memberikan  perlindungan  terhadap  hak-hak  pihak  investor  yang  sangat  berperan dalam menunjang perkembangan perseroan.
7
2. Kerangka Konseptual
Suatu  kerangka  konseptual  merupakan  kerangka  yang  menggambarkan hubungan  antara  konsep-konsep  yang  ingin  diteliti.  Suatu  konsep  bukan  merupakan
gejala  yang  akan  diteliti  tetapi  merupakan  abstraksi  dari  gejala  tersebut.  Gejala biasanya  dinamakan  fakta,  sedangkan  konsep  merupakan  uraian  merupakan
hubungan-hubungan dalam fakta tersebut.
8
Penulisan skripsi ini menggunakan definisi-definisi sebagai berikut:
a. Perlindungan Hukum
Perlindungan Hukum adalah penyempitan arti dari perlindungan, dalam hal ini hanya  perlindungan  oleh  hukum  saja.  Perlindungan  yang  diberikan  oleh  hukum,
terkait  pula  dengan  adanya  hak  dan  kewajiban,  dalam  hal  ini  yang  dimiliki  oleh manusia  sebagai  subyek  hukum  dalam  interaksinya  dengan  sesama  manusia  serta
lingkungannya.  Sebagai  subyek  hukum  manusia  memiliki  hak  dan  kewajiban  untuk melakukan suatu tindakan hukum.
9
7
Raimond Flora Lamandesa, 2008, Penegakan Hukum, WWW.Scribb.com ,20072013,22:25 WIB, h.1
8
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta:UI Press,1986, h.132.
9
CST Kansil. 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.h.35.
b. Pihak Investor
Berkaitan  dengan  pengertian  perjanjian  menurut  Prof.  Wirjono  Projodjodikoro perjanjian  itu  adalah  suatu  perhubungan  hukum  mengenai  harta  benda  antara  dua
pihak,  dalam  mana  suatu  pihak  berjanji  atau  dianggap  berjanji  untuk  melakukan sesuatu  hal  dan  untuk  tidak  melakukan  sesuatu  hal,  sedang  pihak  lain  berhak  atas
pelaksanaan  janji  itu.
10
Dapat  disimpulkan  dari  pengertian  tersebut  dengan  adanya pihak  lain  yaitu  pihak  investor  pihak  ketiga  yang  berhak  atas  pelaksanaan
perjanjian.
c. Pertanggungjawaban
Terkait  dengan  pertanggungjawaban  dalam  judul  skripsi  ini  yakni  perlakuan tindakan  atas  kesalahan  yang  dilakukan  oleh  direksi  perseroan  terbatas  dalam
tindakan ultra vires.
d. Perseroan Terbatas
K.R.M.T Tirtodiningrat mengemukakan bahwa perseroan terbatas adalah suatu persekutuan  dengan  modal  tertentu  yang  dibagi-bagikan  dalam  beberapa  sero  atau
saham,  dimana  tiap-tiap  anggota  mengambil  bagian  secara  memiliki  satu  atau beberapa  sero,  sedang  pemegang-pemegang  sero  bertanggungjawab  atas  pinjaman-
pinjaman dari perseroan terbatas hanya hingga jumlah  yang tersebut  pada sero  yang dimiliki itu.
11
Ditambahkan  dengan  pandangan  bahwa  Perseroan  Terbatas  atau  yang disingkat  dengan  PT,  terjadi  dari  dua  kata  yaitu  perseroan  dan  terbatas.  Perseroan
ialah persekutuan yang modalnya terdiri dari sero-sero atau saham-saham, sedangkan kata  “terbatas”  itu  tertuju  pada  tanggungjawab  pemegang  saham  atau  persero  yang
10
Syarif Basir, 2009, Aspek Hukum Suatu Perjanjian, dalam: Newsletter, Edisi XI, h. 1
11
K.R.M.T.  Tirtodiningrat,  1963,  Ihtisar  Hukum  Perdata  dan  Hukum  Dagang, Pembangunan,Jakarta, h. 132.
bersifat  “terbatas”  pada  jumlah  nominal  saham-saham  yang  dimilikinya  istilah “perseroan  terbatas”  lebih  tepat  dari  pada  istilah  “Naamloze  Vennootschap”,  sebab
arti istilah “perseroan terbatas” lebih jelas dan tepat menggambarkan tentang keadaan pada saat itu.
12
e. Ultra Vires