Perumusan Masalah Hipotesis Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Pengertian Pendapatan dan Fungsi Pendapatan

Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “ Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun”.

1.7 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dikaji dan dibahas dalam penelitian ini adalah “ Apakah pendapatan ,jumlah tanggungan dan umur karyawan mempengaruhi pola konsumsi karyawan PT. Bridge stone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun?”

1.8 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah “ Pendapatan, jumlah tanggungan dan umur karyawan berpengaruh positif terhadap pola konsumsi karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun”.

1.9 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan, jumlah tanggungan dan umur karyawan terhadap pola konsumsi karyawan PT. Bridge stone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun”. Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009

1.10 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni. 2. Sebagai tambahan informasi dan masukan bagi mahasiswai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara terutama mahasiswai Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutunya. 3. Sebagai masukan maupun perbandingan bagi kalangan akademisi dan penelitian lain yang tertarik dan menaruh perhatian pada penelitian sejenis. 4. Sebagai penambah, pelengkap, sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada menyangkut topik yang sama. Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Kecenderungan Mengkonsumsi

Salah satu peralatan penting dalam teori ekonomi Keynes ialah kecenderungan mengkonsumsi yang menyoroti hubungan antara konsumsi dan pendapatan. Bila pendapatan meningkat, konsumsi juga meningkat, tetapi kenaikan ini tidak sebanyak kenaikan pada pendapatan tersebut. Tingkah laku konsumsi ini selanjutnya menjelaskan mengapa ketika pendapatan naik, tabungan juga naik. Di negara terbelakang hubungan pendapatan ,konsumsi dan tabungan ini tidak ada. Rakyat sangat miskin dan jika pendapatan mereka meningkat, mereka mempergunakannya lebih banyak pada barang konsumsi karena mereka cenderung ingin memenuhi keinginan mereka yang tak terpenuhi. Kecenderungan marginal mengkonsumsi sangat tinggi di negara tersebut sedangkan kecenderungan menabung sangat rendah. Ekonomi Keynes menunjukkan kepada kita bahwa bilamana kecenderungan marginal mengkonsumsi tinggi, maka permintaan konsumsi, output dan pekerjaan meningkat dengan laju yang lebih cepat daripada kenaikan pendapatan. Sedangkan dalam praktik, seseorang tidak akan mengetahui secara tepat, berapa besar pendapatan tenaga kerja seumur hidupnya, dan rencana-rencana konsumsi seumur hidup berdasarkan ramalan-ramalan atas pendapatan tenaga kerja dikemudian hari, yang Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 mana pendapatan tenaga kerja seumur hidup yang diharapkan akan berhubungan dengan pendapatan disposable tenaga kerja “yang sekarang”.Jhingan, 1994:17

2.1.1 Konsumsi Rumah Tangga

Herlambang dkk., 2001www.journal.com Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah total nilai pasar dari barang-barang dan jasa-jasa yang dibeli oleh rumah tangga dan lembaga-lembaga nirlaba. Pengeluaran konsumsi rumah tangga terdiri atas dua komponen utama, yaitu a pengeluaran untuk membeli barang- barang tahan lama seperti mobil, mesin cuci, tv, dan yang lainnya; b pengeluaran untuk barang-barang yang tidak tahan lama, seperti makanan, pakaian, sabun, dan jasa lainnya. Dumairy, 1997www.journal.com Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatan. Secara makro agregat, pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan semakin besar pula pengeluarannya untuk konsumsi. Perilaku konsumsi masyarakat tidak bisa dilepaskan dari perilaku tabungannya. Bilamana pendapatan bertambah, baik konsumsi maupun tabungan, akan sama-sama bertambah. Pola konsumsi masyarakat yang kurang mapan biasanya didominasi oleh konsumsi kebutuhan-kebutuhan pokok atau primer. Sebaliknya, yang sudah mapan cenderung lebih banyak teralokasikan ke kebutuhan sekunder atau tersier. Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009

2.1.2 Pilihan dalam Mengkonsumsi

Pada hakikatnya kegiatan untuk membuat pilihan dapat dilihat dari dua segi. Dari segi penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki dan dari segi mengkonsumsi barang-barang yang dihasilkan. Setiap individu harus memikirkan cara terbaik dalam menggunakan sumber-sumber daya yang dimilikinya. Usaha ini juga bertujuan untuk memaksimumkan pendapatan yang akan dinikmatinya dengan menggunakan sumber-sumber daya yang dimilikinya. Seterusnya dengan pendapatan yang diterima, setiap individu akan menetukan jenis-jenis dan jumlah barang yang akan dikonsumsi. Dengan pendapatan yang dimiliki, setiap individu tidak dapat memiliki semua barang yang diinginkan. Oleh sebab itu sekali lagi mereka harus menentukan pilihan. Persoalan yang harus mereka selesaikan adalah: dengan menggunakan pendapatan mereka, barang-barang apakah yangperlu dibeli dan berapa jumlahnya agar pembelian dan penggunaan barang-barang tersebut akan memberi kepuasan yang maksimum bagi diri dan keluarganya Sukirno, 2008:8. Apabila dipergunakan tanpa kualifikasi apapun, istilah konsumsi itu, di dalam ilmu ekonomi akan secara umum diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa-jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia. Namun harap diingat bahwa beberapa macam barang, seperti mesin-mesin maupun bahan mentah, dipergunakan untuk menghasilkan barang lain. Hal ini dapat kita sebut sebagai konsumsi produktif, sedangkan konsumsi yang langsung dapat memuaskan kebutuhan disebut sebagai konsumsi akhir . sekarang ini sudah tidak ada lagi yang Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 memperdebatkan, bahwa makanan yang dimakan oleh para buruh demi pekerjaan mereka adalah konsumsi produktif. Oleh karena itu, bahwa bahan bakar yang dikonsumsi oleh mesin-mesin dengan makanan yang dikonsumsi oleh para buruh atau para pekerja merupakan analogi yang benar. Namun, demikian sebenarnya terdapat perbedaan yang amat penting diantara keduanya, yaitu bahwa mesin-mesin itu secara spesifik sekali sengaja disesuaikan dengan kepentingan-kepentingan tertentu untuk memberikan jasa-jasa ekonomisnya serta tidak dapat disangkal lagi bahwa mesin itu sendiri sebenarnya tidak pernah mengharapkan untuk dapat mengkonsumsi bahan bakar itu. Sementara itu para pekerja, konsumsi makanannya itu ditentukan dengan memperhatikan selera maupun kesejahteraan.Rosyidi, 2006 :163

2.1.3 Konsep Kebutuhan Dasar

Bantuan Luar Negeri memang berhasil meningkatkan ekonomi negara yang sedang berkembang, tapi jurang kemiskinan antar penduduk tetap melebar dengan kata lain stategi pembanguan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi belum mampu mengadakan pemerataan pendapatan, mengurangi kemiskinan, dan juga belum dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang luas guna mengatasi pengangguran. Kegagalan strategi inilah yang menyebabkan dicarinya strategi baru dan kemudian dipilih model kebutuhan dasar sebagai dasar upaya pengganti. Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi individu maupun kebutuhan pelayanan sosial. Manusia mempunyai kecenderungan untuk tetap hidup serta mempertahankan bakat dan kehidupan sosialnya. Sebagai konsekuensinya mereka harus memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu primer maupun sekunder agar hidup layak sesuai dengan harkatnya sebagai anggota masyarakat Sumardi dan Evers,1989:129. Adapun kehidupan manusia itu bertingkat-tingkat adanya. Pada tingkat pertama primary needs atau kebutuhan primer orang membutuhkan sandang pakaian, pangan makanan dan minuman, dan papan tempat tinggal. Apabila kebutuhan primer ini sudah tercapai , maka muncullah di dalam pikiran manusia untuk memenuhi secondary needs atau kebutuhan tingkat kedua yang merupakan kebutuhan akan barang-barang perlu, yang antara lain berisi kebutuhan akan sepatu, sepeda, pendidikan, dan sebagainya. Jika keadaan memungkinkan bertambah kaya, misalnya muncul keinginan untuk memenuhi kebutuhan tingkat ketiga tertiary needs yang berisi akan kebutuhan akan barang mewah, kebutuhan tingkat keempat quartiary needs yang berisi akan kebutuhan barang-barang yang benar-benar mubadzir yang sebenarnya tidak diperlukan sama sekali dan seterusnya. Orang atau masyarakat akan sampai pada suatu tingkat kebutuhan tertentu hanya sesudah tingkat kebutuhan sebelumnya terpenuhi. Bagi masyarakat kaya , uang tersedia dengan relatif amat mudah. Bagi masyarakat seperti itu, kebutuhan tersier atau bahkan kuarter sudah mereka penuhi. Akan tetapi uang masih ada, lalu buat apa? Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 Maka muncullah kebutuhan yang macam-macam, seperti kebutuhan untuk berbuat maksiyat.Rosyidi, 2006 :50 Koentjoro Jakti Sumardi dan Evers, 1989:2 mendefenisikan model kebutuhan dasar sebagai suatu strategi memenuhi lima sasaran pokok, yaitu: 1. Dipenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan perumahan, peralatan sederhana dan berbagai kebutuhan yang dianggap perlu. 2. Dibukanya kesempatan luas untuk memperoleh jasa, pendidikan untuk anak, program preventif dan kuratif, kesehatan, air minum, pemukiman, dan lingkungan yang mempunyai infrastruktur dan komunikasi baik rural maupun urban. 3. Dijaminnya hak untuk memperoleh kesempatan kerja yang produktif termasuk menciptakan sendiri yang memungkinkan adanya balas jasa yang setimpal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 4. Terbinanya prasarana yang memungkinkan produksi barang dan jasa ataupun dari perdagangan internasional untuk memperolehnya dengan kemampuan untuk menyisihkan tabungan bagi pembiayaan usaha selanjutnya. 5. Menjamin adanya partisipasi massa dalam pengambilan keputusan pelaksanaan proyek-proyek. Untuk dapat menyediakan kebutuhan dasar dari satu rumah tangga, harus diketahui konsep kebutuhan dasar menurut rumah tangga tersebut dan menyelaraskan dengan pendapatannya untuk merealisir kebutuhan dasar yang dimkasud. Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009

2.1.4 Konsep dan Urutan Jenis Pengeluaran Konsumsi Masyarakat

Asumsi dasar tentang pola konsumsi suatu rumah tangga atau individu adalah bahwa setiap rumah tangga atau individu tersebut akan memaksimumkan kepuasannya, kesejahteraannya, kemakmurannya, atau kegunaannya. Pola konsumsi itu sendiri adalah jumlah persentase dari distribusi pendapatan terhadap masing-masing pengeluaran pangan, sandang, jasa-jasa serta rekreasi dan hiburan. BPS menyatakan katagori pengeluaran konsumsi adalah pengeluaran makanan, perumahan, pakaian, barang, dan jasa, dan pengeluaran non konsumsi seperti untuk usaha dan lain-lain pembayaran. Secara terperinci pengeluaran konsumsi adalah semua pengeluaran untuk makanan, minuman, pakaian pesta atau upacara, barang- barang lama dan lain-lain. Yang dilakukan oleh setiap anggota rumah tangga baik itu didalam maupun diluar rumah, baik untuk keprluan pribadi maupun untuk keperluan rumah tangga.BPS, 2007 : 10 Kebutuhan pokok sebagai kebutuhan esensial sedapat mungkin harus dipenuhi oleh suatu rumah tangga supaya mereka bisa hidup secara wajar. Kebutuhan esensial ini antara lain: 1 makanan, 2 pakaian, 3 perumahan, 4 kesehatan, 5 pendidikan, 6 partisipasi, 7 transportasi, 8 perawatan pribadi, dan 10 rekreasi. Alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok penggunaan, yaitu pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran bukan untuk makanan. Berikut ini akan disajikan daftar alokasi pengeluaran masyarakat : Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 2.1 Daftar Alokasi Pengeluaran Masyarakat A. MAKANAN B. BUKAN MAKANAN 1. Padi-padian 2. Umbi-umbian 3. Ikan 4. Daging 5. Telur dan Susu 6. Sayur-sayuran 7. Kacang-kacangan 8. Buah-buahan 9. Minyak dan Lemak 10. Bahan minuman 11. Bumbu-bumbuan 12. Bahan pangan 13. Makanan jadi 14. Minuman beralkohol 15. Tembakau dan sirih 1. Perumahan dan Bahan bakar 2. Aneka barang dan jasa a. Bahan perawatan badan sabun, pasta gigi, parfum, dll b. Bacaan koran, majalah c. Komunikasi d. Kendaraan bermotor e. Transportasi f. Pembantu rumah tangga dan supir 3. Biaya Pendidikan 4. Kesehatan 5. Pakaian, alas kaki, tutup kepala 6. Barang-barang tahan lama 7. Pajak dan Premi Asuransi 8. Keperluan pesta dan upacara Sumber: BPS, Pengeluaran Konsumsi Untuk Penduduk Indonesia Per Provinsi,2007 Pengeluaran konsumsi rumah tangga secara lebih khusus dapat dibagi atas enam pos pengeluaran, yaitu: 1. Pengeluaran makanan Yaitu pengeluaran untuk makanan dan minuman, termasuk minuman ringan dan minuman beralkohol, serta tembakau dan sirih. 2. Pengeluaran sandang Yaitu pengeluaran untuk pakaian, keperluan-keperluan untuk kaki footwear dan tutup kepala. 3. Pengeluaran perumahan Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 Yaitu pengeluaran untuk sewa rumah, peralatan rumah tangga, perbaikan rumah, bahan bakar termasuk arang dan kayu api, penerangan, air serta pajak bumi dan bangunan. 4. Pengeluaran kesehatan Yaitu pengeluaran untuk penyediaan obat-obatan, ongkos dokter dan perawatan. 5. Pengeluaran pendidikan Yaitu pengeluaran untuk biaya sekolah seperti uang sekolah, serta pembelian buku dan alat tulis. 6. Pengeluaraan lain-lain Yaitu pengeluaran rupa-rupa perawatan pribadi, hiburan dan rekreasi. Pengeluaran rupa-rupa alat perawatan pribadi seperti pasta gigi, sabun dan alat-alat kecantikan. Pengeluaran untuk hiburan dan rekreasi seperti pengeluaran untuk tiket bioskop, perjalanan wisata dan lain-lain alat hiburan.

2.2 Pengertian Pendapatan dan Fungsi Pendapatan

Dalam ilmu ekonomi, istilah pendapatan mengandung arti yaitu hasil dari pekerjaan seseorang yang dikeluarkannya untuk mengkonsumsi suatu barang atau jasa dan selebihnya di tabung. Bentuk singkatnya adalah: Y = C + S Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 Pendapatan merupakan sejumlah uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi. Dengan kata lain pendapatan dapat juga diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima oleh pekerja atau buruh, dimana ia melekukan pekerjaan pada suatu perusahaan atau instansi tempat ia bekerja. Setiap orang yang bekerja berusaha untuk memperoleh pendapatan yang maksimal agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya Mankiw, 2003:4. Dengan bekerja maka seseorang akan memperoleh pendapatan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Badan Pusat Statistik membedakan pendapatan atas dua bagian, yaitu: 1. Pendapatan faktor yang didistribusikan Pendapatan jenis ini dapat dibagi menurut sumbernya, yaitu: • Penghasilan sebagai gaji dan upah • Penghasilan dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas • Penghasilan dari pemilikan harta 2. Transpor yang bersifat redistributif Yaitu transfer pendapatan yang tidak bersifat mengikat dan biasanya bukan merupakan imbalan atas penyerahan barang dan jasa atau harta milik. Badan Pusat Statistik juga merinci pendapatan dalam katagori sebagai berikut, yaitu: 1. Pendapatan berupa uang, yaitu pendapatan dari • Gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur, kerja kadang-kadang. Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 • Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah, hasil investasi yakni pendapatan dari hak milik tanah, keuntungan sosial yakni dari kerja sosial. 2. Pendapatan berupa barang yaitu: • Bagian pembayaran upah dan gaji yang berbentuk beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi. • Barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah seperti pemakaian barang yang diproduksi di rumah sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati. • Penerimaan yang bukan merupakan pendapatan yaitu penerimaan yang berupa pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman uang, kiriman uang, hadiah atau pemberian, warisan, menang judi, dan lain-lain. Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-pekerja di dalam suatu jenis kerja tertentu dan diantara berbagai golongan pekerjaan adalah: • Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan. • Perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan. • Perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan. • Terdapatnya pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan. Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 • Ketidak smpurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.Sukirno.2004:369

2.3 Hubungan Pendapatan Dengan Pengeluaran Konsumsi