penyetrikaan petugas melakukan pelipatan terlebih dahulu agar linen mudah disetrika namun pada tahap pencucian linen yang seharusnya linen di lipat setelah
selesai setrika. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap informan 3 petugas
pencucian linen saat observasi pada proses penyetrikaan linen menyatakan bahwa,
“kalo
nyetrika kami mulai jam set 2 setelah istirahat, iya kami lipat dulu biar gampang disetrika jadi nanti bagian luar sama dalam lipatan aja yang
disetrika” Hasil penelitian Sugianti 2005 menunjukan bahwa proses penyetrikaan
linen di RSU Daerah Kabupaten purbalingga masih tidak sempurna karena dalam proses penyetrikaan masih menggunakan setrika pres sehingga seluruh permukaan
linen tidak tersetrika. Penyetrikaan dapat dilakukan dengan mesin setrika besar dapat di setel
sampai dengan suhu sampai dengan 120
o
C, namun harus diingat bahwa linen mempunyai keterbatasan terhadap suhu sehingga suhu disetel antara 70-80
o
C Depkes, 2004.
Penyetrikaan di Unit
laundry
RSU X sudah baik petugas menyesuaikan panas mesin setrika uap sesuai dengan ketentuan Kepmenkes 1204 yaitu 70
o
C, hanya saja seharusnya dalam proses penyetrikaan linen dilipat setelah proses
penyetrikaan selesai sehingga seluruh bagian pada linen dapat tersetrika. Hal ini terjadi mungkin saja karena petugas menyesuaikan waktu kerja dengan beban
kerja yang ada.
5.2.6 Proses Penyimpanan Linen Unit Instalasi
Laundry
Rumah Sakit Umum X Kota Medan
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan observasi di ruang penyimpanan linen bersih menunjukkan bahwa pada tahap penyimpanan petugas
sudah memisahkan linen sesuai jenisnya dan di tiap lantai terdapat lemari penyimpanan untuk di setiap kamar, hanya saja saat menyimpan linen petugas
tidak meletakan linen di bagian bawah sehingga memungkinkan linen dipakai berulang dan pada saat penyimpanan di beberapa lantai terdapat lemari yang tidak
tertutup saat linen akan disimpan dan ada beberapalemari yang kondisi pintunya sudah tidak baik dan peneliti juga melihat petugas ketika mengantar linen ke
ruang bayi linen di letakan di atas tempat tidur bayi dan tidak langsung dimasukan ke dalam lemari.
Sementara hasil wawancara yang dilakukan kepada informan 3 petugas pencucian linen saat observasi pada proses penyimpanan linen menyatakan
bahwa bahwa ,“
saya gag pernah meletakkan pada bagian bawah, langsung saja disimpan gag ada lapor-lapor sama perawat
”. Hasil penelitian Bilad 2013 menunjukkan bahwa petugas kesehatan
masih kurang baik dalam melakukan penyimpanan linen berdasarkan ketentuan yag berlaku, masih buruknya kinerja petugas rumah sakit dalam melakukan
penyimpanan linen sehingga mengakibatkan terjadinya kesakitan kepada petugas linen dan dapat meningkatkan resiko kesakitan pada pasien rawat inap di RSUD
Kota Semarang. Hal berbeda didapatkan Nugraheni 2013 yang memperlihatkan bahwa petugas kesehatan di rumah sakit X Yogyakarta ternyata sudah dapat
melakukan penyimpanan linen dengan baik sebelum dilakukan distribusi ke bangsal sesuai dengan fungsinya.
Penyimpanan mempunyai tujuan selain melindungi linen dari kontaminasi ulang baik bahaya seperti mikroorganisme dan pest juga untuk mengontrol posisi
linen tetap stabil. Sebaiknya posisi linen yang terdapat diruangan penyimpanan 1,5 par dan 1,5 par di ruangan-ruanagan. Ada baiknya lemari penyimpanan
dipisahkan menurut masing-masing ruangan dan diberi obat anti ngengat yaitu kapur barus. Sebelum disimpan sebaiknya linen dibungkus dengan plastik
transparan, sebelum di distribusikan Depkes, 2015. Hal ini sejalan dengan Depkes 2004 yang menyatakan bahwa penyimpanan linen harus dipisah sesuai
jenisnya, linen baru yang diterima ditempatkan dilemari bagian bawah, pintu lemari selalu di tutup.
Penyimpanan di RS X ini ternyata tidak sesuai dengan Kepmenkes 1204 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit dikarenakan petugas
kurang memahami tentang tata cara penyimpanan linen yang benar, petugas juga ternyata tidak pernah mendapatkan pelatihan tentang pengelolaan linen. Padahal
jika penyimpanan linen tidak dilakukan secara baik maka akan meningkatkan terjadinya infeksi nosokomial pada pasien di rumah sakit.
5.2.7 Proses Distribusi Linen Unit Instalasi
Laundry
Rumah Sakit Umum X Kota Medan
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan observasi, pada tahap distribusi petugas
laundry
melakukan pencatatan jumlah linen yang akan di distribusikan ke ruangan-ruangan hanya saja pada saat linen di distribusikan tidak
ada koordinasi antara petugas dengan perawat diruangan sehingga tidak ada