Eksistensi Organ-Organ Perseroan Terbatas.

bahasan tesis ini. Sementara itu istilah kompetensi dapat dijumpai penerapannya dalam Hukum Acara Perdata meliputi absolute kompetentie dan relatief kompetentie. 13 Absolute kompetentie atau kekuasaan mutlak menyangkut pembagian kekuasaan antar badan-badan peradilan dilihat dari macamnya pengadilan menyangkut pemberian kekuasaan untuk mengadili sedangkan relatief kompetentie atau kekuasaan relatif menyangkut batas wilayah dari satu macam pengadilan. 14 Di samping itu istilah kompetensi atau competency dipergunakan baik dalam hukum pembuktian yang menunjukkan kesempurnaan alat bukti dan dalam hukum kontrak. Dalam bidang hukum ini, kompetensi pada pokoknya mengandung pengertian bahwa suatu perjanjian dibuat oleh para pihak yang tidak memiliki cacat mental atau tidak memiliki kapasitas.

B. Eksistensi Organ-Organ Perseroan Terbatas.

Mengingat Perseroan Terbatas itu merupakan suatu badan yang diwajibkan melaksanakan kegiatan usaha, dimana sejak mulai tahap perancangan, pendirian, operasional, bahkan sampai dengan tahap Perseroan Terbatas itu berakhir jangka waktu pendiriannya atau mengalami kepailitan atau likuidasi, maka sudah tentu banyak sekali orang atau pun pihak yang turut berpartisipasi baik langsung maupun tidak langsung dalam mewujudkan tahap-tahap tersebut. Untuk mengetahui orang atau pihak mana yang merupakan organ Perseroan Terbatas sangat perlu dilakukan 13 R. Wirjono Prodjodikoro, 1980, Hukum Acara Perdata Di Indonesia, Sumur Bandung,Bandung, h. 39. 14 Moh. Taufik Makarao, 2004, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata, Rineka Cipta, Jakarta, h. 19. identifikasi terlebih dahulu. Identifikasi pertama-tama dilakukan terhadap istilah corporate constituent dilanjutkan dengan stakeholder dengan menggunakan kriteria organ sebagai tolok ukur. Organ menduduki peranan yang sangat penting dan berkaitan dengan kedudukan organ dalam perseroan tersebut. Pentingnya kedudukan itu dapat diuarikan pertama dari pendapat mengenai kedudukan mandiri Perseroan Terbatas dan yang dimaksudkan itu adalah Bahwa Perseroan Terbatas dalam hukum dipandang berdiri sendiri otonom terlepas dari orang perorangan yang berada dalam Perseroan Terbatas tersebut. Disatu pihak Perseroan Terbatas merupakan wadah yang menghimpun orang- orang yang mengadakan kerjasama dalam Perseroan Terbatas, namun di lain pihak segala perbuatan yang dilakukan dalam rangka kerja sama dalam Perseroan Terbatas itu oleh hukum dipandang semata-mata sebagai perbuatan badan itu sendiri. Karena itu konsekuensinya, keuntungan yang diperoleh, dipandang sebagai hak dan harta kekayaan badan itu sendiri. Demikian pula sebaliknya bila terjadi suatu utang atau kerugian dianggap sebagai beban Perseroan Terbatas sendiri yang dibayarkan dari harta kekayaan Perseroan Terbatas. semata-mata. Sementara perorangan yang ada dianggap lepas eksistensinya dari Perseroan Terbatas itu. 15 Eksistensi organ-organ dalam suatu badan hukum merupakan sesuatu yang sangat signifikan. Tanpa adanya organ-organ, suatu badan hukum itu tidak akan 15 Rudhi Prasetya, 1996, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Citra Aditya Bakti, Bandung,h.9. fungsional dan operasional. Organ-organ itulah yang membuat badan hukum yang bersangkutan menjadi dinamis sehingga dengan demikian dapat dikatakan organ tersebut terutama Direksi dalam struktur korporasi merupakan wakil yang melaksanakan kehendak yang ada dalam badan hukum. Struktur korporasi pada pokoknya menekankan pada aspek struktur yang merupakan satuan kerja yang secara artifisial termuat atau tersusun dalam bagian- bagian yang dirancang untuk bekerjasama dalam korporasi itu sendiri. Satuan kerja atau bagian-bagian yang bekerjasama dalam perseroan adalah organ-organ. Dengan demikian struktur korporasi sebenarnya terdiri dari organ-organ, akan tetapi dalam kaitan ini persoalannya, organ-organ apa saja yang dapat dimasukan ke dalam struktur korporasi. Sistem common law dan civil law ternyata tidak secara seragam mengatur mengenai struktur tersebut. Cornelius dan Natalie Mulia yang mengutip Piarlie Koh dan Victor Yeo pada intinya mengemukakan hukum korporasi menurut sistem common law seperti yang dianut oleh Singapura menganut single-tier management structure dimana manajemen perseroan di bawah kontrol penuh dari Direksi. Dalam hal ini ditegaskan pula, Sistem common law tersebut tidak mengenal lembaga Dewan Komisaris. 16

C. Kompetensi Perseroan Terbatas