Profil Asma Nadia Analisis Wacana Pesan Dakwah dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia

berbagai kota di tanah air, sebagai kegiatan alternatif yang berisi, di mana setiap bulan anggota berkumpul dan berdiskusi tentang buku yang telah mereka baca. Kiprah penulis yang masa kecilnya dihabiskan di rumah kontrakan sederhana di pinggir rel kereta api ini juga merambah ke dunia Internasional. Ia pernah diundang menghadiri acara kepenulisan di Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Tahun 2006 ia menjadi satu dari dua sastrawan muda Indonesia yang diundang untuk tinggal oleh pemerintah Korea Selatan selama 6 bulan. Undangan yang sama diperolehnya dari Le Chateau de Lavigny 2009 di Switzerland. Nadia juga pernah menjadi pembicara antara lain: pada forum Seoul Young Writers Festival dan The 2nd Asia Literature Forum di Gwangju, Public Reading di Jenewa, serta memberikan workshop kepenulisan di berbagai pelosok tanah air, juga kepada pelajar Indonesia di Mesir, Switzerland, Inggris, Jerman, Roma dan Vatican, serta buruh migran di Hongkong dan Malaysia. Ia juga menulis sejumlah lirik lagu, misalnya yang dinyanyikan oleh kelompok Snada. 2 Asma dikenal sebagi penulis yang gencar mengajak kepada kebaikan. Jenis karyanya berupa Buku fiksi maupun non fiksi, karya yang ditulisnya kerap mengundang simpati pembacanya. Karyanya yang berupa buku- buku kumpulan cerpen maupun kumpulan novel remaja cukup digemari, hal ini dibuktikan dengan karyanya “Cinta Tak Pernah Menar,” kumpulan cerpennya meraih Pena Award. Rembulan di Mata Ibu 2001, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional. Dengan diraihnya Pena Award Adikarya IKAPI. Hal tersebut membuktikan bahwa karya-karyanya 2 Asma Nadia, Cinta di Ujung Sajadah, Depok: PT. Lingkar Pena Kreativa, 2008, h.325 memilikin pengaruh, terhadap dunia kepenulisan di Indonesia. Serta mendapat tempat di hati pembacanya. Dengan karya-karya yang diciptakannya Asma tidak hanya menghibur pembacanya. Melainkan juga dapat menjadi teladan bagi pembaca-pembacanya. Di dalam dunia kepengarangan, Asma juga tidak hanya dikenal sebagai pengarang fiksi remaja, namun juga dikenal sebagai pengarang yang karyanya dapat diterima oleh berbagai kalangan. Diantara royalti dari buku-buku yang telah ditulisnya, sebagian bersama pengarang-pengarang lain, dimanfaatkan untuk mengembangkan RumahBaca AsmaNadia, perpustakaan dan tempat mengasah kreativitas bagi anak dan remaja kurang mampu, yang tersebar di Jakarta: Penjaringan, Depok, Ciledug, Manggarai, Bekasi dan Pulau Lancang Besar kepulauan seribu, selain di Bogor- Cigombong, 3 lokasi di Cianjur, Gresik, Jogja, Kebumen, Purwakarta. Luar Jawa: Balikpapan, Pekanbaru, Riau, Samarinda dan Tenggarong, dll. Saat ini selain merupakan CEO AsmaNadia Publishing House, penerbitan yang didirikannya setahun lalu, Nadia sedang giat menularkan semangat menulis kepada keluarga Indonesia- bersama suami, dan anak-anaknya yang juga telah diajaknya ikut menulis. Suaminya: Isa Alamsyah telah menulis buku motivasi berjudul No Excuse Sementara Putri Salsa 14 th, telah memiliki tujuh buku yang diterbitkan sejak dia berusia 8 tahun, dan merupakan salah satu penulis cilik best seller saat ini. Sedangkan si bungsu Adam Putra Firdaus 9 th, baru saja meluncurkan buku pertamanya Mostly Ghostly: memburu gosip hantu-hantu. Adapun karya-karya yang telah dibuatnya, banyak diantara diterbitkan oleh Penerbit Mizan, yaitu: 1. Preh A Waiting, naskah drama dua bahasa, diterbitkan oleh Dewan Kesenian 2. Jakarta Cinta Tak Pernah Menar, kumpulan cerpen, meraih Pena Award 3. Rembulan di Mata Ibu 2001, novel, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional 4. Dialog Dua Layar, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002 5. 101 Datang meraih penghargaan Adikarya IKAPI, 2005 6. Jangan Jadi Muslimah Nyebelin, nonfiksi, best seller 7. Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Ke Tanah Suci Asma Nadia Publishing House 8. Jilbab Traveler Asma Nadia Publishing House 9. Muhasabah Cinta Seorang Istri 10. Catatan Hati Bunda 3 Karya-karya berikut ditulis bersama penulis lain: 1. Ketika Penulis Jatuh Cinta, Penerbit Lingkar Pena, 2005 2. Kisah Kasih dari Negeri Pengantin, Penerbit Lingkar Pena, 2005 3. Jilbab Pertamaku, Penerbit Lingkar Pena, 2005 4. Miss Right Where R U? Suka Duka dan Tips Jadi Jomblo Beriman, Penerbit Lingkar Pena, 2005 5. Jatuh Bangun Cintaku, Penerbit Lingkar Pena, 2005 6. Gara-gara Jilbabku, Penerbit Lingkar Pena, 2006 3 Asma Nadia, Artikel diakses pada 4 November 2012 dari http:id.wikipedia.orgwikiAsma_Nadia 7. Galz Please Don’t Cry, Penerbit Lingkar Pena, 2006 8. The Real Dezperate Housewives, Penerbit Lingkar Pena, 2006 9. Ketika Aa Menikah Lagi, Penerbit Lingkar Pena, 2007 10. Karenamu Aku Cemburu, Penerbit Lingkar Pena, 2007 11. Catatan Hati di Setiap Sujudku, Penerbit Lingkar Pena, 2007 12. Badman: Bidin 13. Suparman Pulang Kampung 14. Pura-pura Ninja 15. Catatan Hati di Setiap Sujudku kumpulan tulisan dari mailing list. 4 Beliau juga kerap mendapatkan penghargaan, antara lain: 1. Cerpennya yang berjudul Imut dan Koran Gondrong pernah memenangi juara I Lomba menulis Cerita Pendek Islami LMCPI tingkat nasional yang diadakan majalah Annida 1994 dan 1995. 2. Bukunya rembulan di Mata Ibu meraih Adikarya IKAPI untuk kategori Buku Remaja Terbaik I tahun 2001. 3. Asma juga pernah mendapat penghargaan dari Adikarya IKAPI. Penghargaan itu diraihnya tahun 2002. 4. Peserta terbaik dari Majelis Sastra Asia Tenggara. 5. Naskah teaternya yang berjudul “Preh” merupakan salah satu naskah terbaik lokakarya Perempuan Penulis Naskah Drama dan diterbitkan dalam dua bahasa oleh Dewan Kesenian Jakarta. 4 Asma Nadia, Artikel diakses pada 4 November 2012 dari http:id.wikipedia.orgwikiAsma_Nadia 6. Tahun 2003, Asma Nadia menjadi pengarang Fiksi remaja terbaik dari Mizan Award. Dua cerpennya masuk dalam antologi kumpulan cerpen terbaik Majalah Annida: Merajut Cahaya Pustaka Annida. 7. Novel Derai sunyi, memenangkan hadiah dari MASTERA South East Asia Literary Council, sebagai peserta terbaik dalam 10 tahun MASTERA, 2005 8. Buku “Jangan Jadi Muslimah Nyebelin ”, non fiksi, menjadi best seller. 9. Mizan Award untuk penulis fiksi terbaik dalam 20 tahun Mizan salah satu penerbit terbesar di Indonesia. 10. Cerita Begitu Senja sebuah cerita pendek yang termasuk dalam marga antologi Kota Bernama Tak Bernama, diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2003 11. Asma Nadia dinobatkan sebagai salah satu dari 100 penerbit perempuan, penulis dan peneliti di Indonesia, yang disusun oleh kritikus sastra terkenal Korrie Layun Rampan, 2001 12. Rianti Menderas cerita pendek yang termasuk dalam antologi Nyanyian Jibril, diterbitkan oleh Republika. 13. Cinta Tak Pernah Menari, memenangkan hadiah pertama untuk Pena Award. 14. Sebuah cerita untuk anak yang menakjubkan, skrip televisi 24 episode untuk Indosiar station, 2003. 15. Dialog 2 Layar, memenangkan Adikarya IKAPI Award, 2002 16. 101 Kencan, memenangkan Adikarya IKAPI Award, 2005 Selain hadiah dan penghargaan sastra atas karya fiksinya itu, Asma Nadia juga pernah mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara XI di Brunei Darussalam, workshop kepenulisan novel yang diadakan Majelis Sastra Asia TenggaraMASTERA. Sebagai anggota ICMI, Asma Nadia juga pernah diundang untuk mengisi acara workshop kepenulisan yang diadakan ICMI orsat Cairo. Pada tahun 2006 Asma Nadia terpilih untuk mengikuti program writers in residence dan tinggal di Korea Selatan selama 6 bulan. Masih di tahun yang sama Asma Nadia diundang untuk menja di pembicara dalam Seoul Young Writer’s Festival dan The 2 nd Asia Literature Forum di Gwangju.

B. Profil Novel Rumah Tanpa Jendela

Rara, bocah perempuan penghuni rumah tanpa jendela di sebuah perkampungan kumuh dipinggiran Jakarta. Ia punya mimpi sederhana, memiliki jendela untuk rumah tripleksnya. Tak usah banyak-banyak. Cukup satu saja. Agar dari dalam rumah tiap malam Dia bisa menatap keindahan bulu...., agar tiap pagi dia bisa melihat senyum matahari...., agar setiap siang dia bisa melihat kupu-kupu, capung dan ramainya rintik hujan.... Rara tidak sendiri memburu mimpi. Dua pemuda jatuh cinta dan mengimpikan sosok yang sama. Seorang gadis menyalakan bunga mimpi untuk kemudian menyerah dan terlupakan. Sementara disebuah rumah megah, seorang bocah laki-laki berjuang untuk bebas dari kotak pikirannya sendiri. Ia merindukan kehangatan keluarga, juga uluran persahabatan yang tulus. Tak semua impian bertakdir jadi kenyataan. Berbagai peristiwa tragis tak hanya menjauhkan Rara dari mimpinya, juga dari kasih orang-orang tercinta. Lantas, bagaimana ia dapat melanjutkan hidup, ketika satu persatu kebahagian dan sumber impian kembali kepangkuannya? Novel Rumah Tanpa Jendela terbit pada tahun 2011. Novel ini bisa dibaca untuk semua kalangan karena isi dalam novel tersebut merupakan hal yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, novel ini mempunyai cerita yang kuat, dan pesan yang disampaikan di dalam novel ini mudah dicerna. 41 BAB IV STRUKTUR ANALISIS DATA

A. Teks Dakwah

Pada bab ini penulis akan memaparkan analisis wacana pesan dakwah yang ditampilkan oleh Asma Nadia di dalam novel Rumah Tanpa Jendela yang disesuaikan dengan model Teun A. Van Djik. Model Teun A Van Djik menganilis wacana dari segi teks sosial meliputi tema, skematik, semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris yang diuraikan sebagai berikut: a. Gadis Kecil dan Doanya Seorang gadis kecil yang tampak bersedih sedang duduk di dalam ruangan di sebuah Rumah Sakit. Gadis kecil yang takut dan bingung karena melihat sesosok tubuh yang tak berdaya tergelatak di ranjang Rumah Sakit. Dalam kebingungannya, ia teringat pesan Ibunya untuk berdoa kepada Allah. Berdoa dan yakin jika Allah akan mengabulkan doanya. 1. Tema dakwah Tema cerita pada bagian ini adalah khusnudzan kepada Allah itu dianjurkan oleh agama. Ber-husnu dzon berbaik sangka kepada Allah adalah salah satu ibadah hati yang agung dan tidaklah lengkap keimanan seorang hamba tanpanya. Hal itu disebabkan karena berbaik sangka kepada Allah merupakan bagian dari kensekwensi tauhid yang paling dalam. Berbaik sangka kepada Allah adalah