Konsep Kebutuhan Dasar Kecenderungan Mengkonsumsi

Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 memperdebatkan, bahwa makanan yang dimakan oleh para buruh demi pekerjaan mereka adalah konsumsi produktif. Oleh karena itu, bahwa bahan bakar yang dikonsumsi oleh mesin-mesin dengan makanan yang dikonsumsi oleh para buruh atau para pekerja merupakan analogi yang benar. Namun, demikian sebenarnya terdapat perbedaan yang amat penting diantara keduanya, yaitu bahwa mesin-mesin itu secara spesifik sekali sengaja disesuaikan dengan kepentingan-kepentingan tertentu untuk memberikan jasa-jasa ekonomisnya serta tidak dapat disangkal lagi bahwa mesin itu sendiri sebenarnya tidak pernah mengharapkan untuk dapat mengkonsumsi bahan bakar itu. Sementara itu para pekerja, konsumsi makanannya itu ditentukan dengan memperhatikan selera maupun kesejahteraan.Rosyidi, 2006 :163

2.1.3 Konsep Kebutuhan Dasar

Bantuan Luar Negeri memang berhasil meningkatkan ekonomi negara yang sedang berkembang, tapi jurang kemiskinan antar penduduk tetap melebar dengan kata lain stategi pembanguan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi belum mampu mengadakan pemerataan pendapatan, mengurangi kemiskinan, dan juga belum dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang luas guna mengatasi pengangguran. Kegagalan strategi inilah yang menyebabkan dicarinya strategi baru dan kemudian dipilih model kebutuhan dasar sebagai dasar upaya pengganti. Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi individu maupun kebutuhan pelayanan sosial. Manusia mempunyai kecenderungan untuk tetap hidup serta mempertahankan bakat dan kehidupan sosialnya. Sebagai konsekuensinya mereka harus memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu primer maupun sekunder agar hidup layak sesuai dengan harkatnya sebagai anggota masyarakat Sumardi dan Evers,1989:129. Adapun kehidupan manusia itu bertingkat-tingkat adanya. Pada tingkat pertama primary needs atau kebutuhan primer orang membutuhkan sandang pakaian, pangan makanan dan minuman, dan papan tempat tinggal. Apabila kebutuhan primer ini sudah tercapai , maka muncullah di dalam pikiran manusia untuk memenuhi secondary needs atau kebutuhan tingkat kedua yang merupakan kebutuhan akan barang-barang perlu, yang antara lain berisi kebutuhan akan sepatu, sepeda, pendidikan, dan sebagainya. Jika keadaan memungkinkan bertambah kaya, misalnya muncul keinginan untuk memenuhi kebutuhan tingkat ketiga tertiary needs yang berisi akan kebutuhan akan barang mewah, kebutuhan tingkat keempat quartiary needs yang berisi akan kebutuhan barang-barang yang benar-benar mubadzir yang sebenarnya tidak diperlukan sama sekali dan seterusnya. Orang atau masyarakat akan sampai pada suatu tingkat kebutuhan tertentu hanya sesudah tingkat kebutuhan sebelumnya terpenuhi. Bagi masyarakat kaya , uang tersedia dengan relatif amat mudah. Bagi masyarakat seperti itu, kebutuhan tersier atau bahkan kuarter sudah mereka penuhi. Akan tetapi uang masih ada, lalu buat apa? Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009 Maka muncullah kebutuhan yang macam-macam, seperti kebutuhan untuk berbuat maksiyat.Rosyidi, 2006 :50 Koentjoro Jakti Sumardi dan Evers, 1989:2 mendefenisikan model kebutuhan dasar sebagai suatu strategi memenuhi lima sasaran pokok, yaitu: 1. Dipenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan perumahan, peralatan sederhana dan berbagai kebutuhan yang dianggap perlu. 2. Dibukanya kesempatan luas untuk memperoleh jasa, pendidikan untuk anak, program preventif dan kuratif, kesehatan, air minum, pemukiman, dan lingkungan yang mempunyai infrastruktur dan komunikasi baik rural maupun urban. 3. Dijaminnya hak untuk memperoleh kesempatan kerja yang produktif termasuk menciptakan sendiri yang memungkinkan adanya balas jasa yang setimpal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 4. Terbinanya prasarana yang memungkinkan produksi barang dan jasa ataupun dari perdagangan internasional untuk memperolehnya dengan kemampuan untuk menyisihkan tabungan bagi pembiayaan usaha selanjutnya. 5. Menjamin adanya partisipasi massa dalam pengambilan keputusan pelaksanaan proyek-proyek. Untuk dapat menyediakan kebutuhan dasar dari satu rumah tangga, harus diketahui konsep kebutuhan dasar menurut rumah tangga tersebut dan menyelaraskan dengan pendapatannya untuk merealisir kebutuhan dasar yang dimkasud. Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009. USU Repository © 2009

2.1.4 Konsep dan Urutan Jenis Pengeluaran Konsumsi Masyarakat