Novel Sebagai Media Dakwah

kecenderungan umat saat ini yang sibuk dengan kegiatan masing-masing, dengan kemampuan seorang da’i untuk menggunakan media yang ada, artinya kegiatan dakwah tidak harus selalu diadakan dengan cara tatap muka secara langsung, sebagaimana kita ketahui sudah banyak orang-orang yang mampu memanfaatkan karya sastra, terutama fiksi, sebagai media dakwah atau sarana untuk menyampaikan atau mengekspresikan ajaran-ajaran keislaman dakwah. Semua itu biasanya mengandung nilai-nilai moral yang dapat kita ambil dan kita pelajari yang kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Wacana Dalam Novel

1. Wacana

Wacana dapat berarti rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat tersebut. Wacana merupakan kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar diatas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi dan berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan dan tertulis. 34 Wacana merupakan rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi ini dapat menggunakan bahasa lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulisan. 35 Analisis wacana atau discourse analysis adalah suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan 34 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LkiS, 2001, h. 2 35 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, h. 10 komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual. Analisis wacana berkenaan dengan isi pesan komunikasi, yang sebagian diantaranya berupa teks. 36 Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisaannya hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada penganalisaan wacana. 37 Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa wacana adalah unsur bahasa yang paling lengkap baik dari segi struktur, makna maupun intonasi. Wacana merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan yang tidak dapat dipisah-pisahkan antara bunyi, frasa, klausa, maupun kalimatnya. Wacana sering dipergunakan dalam berbagai disiplin ilmu mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan lain sebagainya. Arti dari wacana itu sendiri tergantung pada pemakaian atau konteks disiplin ilmu tersebut, sehingga banyak ahli yang mendefiniskan dan memberi batasan yang berbeda. Didalam kamus pun, akan mempunyai pengertian yang berbeda. Metode a. Teks Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atau teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Van Dijk melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur atau tingkatan, yang masing- 36 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif Yogyakarta: LkiS, 2007, h. 170 37 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif Yogyakarta: LkiS, 2007, h. 171 masing bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya dalam tiga tingkatan. 38 1. Struktur Makro, merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa. 2. Superstruktur, merupakan kerangka suatu teks: bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh. Adapun yang diamati adalah lead, atau teras berita, background atau latar belakang cerita, ulasan, kutipan, dan sebagainya. 3. Struktur Mikro, merupakan makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase yang dipakai dan sebagainya. b. Kognisi Sosial Analisis kognisi sosial menekankan bagaimana peristiwa dipahami, didefinisikan, dianalisis dan ditafsirkan, kemudian ditampilkan dalam suatu model dalam memori. Proses terbentuknya teks pada tahap ini memasukkan informasi yang digunakan untuk menulis dari suatu wacana tertentu. c. Konteks Sosial Konteks sosial berusaha memasukkan semua situasi dan hal yang berada diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa. Dalam pandangan Van Dijk segala teks bisa bisa dianalisis dengan 38 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Bandung: Rosdakarya, 2004, h 73.