Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokolerasi Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 H a diterima H O diterima Gambar 3.2 Kurva Normal Untuk F-satistik

3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

3.8.1 Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai R 2 , t-statistik, f- satistik, serta standart error. Adanya multikolineritas ditandai dengan: 1. Standar error tidak terhingga 2. Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pad a = 5, = 10, = 1. 3. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori. 4. R 2 sangat tinggi.

3.8.2 Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas ialah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas, yaitu E Xi, i ≠ 0, Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 sehingga E i 2 ≠ 2 . Pengujian untuk mendeteksi heterokedastisitas dilakukan dengan cara uji formal yaitu uji white. Pengujian di mulai dengan membentuk model estimasi : LogY = + 1 Log X 1 + 2 Log X 2 + 3 Log X 3 + Apabila nilai probabilitasnya lebih rendah dari 0,05 maka terdapat heterokedastisitas pada hasil estimasi. Sebaliknya jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05, maka hasil estimasi tidak terkena heterokedastisitas.

3.8.3 Autokolerasi

Autokolerasi terjadi apabi la error term dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila variabel ei.ej ≠ 0 untuk 1 ≠ j dalam hal ini dapat dikatakan memiliki masalah autokorelasi. Ada beberapa cara untuk mengetahui keberadaan autokorelasi, yaitu: 1. Dengan memplot grafik. 2. Dengan Durbin Watson D-W test ∑ {etet-1} 2 D-hitung = ∑ e 2 t Dengan hipotesis sebagai berikut : H O : = 0 tidak ada autokorelasi H a : ≠ 0 ada autokolerasi Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai nilai . Hipotesis yang digunakan adalah: Inconclusive Inconclusive Autokolerasi + Autokolerasi - H O diterima 0 dl du 2 4-du 4-dl 4 Gambar 3.3 Kurva Uji Dw Keterangan: H O : tidak ada korelasi Dw dl : tolak H O ada korelasi positif Dw 4-dl : tolak H O ada korelasi negatif Du dw 4-du : terima H O tidak ada korelasi positif Dl ≤ dw ≤ du : tidak bisa disimpulkan inconclusive 4-du ≤ dw ≤ 4-dl : tidak bisa disimpulkan inconclusive Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009

3.9 Defenisi Operasional