Masa Penjajahan Belanda Masa Pemerintahan Pendudukan Jepang

7

II. Masa Penjajahan Belanda

Pada masa penjajahan Belanda yang terkenal dengan politik Devide Et Impera , maka nilai-nilai, pola, dan struktur pemerintahan di Dairi mengalami perubahan yang sangat cepat. Dengan mengacu pada sistem dan pembagian wilayah kerajaan Belanda, maka Dairi saat itu ditetapkan sebagai suatu Onder Afdeling yang dipimpin seorang Controleur berkebangsaan Belanda dan dibantu oleh seorang Demang dari penduduk pribumibumi putra. Kedua pejabat tersebut dinamai Controleur Der Dairi Landen dan Demang Der Dairi Landen. Selama penjajahan Belanda inilah daerah Dairi mengalami sangat banyak penyusutan wilayah, karena politik penjajahan kolonial Belanda yang membatasi serta menutupi hubungan dengan wilayah-wilayah Dairi lainnya yaitu: 1. Tongging, menjadi wilayah Tanah Karo 2. Manduamas dan Barus, menjadi wilayah Tapanuli Tengah 3. Sienem Koden Parlilitan, menjadi wilayah Tapanuli Utara 4. Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kajang, Gelombang, Runding, dan Singkil menjadi wilayah Aceh. Setelah kolonial Belanda menguasai daerah Dairi, maka untuk kelancaran pemerintahan Hindia membagi Onder Afdeling Dairi menjadi tiga Onder Distric, yaitu: 1. Onder Distric Van Pakpak, meliputi tujuh kenegerian yakni: Kenegerian Sitellu Nempu Kenegerian Siempat Nempu Hulu Kenegerian Siempat Nempu Kenegerian Silima Pungga-pungga Universitas Sumatera Utara 8 Kenegerian Pegagan Hulu Kenegerian Parbuluan Kenegerian Silalahi Paropo 2. Onder Distric Van Simsim, meliputi enam kenegerian yakni: Kenegerian Kerajaan Kenegerian Siempat Rube Kenegerian Mahala Manjanggut Kenegerian Setellu Tali Urang Jehe Kenegerian Salak Kenegerian Ulu Merah dan Salak Pananggalan 3. Onder Distric Van Karo Kampung, meliputi lima kenegerian yakni: 3.1. Kenegerian Lingga Tigalingga 3.2. KenegerianTanah Pinem 3.3. Kenegerian Pegagan Hilir 3.4. Kenegerian Juhar Kedupan Manik 3.5. Kenegerian Lau Juhar

III. Masa Pemerintahan Pendudukan Jepang

Setelah jatuhnya Hindia Belanda atas pendudukan Dai Nippon, maka pemerintahan Belanda digantikan oleh Militerisme Jepang. Secara umum pemerintahan Bala Tentara Jepang membagi wilayah Indonesia dalam tiga bagian yaitu: 1. Daerah yang meliputi Jawa, berada di bawah kekuasaan angkatan darat yang berkedudukan di Jakarta; Universitas Sumatera Utara 9 2. Daerah yang meliputi pulau Sumatera, berada di bawah kekuasaan angkatan darat yang berkedudukan di Bukit Tinggi; 3. Daerah-daerah selebihan berada di bawah kekuasaan angkatan laut, yang berkedudukan di Makasar. Pada masa itu pemerintahan Militerisme Jepang di Dairi memerintah cukup kejam dengan menerapkan kerja paksa membuka jalan Sidikalang sepanjang lebih kurang 65 km, membayar upeti, dan para pemuda dipaksa masuk Heiho dan Giugun untuk bertempur melawan militer sekutu. Pada masa pemerintahan Jepang, pada dasarnya tidak terdapat perubahan prinsipil dalam susunan pemerintahan di Dairi. Karena tidak mengubah susunanstruktur pemerintahan di Dairi, tetapi mengganti nama jabatan, antara lain yaitu: a. Demang diganti menjadi GUNTYO b. Asisten Demang diganti menjadi HUKU GUNTY c. Kepala Negeri diganti menjadi BUN DANTYO d. Kepala Kampung diganti menjadi KUNTYO

IV. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia