54 Mayangsari, 2000 mengatakan bahwa auditor yang berpengalaman memiliki
keunggulan diantaranya dalam hal : 1 mendeteksi kesalahan, 2 memahami kesalahan secara akurat, dan 3 mencari penyebab kesalahan, Melalui keunggulan
tersebut akan bermanfaat bagi klien untuk melakukan perbaikan-perbaikan, dengan demikian akan memberi kepuasan bagi auditan.
2.1.7. Motivasi Auditor
Tuntutan atau dorongan terhadap pemenuhan kebutuhan individu dan tuntutan atau dorongan yang berasal dari lingkungan, kemudian diimplementasikan dalam
bentuk prilaku. Maslow 1994 menyatakan motivasi berhubungan dengan lima macam kebutuhan penting yang secara bersama-sama membentuk sebuah hirarki.
Hierarki tersebut adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan. Flippo 1992, menyatakan pada dasarnya
motivasi adalah suatu ketrampilan dalam memadukan kepentingan karyawan dan kepentingan organisasi sehingga keinginan karyawan dipuaskan bersamaan dengan
tercapainya sasaran organisasi. Sedangkan Robbins 2004, menyatakan motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan
organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Kebutuhan adalah suatu keadaan internal yang menyebabkan
hasil tertentu tampak menarik. Pemberian rangsangan motivasi kepada bawahan dapat
dikelompokkan sebagai berikut Heidjrahman, 1994 :
55 a.
Motivasi tidak langsung; Merupakan kegiatan manajemen yang secara implisit mengarahkan kepada upaya memenuhi motivasi internal serta kepuasan
kebutuhan individu dalam organisasi. b.
Motivasi langsung ; Merupakan pengaruh kemauan karyawan yang secara langsung atau sengaja diarahkan kepada internal motif karyawan dengan jelas
memberikan rangsangan yang lebih terarah. c.
Motivasi negatif ; Merupakan macam kegiatan yang disertai ancaman dan hukuman terhadap karyawan yang tidak mau atau tidak mampu melaksanakan
perintah yang diberikan. d.
Motivasi positif ; Merupakan kegiatan dalam mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan kepuasan tertentu misalnya memberikan promosi,
memberikan insentif dan kondisi kerja yang lebih baik dan sebagainya. Beberapa alternatif metode guna memotivasi seseorang sebagai berikut :
a. Ancaman. Ancaman bersikap baik merupakan metode pemberian motivasi
sebagai usaha untuk meningkatkan semangat para karyawan dengan memberikan kondisi kerja yang baik, berbagai tunjangan, upah yang tinggi, dan pengawasan
yang baik. b.
Tawar menawar. Tawar menawar secara implisif diaman manajemen mendorong para karyawan menghasilkan sejumlah keluaran yang pantas, dengan membuat
suatu persetujuan untuk memberikan sebagai imbalannya dan pengawasan yang pantas.
56 c.
Persaingan. Persaingan untuk mendapatkan kenaikan upah, promosi yang diberikan kepada orang yang bekerja sangat baik, persaingan untuk memenuhi
kepuasan beberapa bentuk kebutuhan. d.
Internalisasi motivasi ; adalah pemberian rangsangan motivasi dengan cara memberikan peluang pemuasan kebutuhan melalui pekerjaan itu sendiri, sehingga
karyawan akan senang melakukan pekerjaan dengan baik. Gibson et. al 1993 : 94 mengutarakan bahwa motivasi adalah suatu konsep
yang kita gunakan jika kita menguraikan kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap atau di dalam diri individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Motivasi juga
dapat diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha yang
dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan
dengan perbuatannya. Meskipun bukan satu-satunya determinan tetapi motivasi dapat dikatakan sebagai determinan yang penting bagi prestasi seorang individu.
Komitmen profesional akan mengarahkan pada motivasi kerja secara profesional juga. Seorang profesional yang secara konsisten dapat bekerja secara profesional dan
dari upayanya tersebut mendapatkan penghargaan yang sesuai, tentunya akan mendapatkan kepuasan kerja dalam dirinya. Oleh karena itu, motivasi tidak dapat
dipisahkan dengan kepuasan kerja yang seringkali merupakan harapan seseorang Trisnaningsih : 2004.
57
2.2. Review Penelitian Terdahulu