bersifat  “terbatas”  pada  jumlah  nominal  saham-saham  yang  dimilikinya  istilah “perseroan  terbatas”  lebih  tepat  dari  pada  istilah  “Naamloze  Vennootschap”,  sebab
arti istilah “perseroan terbatas” lebih jelas dan tepat menggambarkan tentang keadaan pada saat itu.
12
e. Ultra Vires
Stephen  H.  Gifis  mengemukakan  seperti  dikutip  Munir  Fuady  pada  pokoknya menyatakan hukum disetiap negara tanpa melihat ke dalam sistem  Perseroan tunduk
umumnya  menghadapi  masalah  yuridis  yang  disebut  dengan  “pelampauan kewenangan” ultra vires dari suatu perseroan.
13
Terminologi  ultra  vires  dipakai  khususnya  terhadap  tindakan  perseroan  yang melebihi  kekuasaannya  sebagaimana  diberikan  oleh  Anggaran  Dasarnya  atau  oleh
peraturan  yang  melandasi  pembentukan  perseroan  tersebut.  Pandangan  tradisional mengenai  utra  vires  pada  pokoknya  memandang  bahwa  tindakan  itu  dapat
menimbulkan konsekuensi  yuridis dimana tindakan tersebut  batal demi hukum  null and void dan karena itu maka tindakan  yang diklasifikan  ultra vires  itu tidak dapat
diratifikasi atau tidak dapat disahkan oleh perseroan melalui RUPS. Pandangan  secara  tradisional  juga  menyediakan  upaya-upaya  hukum  yang
merupakan konsekuensi yuridis antara lain sebagai berikut:
14
12
H.M.N.  Purwosutjipto,  1984,  Pengertian  Pokok  Hukum  Dagang  Indonesia  2  Bentuk Bentuk Perusahaan, Djambatan, Jakarta, h. 89.
13
Munir  Fuady,  2002,  Doktrin-Doktrin  Modern  Dalam  Corporate  Law  dan  Eksistensinya DalamHukum Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,h. 110.
14
Munir  Fuady,  2002,  Doktrin-Doktrin  Modern  Dalam  Corporate  Law  dan  Eksistensinya DalamHukum Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,h. 130.
a. Pihak  kreditur  mempunyai  hak  untuk  membawa  gugatan  untuk  memaksa
perseroan  untuk  tidak  melaksanakan  kontrak  ultra  vires  tersebut  jika  kreditur dapat  membuktikan  bahwa  dengan  kontrak  yang  ultra  vires  tersebut  dapat
mengakibatkan tidak cukupnya aset perseroan untuk membayar utang-utangnya,
b. Pihak  perseroan  dapat  mengajukan  gugatan  terhadap  direksi  atau  pejabat
perseroan yang melakukan perbuatan yang tergolong ultra vires tersebut, c.
Atas  nama  kepentingan  umum,  jaksa  dapat  melakukan  gugatan  yang  disebut dengan action in quo warranto untuk membubarkan perseroan.
Pandangan  mengenai  konsekuensi  yuridis  dari  tindakan  perseroan  yang  ultra vires  itu  ternyata  juga  mengalami  perkembangan  dan  dalam  perkembangan  tersebut
pada  pokoknya  dikemukakan,  sebagai  akibat  dari  berbagai  modifikasi  terhadap konsepsi ultra vires, telah berkembang beberapa akibat hukum yang mungkin timbul
dari  adanya  ultra  vires  antara  lain  tanggungjawab  pribadi.  Tidak  selamanya  ultra vires  mengakibatkan  pembebanan  tanggungjawab  pribadi  dari  direksi  atau  petugas
yang melakukan tindakan ultra vires tersebut. Terlepas dari persoalan mekanisme tersebut menurut Teori Keadilan Distributif
yaitu  keadilan  yang  memberikan  kepada  tiap-tiap  orang  jatah  menurut  jasanya, dengan  ini  dapat  dikemukakan  bahwa  pihak  ketiga  merupakan  pihak  yang  berjasa
dalam  hal  ini  sebesar  nilai  transaksi.  Sehingga  berdasarkan  teori  ini  harus  diberikan keadilan, dalam pengertian hak-haknya dapat dipulihkan.
15
Dari uraian-uraian yang telah disajikan mengenai konsep yang berkaitan dengan judul  skripsi  ini  pada  intinya  menjelaskan  pada  satu  hal  yang  sangat  penting  bahwa
pihak  Perseroan  Terbatas  tetap  bertanggungjawab  terhadap  kerugian-kerugian  yang dialami oleh pihak investor, dan kendati pun masih mengandung beberapa kekaburan
15
L.J. van Apeldoorn, 1978, Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, h. 23
pada  berbagai  aspeknya,  akan  tetapi  uraian-uraian  tersebut  dapat  digali  lebih  dalam lagi  untuk  menemukan  penjelasan  atas  permasalahan  yang  diangkat  melalui  skripsi
ini.
G. Metode Penelitian