Contoh Dialek Dialek Betawi

campuran atau kombinasi. Dalam penelitian ini penulis fokus pada karangan eksposisi paparan ” 47 . G. Karangan Eksposisi Untuk lebih jelasnya kata eksposisi dipungut dari kata bahasa inggris eksposition sebenarnya berasal dari bahasa latin “membuka” atau “memulai”, memang karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam karangan eksposisi, masalah yang dikomunikasikan terutama adalah pemberitahuan atau informasi. Hasil karangan eksposisi yang berupa informasi dapat kita baca sehari-hari di dalam media masa berta di-expose atau dipaparkan dengan tujuan memperluas pandangan dan pengetahuan pembaca. Pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, tetapi setiap pembaca sekedar diberi tahu bahwa ada orang yang berpendapat demikian. “Mengingat karanganya bersifat memaparkan sesuatu, eksposisi juga dapat disebut karangan paparan ” 48 .

H. Penelitian yang Relevan

Interferensi harus ditangani sedini mungkin, terutama dalam dunia pendidikan. Interferensi merupakan pelanggaran berbahasa yang berakibat merusak bahasa Indonesia. Cara mencegah penyebaran interferensi adalah dengan melakukan penelitian mengenai interferensi yang terjadi dalam dunia pendidikan dan memperbaiki sedini mungkin. Berdasarkan penelitian relevan yang penulis dapatkan, penelitian mengenai interferensi bukan hanya kali ini saja dilakukan, melainkan sudah banyak penelitian yang membahas mengenai interferensi. Adanya penelitian tersebut, belum cukup bagi penulis untuk menjawab persoalan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Seperti: 47 Ibid, hlm. 238-246 48 Ibid, hlm 246 Penelitian Yarlis Safitri 2002 yang berjudul Interferensi Fonologis dan Morfologis Dialek Jakarta dalam Berpidato Siswa SLTPN 104 Jakarta Selatan ” yang menyimpulkan bahwa ada 27,84 kalimatyang terinterferensi fonologis dan morfologis dalam berpidato pada siswa SLTPN 104 dan 72, 16 kalimat yang tidak mengandung interferensi fonologis dan morfologis. Adapun perbedaan penelitian Yarlis Safitri dengan skripsi ini adalah: Penelitian Yaris Safitri tentang “Interferensi Fonologis dan Morfologis Dialek Jakarta dalam Berpidato Siswa SLTPN 104 Jakarta Selatan” dilakukan di sekolah SLTPN 104 pada tahun 2002, dengan hasil penelitian ada 27,84 kalimat yang terinterferensi fonologis dan morfologis dalam berpidato pada siswa SLTPN 104 dan 72,16 kalimat yang tidak mengandung interferensi fonologis dan morfologis. Sedangkan skripsi ini tentang “Interferensi Morfologi Dialek Betawi Terhadap Bahasa Indonesia dalam Karangan Eksposisi pada Siswa Kelas VIII di Mts. Nurul Anwar Bekasi Utara” dilakukan di Mts. Nurul Anwar Bekasi Utara tahun 2014, dengan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa interferensi sistem dan wujud morfologi Dialek Betawi pada morfologi bahasa Indonesia tulis siswa kelas VIII MTs. Nurul Anwar di Bekasi Utara adalah pembentukan konfiks {ke-an} sebanyak 29,41, prefiks {ke-} sebanyak 35,29, prefiks nasal {N-}beralomorf ng dan ny, sebanyak 88,23, pembetukkan prefiks zero sebanyak76,47, dan sufiks {-an} sebanyak 17,65. Penelitian Sugeng Nuryadi 2002 yang berjudul Interferensi Leksikal Dialek Jakarta dalam Karangan Siswa Kelas 6 SD di kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Tangerang, juga menyimpulkan bahwa terdapat interferensi Dialek Jakarta pada karangan siswa kelas 6 SD kelurahan Petir. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa adanya interferensi dalam karangan siswa sebanyak 56,66 dan karangan yang tidak terinterferensi sebanyak 43,33. Adapun perbedaan penelitian Sugeng Nuryadi dengan skripsi ini adalah: Penelitian Sugeng Nuryadi tentang “Interferensi Leksikal Dialek Jakarta dalam Karangan Siswa Kelas 6 SD di kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Tangerang ” dilakukan di sekolah SD Kelurahan Petir pada tahun 2002, dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa adanya interferensi dalam karangan siswa kelas 6 SD Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Tangerang sebanyak 56,66 kalimat yang terinterferensi leksikal Dialek Jakarta pada karangan siswa kelas 6 SD di Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Tangerang dan karangan yang tidak terinterferensi leksikal Dialek Jakarta sebanyak 43,33. Sedangkan skripsi ini tentang “Interferensi Morfologi Dialek Betawi Terhadap Bahasa Indonesia dalam Karangan Eksposisi pada Siswa Kelas VIII di Mts. Nurul Anwar Bekasi Utara” dilakukan di Mts. Nurul