Pengertian Manajemen Risiko Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009. USU Repository © 2009

D. Pengertian Manajemen Risiko

Perkembangan manajemen risiko dimulai sejak tahun 1990-an, dapat dilihat bahwa semakin lama semakin banyak pihak yang mensyaratkan untuk menerapkan manajemen risiko. Ada pihak yang mensyaratkannya melalui standar nasional maupun internasional. Ada pula yang mensyaratkannya melalui peraturan. Perkembangan ini rasanya wajar, di tengah meningkatnya ketidakpastian yang melingkupi lingkungan bisnis sekarang ini, para pemegang kepentingan tentunya akan merasa terjamin bila organisasi yang terkait menerapkan manajemen risiko sebagai langkah antisipatif. Menurut Williams dan Richard Siahaan, 2007:1, risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. Senada dengan itu menurut Darmawi Siahaan, 2007:1 menyatakan bahwa risiko adalah penyebaran atau penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan dan probabilitas sesuai hasil yang berbeda dengan yang diharapkan. Menurut Salim Siahaan, 2007:1, risiko adalah ketidaktentuan yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian. Sementara itu, Ronitua Idroes, 2006:13, mengemukakan beberapa definisi risiko, yaitu: 1. Risk is the chance of loss atau risiko adalah kans kerugian yaitu suatu kemungkinan kerugian. Risiko ini juga sering dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. 2. Probabilitas suatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Definisi ini mungkin sangat mendekati dengan pengertian risiko yang dapat dipakai sehari-hari. Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009. USU Repository © 2009 3. Risk is Uncertainty atau risiko adalah ketidakpastian adalah risiko yang berhubungan dengan ketidakpastian yaitu adanya risiko karena adanya ketidakpastian. 4. Risk is the disperation of actual from expected result atau risiko penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan adalah suatu derajat penyimpangan nilai suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata. Penyimpangan hasil aktual dari hasil yang di harapkan sesungguhnya merupakan versi lain dari definisi risk is uncertainty, dimana penyimpangan relatif merupakan suatu pernyataan ketidakpastian secara statistik. 5. Risk is the probability of any out come different from the one expected atau risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda outcome yang diharapkanadalah risiko merupakan probabilitas obyektif bahwa outcome yang aktual dari suatu kejadian akan berbeda dari outcome yang diharapkan. Probabilitas obyektif dimaksudkan sebagai frekuensi relatif yang didasarkan atas perhitungan ilmiah. Kunci dalam definisi ini adalah bahwa risiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal tetapi probabilitas dari outcome yang berbeda dari yang diharapkan. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu istilah risiko dapat didefinisikan dalam berbagai cara dan masing-masing definisi itu mengandung kelebihan dan kelemahan masing-masing. Jadi masing-masing definisi itu dapat mengisi satu sama lain. Risiko selalu terdapat di dalam sasaran, maka sebuah perusahaan atau perlu mengidentifikasi risiko. Setelah risiko diidentifikasi selanjutnya perlu melakukan assesmen risiko atau penilaian risiko untuk mengetahui level risiko, Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009. USU Repository © 2009 jika telah diketahui level risiko maka selanjutnya perlu memberi tanggapan. Tujuan dari identifikasi risiko adalah untuk mengenali peristiwa yang dapat berakibatkan negatif pada tujuan, startegi, sasaran dan target. Hasil dari identifikasi risiko adalah daftar risiko yang berisi peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi di waktu yang akan dating yang dapat berdampak negatif. Dalam identifikasi risiko ini salah satu kesulitan yang sering muncul adalah kesulitan untuk menggolong- golongkan risiko dan cara mengatasinya yaitu harus dapat mengenali secara lengkap risiko-risiko yang berkaitan dengan sasaran untuk segera dilakukan assesmen dan ditindaklanjuti dengan pemberian tanggapan dan perlakuan yang sesuai. Risiko yang diidentifikasi dapat ditentukan sumbernya melalui risiko sosial, risiko fisik dan risiko ekonomi. Risiko sosial adalah masyarakat artinya tindakan orang-orang menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan kita. Risiko fisik adalah risiko yang berasal dari fenomena alam dan hal lainnya adalah karena kesalahan manusia.Risiko ekonomi adalah risiko yang sering dihadapi oleh perusahaan seperti inflasi, fluktuasi lokal dan ketidakstabilan perusahaan individu. Risiko yang telah diidentifikasi selanjutnya di assesmen atau dianalisis. Analisis dilakukan terhadap masing-masing risiko untuk memperkirakan besarnya akibat negatif yang ditimbulkan terhadap sasaran bila risiko itu terjadi. Besarnya akibat negatif sebaiknya kita nyatakan dalam bentuk deviasi yang ditimbulkannya terhadap sasaran. Apabila sasaran telah dirumuskan secara kuantitaif maka perkiraan akibat negative atas sasaran tersebut dapat dinyatakan berupa persen deviasi yang timbul atas sasaran. Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009. USU Repository © 2009 Pembagian risiko menjadi empat level Idroes, 2006:20, risiko yang paling tinggi yaitu Risiko Ekstrim disingkat: E, selanjutnya diikuti berturut-turut ke bawah menjadi Risiko Tinggi T, Risiko Moderat M, dan Risiko Rendah R. Level risiko atau eksposur risiko diukur dan ditentukan berdasarkan dua faktor yaitu : 1. Faktor akibat adalah Seberapa besar akibat negatif yang timbul bila suatu risiko akhirnya benar-benar terjadi. 2. Faktor kemungkinan adalah Seberapa besar kemungkinan atau probabilitas suatu risiko dapat terjadi. Risiko dapat berasal dari sumber lingkungan internal atau dari lingkungan dalam organisasi dan dapat juga berasal dari sumber eksternal atau dari lingkungan luar organisasi. Risiko yang berasal dari sumber internal misalnya Pemogokan tenaga kerja, demotivasi tenaga kerja, kekuranghandalan eksternal misalnya Kerusuhan missal, meningkatnya persaingan dan kenaikan harga. Manajemen risiko berkaitan erat dengan fungsi perusahaan lainnya yaitu fungsi akunting, keuangan, marketing dan personalia. Adapun analisis satu persatu dari fungsi tersebut adalah: 1. Hubungan dengan fungsi akunting yaitu mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan dengan jalan melakukan internal control atau internal audit, melaui rekening asset bagian akunting mengidentifikasikan dan mengukur eksposure kerugian terhadap harta dan melalui penilaian rekening seperti rekening piutang, bagian akunting mengukur risiko piutang dan mengalokasikan cadangan dana eksposure kerugian piutang. Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009. USU Repository © 2009 2. Hubungan dengan fungsi keuangan yaitu bagian keuangan melakukan banyak penetapan yang mempengaruhi manajemen risiko. Bagian keuangan biasanya menganalisis pengaruh turunnya profit dan cash flow. Karena menurunnya profit bisa menghalangi pencapaian tujuan perusahaan, maka kegiatan seperti itu tercantum dalam program manajemen risiko. 3. Hubungan dengan marketing yaitu Kegiatan marketing dapat menciptakan risiko, terutama risiko tanggung-gugat. Misalnya perusahaan dituntut oleh pihak luar dalam penggunaan packaging yang tidak memenuhi syarat. Perusahaan mungkin lalai memberi tahu konsumen tentang bahaya yang mungkin terjadi jika produk itu menyimpang dari aturan yang diberikan. Dalam mempromosikan produk ke customer, mengandung berbagai macam risiko yang perlu terlebih dahulu dianalisis oleh manajemen risiko. Itulah sebabnya bagian marketing harus selalu waspada terhadap risiko yang timbul pada setiap aktivitas marketing dan bagian manajemen risiko yang seharusnya diberi informasi secepatnya. 4. Hubungan dengan personalia yaitu Bagian personalia memiliki banyak tanggung jawab dibidang risiko. Contohnya adalah perancangan, instalasi dan administrasi program-program kesejahteraan pegawai. Walaupun pada beberapa perusahaan manajer perusahaan manajer risiko yang bertanggung jawab penuh untuk program- program kesejahteraan itu, tetapi kebanyakan perusahaan memberi wewenang penuh atau sebagian pada bagian personalia. Jika diurus bersama, maka bagian personalia baiasanya bertugas mengadakan perundingan dengan serikat pekerja yang menetapkan hak dan kewjiban serta kesejahteraan. Bagian personalia bertanggung jawab untuk seleksi dan latihan personil, maka bagian personalia yang Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009. USU Repository © 2009 bertanggung jawab dalam mengawasi jabatan yang mengandung risiko, misalnya kecelakaan dan penyakit. Dalam banyak kasus bagian personalia memiliki tanggung jawab langsung untuk keselamatan. Dalam kasus lain tanggung jawab ini dipikul bersama dengan bagian engineering dan bagian manajemen risiko.

C. Macam-macam Risiko