Latar Belakang Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun

Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 BAB I PENDAHULUAN

1.6 Latar Belakang

Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama dan cita-cita setiap negara. Tingkat kesejahteraan suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan pembangunan di negara tersebut. Pola konsumsi suatu masyarakat mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut khususnya dalam perekonomian. Konsumsi rumah tangga berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya dikarenakan pendapatan, jumlah tanggungan, jabatan dan kebutuhan yang berbeda-beda pula. Konsumsi rumah tangga yang tinggi namun dapat diseimbangkan dengan pendapatan yang tinggi merupakan suatu kondisi yang wajar, tapi apabila konsumsi yang tinggi dengan pendapatan yang rendah bisa menyebabkan masalah perekonomian yang dapat mengurangi tingkat kesejahteraan di suatu negara. Setiap orang atau keluarga mempunyai skala kebutuhan yang dipengaruhi oleh pendapatan. Kondisi pendapatan seseorang akan mempengaruhi tingkat konsumsinya. Makin tinggi pendapatan, makin banyak jumlah barang yang dikonsumsi. Sebaliknya, makin sedikit pendapatan, makin berkurang jumlah barang yang dikonsumsi. Bila konsumsi ingin ditingkatkan sedangkan pendapatan tetap, terpaksa tabungan digunakan akibatnya tabungan berkurang. Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 Secara umum dapat dikatakan bahwa persoalan yang dihadapi masyarakat adalah bersumber dari jumlah kebutuhan yang tidak terbatas. Biasanya manusia tidak pernah merasa puas dengan mendapatkan benda yang mereka peroleh dan prestasi yang mereka capai. Apabila keinginan dan kebutuhan masa lalu sudah dipenuhi, maka keinginan-keinginan yang baru akan muncul. Di negara-negara yang miskin hal seperti itu memang lumrah. Konsumsi makanan yang masih rendah dan perumahan yang kurang memadai telah mendorong masyarakat untuk berusaha mencapai taraf hidup yang lebih tinggi. Di negara yang sangat kaya sekalipun, seperti di Jepang dan Amerika Serikat, masyarakat masih mempunyai keinginan untuk mencapai kemakmuran yang lebih tinggi dari yang telah mereka capai pada masa sekarang ini Sukirno.2008:6. Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki porsi terbesar dalam total pengeluaran agregat. Misalnya, porsi pengeluaran rumah tangga di Indonesia pada tahun 1996 sebelum krisis ekonomi mencapai sekitar 60 dari pengeluaran agregat. Bahkan pada awal tahun 1970 porsi pengeluaran rumah tangga mencapai angka sekitar 70 dari pengeluaran agregat. Sedangkan pengeluaran pemerintah umumnya berkisar antara 10-20 dari pengeluaran agregat. Mengingat porsinya yang besar tersebut, maka konsumsi rumah tangga mempunyai pengaruh yang besar pula terhadap stabilitas perekonomian. Berbeda dengan konsumsi pemerintah yang bersifat ekso-genus, konsumsi rumah tangga bersifat endogenus. Dalam arti, besarnya konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan faktor-faktor lain yang dianggap mempengaruhinya. Oleh karena itu, dapat pula disusun teori dan model yang Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 menghasilkan pemahaman tentang hubungan tingkat konsumsi dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.Rahardja dan Manurung.2002 : 225 Tenaga kerja menerima gaji, pemilik alat-alat modal menerima bunga, pemilik tanah dan harta tetap lain menerima sewa, dan pemilik keahlian keusahawanan menerima keuntungan. Berbagai jenis pendapatan tersebut akan digunakan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai barang ataupun jasa yang diperlukan. Dalam perekonomian yang masih rendah taraf perkembangannya, sebagian besar pendapatan yang dibelanjakan tersebut digunakan untuk membeli makanan, pakaian, dan kebutuhan sehari- hari lainnya. Pada tingkat perekonomian yang lebih maju pengeluaran untuk makanan dan pakaian bukan lagi bagian yang terbesar dari konsumsi rumah tangga. Pengeluaran-pengeluaran lain seperti pendidikan, pengangkutan, perumahan, dan rekreasi menjadi sangat bertambah penting.www.journal.com Sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka semakin banyak tumbuh perusahaan-perusahaan baik dalam skala besar maupun kecil. Setiap perusahaan yang kecil maupun yang besar, semuanya memiliki masalah dalam menjalankan kegiatan operasional untuk perkembangannya. Salah satu yang menjadi masalah adalah karyawan. Dengan adanya karyawan, maka perusahaan dapat menjalankan kegitan-kegiatannya. Sebagai imbalan perusahaan memberikan gaji atau upah kepada karyawan. Gaji atau upah inilah yang nantinya akan digunakan oleh karyawan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain daripada itu, gaji atau upah Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 ini juga merupakan suatu alat motivasi karyawan agar bekerja dengan produktivitas yang tinggi. Pada prinsipnya, dalam menggunakan karyawan perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Dalam hal ini diperlukan suatu kebijaksanaan dari pimpinan serta tanggung jawab pimpinan dalam pemberian gaji atau upah bagi karyawan. Hal ini dikarenakan upah sangat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan karyawan dimana gaji yang diterima akan dijadikan sebagai sumber pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga seperti pangan, sandang, biaya pendidikan dan kebutuhan yang lainnya. Di negara berkembang, pengeluaran pangan masih merupakan bagian terbesar dari pengeluaran konsumsi rumah tangga. Tingginya pengeluaran pangan di negara berkembang berkaitan dengan proses perbaikan pendapatan yang dirasakan masyarakat. Di samping itu, untuk meningkatkan pemenuhan nutrisi penduduk di negara berkembang adalah dengan menambah pengeluaran pangan. Jika pendapatan yang diterima karyawan bisa dipergunakan dengan baik maka kesulitan finansial bisa teratasi. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Adanya anggapan bahwa faktor pendapatan menjadi penentu besarnya tingakat konsumsi, karena konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya. Semakin besar pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran untuk konsumsi. Namun dengan demikian, tingkat pendapatan bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi konsumsi. Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “ Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun”.

1.7 Perumusan Masalah