Tanaman kemenyan dikelola dan diusahakan oleh penduduk Toba dinamakan tobbak. Penanaman dilakukan dengan cara memindahkan anakan pada lahan yang
telah ditumbuhi oleh kemenyan yang sudah tua dan tidak menghasilkan getah lagi. Untuk sementara tanaman induk dibiarkan hidup untuk dapat melindungi bibit yang
baru ditanam. Tetapi setelah bibit berumur satu tahun atau lebih pohon kemenyan yang telah tua harus dialal. Dialal merupakan suatu pekerjaan untuk memisahkan atau
membuang kulit dari batang kemenyan supaya makanan yang diserap akar tidak dibawa keseluruh batang dan ranting kemenyan. Sehingga lambat laun daun-daun
pohon yang dialal berjatuhan disekitar bibit yang ditanam dan akan menjadi penyubur bagi bibit kemenyan Siregar, 2001
2.2 Teknik Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan adalah suatu cara yang dilakukukan untuk memperbanyak tanaman dengan mengisolasi bagian-bagian tanaman seperti sel, jaringan atau organ
serta menumbuhkannya dalam media buatan aseptik dan kaya akan nutrisi serta dengan zat pengatur tumbuh, yang semua pengerjaannya dilakukan secara aseptis.
Menurut Hendaryono Wijayani 1994, mengatakan bahwa kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai
sifat seperti induknya.
Kultur jaringan menggunakan dasar sel seperti yang dikemukakan oleh Schleiden dan Schwann, bahwa sel mempunyai kemampuan otonom mampu tumbuh
mandiri, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi Nugroho Sugito, 2000. Totipotensi sel yaitu setiap sel tanaman yang hidup di lengkapi dengan informasi
genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kodisinya sesuai Yusnita, 2003. Sel atau jaringan tanaman
tersebut dapat berorganogenesis menjadi tunas dan akar atau dapat tumbuh menjadi kumpulan sel yang merismatik dalam jumlah yang tak terhingga yang disebut kalus.
Kalus tersebut dapat diarahkan untuk tumbuh menjadi tunas dan akar tanaman atau menjadi embrio somatik tergantung dari komposisi media dan lingkungan tumbuhnya
Evivi, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Kultur jaringan memberikan informasi pengetahuan yang sengat bermanfaat di bidang fisiologi tanaman dan juga usaha penyedian bibit dengan jumlah yang besar
dan keseragaman sifat yang tinggi. Sampai saat ini sudah banyak sekali dikenal perbanyakan tanaman secara in vitro baik tanaman hias, tanaman buah, bahkan
tanaman perkebunan Hendaryono Wijayani, 1994. Di samping itu, perbanyakan tanaman secara kultur jaringan sangat bermanfaat untuk memperbanyak tanaman
introduksi, tanaman klon unggul baru, dan tanaman bebas patogen yang perlu diperbanyak dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat Widiastuty, 2001.
Perkembangan bioteknologi tanaman juga mensyaratkan dikuasainya regenerasi tanaman secara in vitro, yang merupakan salah satu penyebab banyaknya penelitian
dan dana yang dicurahkan untuk mendapatkan prosedur regenerasi in vitro untuk berbagai tanaman bernilai ekonomi tinggi Yusnita, 2003.
2.3 Kultur Daun Pucuk