Novel “Rumah Tanpa Jendela” Dilihat dari Analisis Kognisi Sosial
Asma Nadia dalam novelnya ini lebih menitikberatkan pembahasannya pada problema sosial mengenai impian yang selalu ditinggalkan karena situasi dan
kondisi yang tidak memungkinkan. Pengarang berulang kali mengisi jalan cerita dalam novelRumah Ttanpa Jendela dengan menghadirkan sebuah masalah yang
diikuti proses penyelesaian dengan cara yang memang tidak diduga-duga. Pengarang selalu membuat tokoh utama dapat menggapai impian dengan
kemampuan sendiri dan selalu berdoa kepada Allah SWT. Hal ini merupakan penggambaran sifat pengarang yang percaya diri dan merasa bahwa segala impian
dapat dicapai dengan cara berusaha dan berdoa. Asma Nadia ingin memberikan pelajaran kepada para pembacanya
bagaimana seharusnya impian itu dicapai. Khususnya bagi mereka yang merasa impiannya itu terbentur oleh situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Ia
menghendaki agar seluruh pembaca tidak pernah menyerah dalam menggapai impian. Karena impian itu dapat diraih apabila kita terus meyakinkan diri kita lalu
berusaha dan selalu berdoa kepada Allah SWT. Disinilah keunggulan Asma Nadia yang berhasil menjalin secara cerdas pemikirannya sebagai latar belakang yang
mempengaruhi tokoh utamanya. Dalam novel Rumah Tanpa Jendela Asma Nadia banyak menyelipkan
pikiran-pikiran bijak tentang ajaran ke-Islaman berkaitan dengan masalah bersikap dalam masalah-masalah ketika kita ingin menggapai impian. Selain itu
Asma Nadia juga menyisipkan beberapa cerita humor sosial yang memang sering terjadi pada masyarakat kita. Hal ini selain menjadi ciri dari penulis yang tidak
kaku, juga membuktikan sifat pengarang yang humoris.
Pada akhir cerita, pengarang menyelipkan pesan penting mengenai keyakinan dalam setiap doa, ia menuangkan dengan jelas bahwa Allah selalu
mendengar doa yang dipanjatkan oleh hambanya. Dan pesan mengenai seorang manusia haruslah selalu bergantung kepada Allah, karena manusia hanyalah
makhluk yang lemah, makhluk yang tidak bisa berdir sendiri di muka bumi ini. Pesan ini mengisyaratkan bahwa pengarang faham betul akan konsep Iman.
Dalam menyampaikan pesan dakwahnya, Asma Nadia menggunakan media novel sebagai bentuk kreatifitasnya dalam mengkomunikasikan pikiran-
pikirannya, maka lahirlah novel yang diberi judul Rumah Tanpa Jendela. Dalam novel tersebut, Asma Nadia mencoba menyampaikan kepada masyarakat tentang
pentingnya sebuah impian yang harus selalu dicoba untuk direalisasikan. Menurut penulis, tujuan ditulisnya novel tersebut adalah untuk
mengajarkan bagaimana seharusnya manusia tidak menyerah pada keadaan dalam mengejar impian dan cita-cita. Bagaimana menghadapi masalah dalam
terhambatnya impian. Bagaimana tetap konsisten memperjuangkan impian dengan terus berusaha dan berdoa. Nilai-nilai luhur yang bisa dipetik antara lain adalah
prinsip-prinsip hidup yang jujur, ikhlas, sederhana, dan perjuangan. Dengan adanya novel tersebut kompetensi komunikator sebagai pengarang
yang berlandaskan ajaran ke-Islaman semakin jelas. Semoga hal ini dapat diikuti dengan pemahaman dari masyarakat bahwa novel merupakan salah satu media
dakwah yang efektif.