Untuk mengelola risiko operasional secara komprehensif, bank perlu melakukan
tindakan – tindakan yaitu : 1.
Memahami struktur risiko operasional situasi dan kondisi operasional pada saat terjadinya event tersebut seperti volume transaksi, kompleksitas dan kualitas data
operasi yang antara lain terlihat dari audit rating dan banyaknya kesalahan yang terjadi.
2. Mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan timbulnya risiko operasional.
kerugian yang terjadi kedalam jenis–jenis risiko operasional yang berbeda sesuai sifat dasar dan karakteristik dari risiko operasional maupun jenis kegiatan
usahanya. 4.
Mengevaluasi data historis kerugian operasional yang terjadi dan mengukur dampak dari jenis risiko operasional tersebut.
5. Membuat estimasi kemungkinan terjadinya event yang menimbulkan kerugian
operasional dan besarnya kerugian yang terjadi pada setiap event. Secara umum risiko operasional dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :
1. Karyawan, terkait dengan kualifikasi Sumber Daya Manusia yang jelas pada setiap jenjang jabatan khususnya yang menyangkut pengetahuan, pengalaman,
keahlian dan kompetensi yang dibutuhkan disetiap bidang kerja yang disesuaikan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
dengan kompleksitas usaha bank serta faktor – faktor lain seperti integritas, akuntabilitas, motivasi dan kompensasi finansial.
2. Proses operasional yang terkait dengan kualitas system pengendalian intern, kebijakan dan prosedur operasi yang up to date, pemisahan fungsi dan tanggung
jawab secara jelas, efektivitas laporan manajemen dan rencana tindakan siaga. 3. Sistem otomasi yang terkait dengan efektivitas dan kemapuan sistem operasi
serta sistem informasi manajemen yang komprehensif akurat dan tepat waktu. Faktor utama dalam proses manajemen risiko operasional adalah dipenuhinya
fungsi pengendalian intern yang layak dan berkualitas. Penerapan sistem pengendalian intern dalam pelaksanaan implant banking secara efektif akan dapat
memenuhi beberapa hal, yaitu : 1. Meningkatkan efektivitas dan efesiensi kegiatan operasional dalam menggunakan
asset dan sumber daya lainnya serta menerapkan budaya risiko di setiap jajaran organisasi untuk mengidentifikasikan kelemahan dan penyimpangan secara dini
dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur yang berlaku secara berkesinambungan dalam rangka melindungi bank dari risiko kerugian dan dapat
dilakukan dengan cara : a. Memastikan setiap target dan kebijakan bisnis perusahaan telah dipahami
oleh setiap jajaran organisasi khususnya pada bagian – bagian yang terkait. b. Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efesiensi biaya
melalui alokasi biaya dan infrastruktur yang dimiliki secara selektif dan efektif agar dapat mengoptimalkan kualitas operasional bank.
c. Menjaga dan mengamankan harta kekayaan dan data finasial bank.
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
d. Mengurangi dampak atau kerugian dari kesalahan operasional, penyalahgunaan wewenang, kehilangan, penyimpangan termasuk kecurangan
dan pelanggaran aspek kehati–hatian serta menghindari kerugian operasional yang tidak terduga.
2. Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang relevan, akurat, lengkap, dapat dipercaya dan tepat waktu yang diperlukan dalam rangka pengambilan
keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. 3. Menjamin bahwa semua kegiatan usaha telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang berlaku baik ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah, otoritas pengawasan bank maupun kebijakan dan
prosedur intern, strategi bisnis dan rencana kerja yang ditetapkan oleh bank. Dalam kegiatan operasional Bank, setiap data kerugian operasional yang terjadi
harus dicatat dalam sistem informasi manajemen bank baik secara elektronis atau manual sesuai jenis transaksi dan kerugiannya dengan disertai penjelasan mengenai
kondisi operasional saat itu. Informasi yang perlu dicatat yaitu : 1. Jenis, nilai transaksi dan volume transaksi yang sejenis pada hari itu.
2. Pihak yang terkait dengan kerugian operasional tersebut. 3. Jenis kesalahan seperti problem sistem, pinalti atau denda.
4. Akibat terjadinya kerugian seperti frekuensi yang sering dengan dampak kerugian operasional adalah biaya yang dikeluarkan Bank untuk menyelesaikan
kerugian tersebut.
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Secara priodik harus dilakukan analisis terhadap data kerugian operasional yang terjadi selama priode waktu tertentu oleh petugas atau satuan kerja yang ditunjuk dan
bertujuan untuk : 1. Menentukan faktor risiko untuk menilai dampak kerugian operasional dari setiap
jenis risiko yang mungkin terjadi. 2. Memahami penyebab terjadinya risiko kerugian.
3. Mengukur frekuensi terjadinya risiko dan menentukan potensi timbulnya risiko kerugian yang disesuaikan dengan perkembangan bisnis bank.
4. Menentukan kuadran tingkat risiko dari setiap jenis produk, jasa layanan dan transaksi yang diberikan Bank, yaitu :
a. Sering terjadi dengan dampak kerugian yang kecil. b. Sering terjadi dengan dampak kerugian yang cukup besar atau signifikan.
c. Jarang terjadi dengan dampak kerugian yang kecil. d. Jarang terjadi dengan dampak kerugian yang besar.
5. Mengatisipasi dan mengusulkan tindak lanjut penyesuaian yang harus dilakukan untuk mengurangi potensi risiko.
Sistem pengendalian intern merupakan salah satu faktor pendukung manajemen risiko dan setiap perusahaan memiliki pengendalian intern. Pengendalian intern
adalah proses yang diberlakukan oleh pimpinan organisasi, manajemen dan operasional lainnya. Sistem pengendalian intern harus dilakukan secara efektif,
disiplin dan terintegrasi sebagai bagian dari kegiatan operasional sehari–hari yang bertujuan untuk memantau jenis–jenis risiko yang telah diidentifikasi dalam proses
evaluasi dan penilaian risiko dan terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
1. Penentuan struktur dan mekanisme pengendalian intern atas jenis–jenis risiko disetiap kegiatan bisnis sesuai karakteristik dan sifat risikonya untuk memastikan
terlaksananya kegiatan pengendalian intern. 2. Pembuatan kebijakan dan prosedur pengendalian intern atau ketentuan intern
lainnya yang mengatur pelaksanaan kegiatan operasional serta mekanisme pengendalian intern secara harian.
3. Implementasi kebijakan dan prosedur pengendalian intern dalam setiap kegiatan bisnis.
4. Verifikasi atas pelaksanaan kebijakan dan prosedur pengendalian intern. 5. Kelengkapan dokumentasi atas hasil temuan audit dan proses verifikasi secara
berkala dan berkesinambungan terhadapa tindakan yang telah dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan terjadi.
Sistem pengendalian intern yang berlaku harus senantiasa dievaluasi dan diperbaharui sesuai perkembangan volume dan kompleksitas bisnis Bank agar
mampu meningkatkan kualitas sistem pengendalian intern dan mengantisipasi setiap perubahan potensi risiko yang bersifat material didalam kegiatan usaha atau produk
baru khususnya terhadap faktor risiko yang sebelumnya tidak terdeteksi. Adapun sistem pengendalian intern yang berlaku harus meliputi :
1. Pengawasan berupa pembuatan laporan atas pelaksanaan sistem pengendalian intern dan laporan penyimpangan secara periodik kepada atasan langsung atau
manajemen terkait. 2. Kepatuhan terhadap seluruh ketentuan mengenai eksposur limit yang berlaku
melalui pemeriksaan secara priodik.
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
3. Kewenangan persetujuan yang dilaksanakan melalui pembatasan limit transakasi untuk memastikan transaksi dengan kondisi dan jumlah tertentu yang telah
diperiksa dan direview kelayakannya oleh officer yang berwenang. 4. Pemeriksaan dan rekonsiliasi berguna untuk memeriksa kebenaran pelaksanaan
transaksi dan kegiatan yang dilakukan baik terkait dengan arus dana maupun tidak.
5. Sistem informasi keuangan manajemen yang lengkap, akurat, tepat guna dan tepat waktu disertai dengan jalur pelaporan yang jelas dan terstruktur.
6. Dapat mendeteksi kelemahan dan penyimpangan yang terjadi secara tepat waktu. 7. Mampu memastikan terselenggaraya kegiatan opersional secara efektif dan
efisien yang didukung dengan suatu budaya risiko yang baik pada seluruh jajaran organisasi Bank.
8. Dapat mengiidentifikasi setiap kegiatan opersional yang memiliki potensi terjadinya conflict of interest.
9. Terdapat pemisahan fungsi dan tanggung jawab secara efektif dan jelas untuk memisahkan fungsi pelaksana bisnis satuan kerja marketing dengan fungsi
support yang memiliki akses terhadap data finansial maupun non-finansial 10. Memiliki fungsi pemantauan risiko oleh pihak independent.
11. Terdapat prosedur review secara priodik untuk memastikan kepatuhan terhadap
kebijakan dan prosedur yang berlaku oleh petugas independent.
Secara priodik harus dilakukan evaluasi dan satuan kerja manajemen risiko atau satuan kerja audit intern untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian intern
yang dilakukan. Setiap defisiensi dalam sistem pengendalian intern atau kebijakan dan prosedur yang berlaku, harus segera dilaporkan kepada direksi. Untuk itu, dalam
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
pelaksanaan implant banking perlu dilakukan pemantauan atau pemeriksaan dan pengujian transaksi yang harus dilakukan untuk memastikan :
1. Ketaatan terhadap kebijakan, prosedur dan limit. 2. Keakuratan dan kelengkapan dari pencatatan data finansial dan non financial.
3. Kelayakan dan kebenaran pelaporan data finansial yang dikeluarkan. 4. Pelaksanaan sistem pengendalian intern atas hal–hal khusus yang perlu
diperhatikan seperti produk baru, produk kompleks dan lain–lain. Keuntungan dalam kegiatan operasional bank secara umum diperoleh dari
penyediaan jasa layanan kepada nasabah dan melakukan kegiatan bisnis yang memiliki risiko sebagai kompensasi atas keuntungan yang akan diperoleh. Untuk itu,
evaluasi terhadap sistem pengendalian secara rinci perlu dilakukan apabila : 1.
Terdapat perubahan prosedur atau kondisi operasional. 2.
Perubahan teknologi atau penambahan sistem operasi baru. 3.
Pertumbuhan volume bisnis yang cepat atau tidak wajar. 4.
Implementasi suatu produk baru. 5.
Terjadi restrukturisasi organisasi seperti merger dan akusisi. Proses evaluasi dan pengujian terhadap sistem pengendalian intern yang berlaku
harus memenuhi ketentuan yaitu : 1.
Dapat dilaksanakan oleh petugas yang memiliki pemahaman secara menyeluruh dan mendalam terhadap produk dan proses kegiatan bisnis yang dievaluasi.
2. Dilakukan secara menyeluruh dan terstuktur yang mencakup berbagai aspek
risiko khususnya jenis–jenis risiko yang jarang terjadi tetapi memiliki dampak kerugian yang cukup besar.
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pelaksanaan implant banking, pengendalian intern merupakan dari beberpa elemen yang saling berhubungan dan terdiri dari :
1. Pengawasan dan pengarahan dari jajaran direksi dan manajemen senior yang
didukung oleh struktur organisasi serta garis fungsi dan tanggung jawab yang jelas dan pemahaman seluruh karyawan terhadap setiap kebijakan dan strategi
bisnis bank. 2.
Pembentukan budaya risiko disetiap jajaran organisasi sehingga setiap karyawan dapat terlibat aktif dalam proses sistem pengendalian intern bank yang didukung
dengan penerapan accountability, standar integritas bank kode etik yang transparan.
3. Penilaian risiko secara berkelanjutan sehingga mampu mengidentifikasi dan
mengevaluasi berbagai faktor risiko yang dapat menimbulkan kerugian operasional serta didukung dengan metode untuk mengukur besaran risiko yang
mungkin terjadi. 4.
Aktvitas kontrol yang bertujuan untuk mereview hasil kerja operasi dan mendeteksi problem secara dini melalui pemisahan fungsi dan tanggung jawab
secara jelas, proses rekonsialisasi, kewenangan persetujuan, verifikasi, kontrol fisik terhadap tangible asset.
5. Sistem informasi manajemen yang efektif dan komprehensif, mengenai data
finansial dan non finansial bank maupun informasi kondisi pasar terkini secara akurat, dapat dipercaya, tepat waktu dan dalam format yang konsisten.
6. Pengawasan dan pemeriksaan untuk mengevaluasi kelayakan sistem
pengendalian intern bank, memeriksa penyimpangan serta menganalisa problem
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
bank, melalui fungsi audit yang efektif dan komprehensif oleh karyawan yang terlatih dan kompeten.
Sistem pengendalian intern wajib didukung dengan suatu sistem informasi manajemen yang layak dan dapat diakses dengan mudah sehingga dapat
menghasilkan informasi data keuangan, operasioanl dan kondisi pasar secara akurat, relevan dan tepat waktu yang disajikan dalam format yang konsisten untuk keperluan
pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen yang berlangsung harus konsisten, informative dan disampaikan secara rutin yang mampu melaporkan
mengenai kondisi keuangan, kinerja usaha dan ekposur risiko bank yang mencakup eksposur kuantitatif dan eksposur kualitatif secara terukur baik secara keseluruhan
maupun rinci menurut jenis risiko atau setiap kegiatan usaha Bank. Sistem informasi yang dipergunakan untuk penyimpanan dan penggunaan data
elektronis dan harus memenuhi standar pengamanan yang berlaku dan diuji kelayakannya secara priodik. Untuk itu, setiap kepala satuan kerja harus memastikan
terselenggaranya sarana komunikasi internal yang efektif agar setiap karyawan dapat memahami kebijakan dan prosedur serta informasi lain yang diperlukan khususnya
yang terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya yaitu : 1. Memastikan setiap risiko bisnis serta kondisi operasional yang telah
diinformasikan kepada atasan langsung. 2. Memastikan setiap karyawan telah menerima pengarahan dan penjelasan
mengenai strategi, target dan tujuan.
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Pria
50 60,98
2. Wanita
32 39,02
82 100
Jumlah
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan judul skripsi ini yaitu: Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna pada PT Bank Bumiputera, Tbk.
Cabang Iskandar Muda Medan maka peneliti menganalisis dan membahas
variabel dari manajemen risiko yang ada pada PT Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan.
A. Analisis Deskriptif