Proses Pencucian linen Unit Instalasi

sudah ditimbang sesuai dengan kapasitas mesin dimasukan kedalam mesin cuci hanya saja saat observasi peneliti menemukan petugas yang langsung memasukan linen yang terkena feses dan darah ke dalam mesin tanpa melakukan pembersihan di awal pencucian atau tidak direndam terlebih dahulu menggunakan clorine bleach selain itu petugas tidak melakukan pemanasan-desinfeksi pada mesin sebelum melakukan kegiatan mencuci dan pada tahap pencucian yang seharusnya linen infeksius direndam dengan air panas juga tidak dilakukan dikarenakan mesin air panas di instalasi tidak tersedia. Peneliti juga melihat petugas yang mencampur semua jenis bahan kimia cucian seperti deterjen, oksigen dan softener yang seharusnya pemberian softener dilakukan pada tahap terakhir, pada laundry RSU X terdapat skema proses atau tahap pencucian yang terdiri dari tahap I sampai dengan tahap VIII hanya saja dalam prateknya petugas tidak melakukan sesuai dengan skema tersebut mereka beralasan bahwa akan memakan waktu yang lama. Petugas sudah memahami bagaimana proses pencucian linen untuk linen infeksius dan non infeksius sesuai dengan wawancara informan 4 petugas pencucian linen bahwa : “ Kalo yang infeksius terlebih dahulu di cuci ini yang biasa dilakuin gitu kan?.... yang pertama yang infeksius-infeksius itu tadi yg bernoda tahap 1 sampai tahap 3 setelah itu baru yang non infeksius dia Cuma tahap tahap 1 sampai tahap 2 aja. Dia membuang kotoran dulu contohnya darah itu pake alkali sama oksigen tahap kedua itu dibuang baru pake deterjen boleh lah pake alkali sedikit, nah baru yang ketiga pake softener ” Hasil penelitian Sugianti 2005 menunjukan bahwa proses pencucian linen di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Purbalingga masih menjadi satu antara linen infeksius dan linen non infeksius. Pencucian mempunyai tujuan selain menghilangkan noda bersih, awet tidak cepat rapuh, namun memenuhi persyaratan sehat bebas dari mikroorganisme patogen, sebelum melakukan pencucian setiap harinya lakukan pemanasan-desinfeksi untuk membunuh seluruh mikroorganisme yang mungkin tumbuh dalam semalam di mesin-mesin cuci Depkes, 2004. Proses pencucian linen di RSU X tidak sesuai dengan Kepmenkes 1204 tentang persyaratan kesehatan lingkungan dimana petugas masih ada yang menggabung proses pencucian linen yang terkontaminasi dan tidak melakukan penanganan khusus. Hal ini terjadi bisa saja dikarenakan kurangnya fasilitas rumah sakit tidak tersedianya air panas atau desinfeksi untuk proses awal pencucian dan mungkin saja dikarenakan membutuhkan waktu yang lama dalam penangann linen infeksius sedangkan petugas memiliki batas waktu dalam menyelesaikan proses pencucian, yang juga berarti linen yang ada di rumah sakit kurang mencukupi. Seharusnya ada pengawasan terhadap petugas.

5.2.4 Proses Pengeringan Linen Unit Instalasi

Laundry Rumah Sakit Umum X Kota Medan Dari observasi yang dilakukan pada petugas laundry dalam tahap pengeringan linen suhu mesin sudah sesuai dengan ketetapan yaitu 70 C dengan waktu pengeringan selama 15 menit untuk ukuran linen yang tidak tebal dan 30 menit untuk linen yang memiliki ukuran tebal dengan alasan agar linen yang dicuci dapat kering dengan sempurna atau tidak lembap. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan 3 petugas Pencucian saat observasi pada proses pengeringan linen menyatakan bahwa, “ waktu untuk pengeringan 30 menit itu biasanya selimut tebal, bed cover tapi kalo baju bayi, baju OKA, laken, seprei itu cuma 15 menit” Hubungan mengapa pada proses pengeringan harus pada suhu 70 C dan dalam waktu selama 10 menit agar mikroorganisme yang belum mati atau terkontaminasi ulang diharapkan dapat mati Depkes, 2004. Proses pengeringan linen yang dilakukan di Unit laundry RSU X sudah sesuai dengan Kepmenkes 1204 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit dikarenakan petugas sudah sesuai dalam pemasangan suhu pengeringan mesin yaitu 70 o C. Jika proses pengeringan tidak dilakukan dengan baik atau tidak sesuai dengan suhu yang ditentukan maka linen akan menjadi lembab dan mikroorganisme yang masih ada tidak mati dan memungkinkan akan terjadi kontaminasi. Serta dapat menyebabkan tumbuhnya jamur yang dapat membuat linen cepat rusak.

5.2.5 Proses Penyetrikaan Linen Unit Instalasi

Laundry Rumah Sakit Umum X Kota Medan Proses penyetrikaan pada linen setelah dicuci diharuskan karena pada proses penyetrikaan suhu panas pada mesin setrika membantu mematikan mikroorganisme sehingga dapat meminimalisir kontaminasi selain itu dari dapat menambah estetika linen yang akan digunakan dan menambahn kenyamanan bagi pasien. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan observasi pada tahap penyetrikaan suhu mesin setrika sesuai yaitu 70 o C dan pada teknik