2 Mengumpulkan informasi dan mengakses pasar untuk mengidentifikasi peluang usaha baru penggilingan mie,
penggilingan bakso, pengadaan bahan-bahan tambahan dan lain-lain d. Pengembangan kelembagaan secara komunitas
1 Menumbuhakan kegiatan kolektif kolective action secara berkelompok dalam hal penguatan usaha dan pengembangan usaha
bersama dalam 1 wilayah dan antara wilayah. 2 Membentuk himpunan kelompok menjadi wadah formal
paguyuban, asosiasi, koperasi yang memiliki peranan sebagai pengontrol system keamanan pangan terpadu bagi setiap kelompok,
menjembatani proses sertifikasi individu dan kelompok serta memudahkan akses kelembaga keuangan.
2. Strategi Pendukung
Strategi pendukung antara lain pelaksanaan Program Pembangunan Sosial PPS yang mencakup:
a. Pembinaan keislaman atau keagmaan sebagai penguat etos kerja dan pendampingan kepribadian islam.
b. Pendampingan dan perluasan wawasan kelompok sasaran dan masyarakat sekitar terhadap pentingnya pendidikan dan
kesehatan.
Untuk mencapai dan merealisasikan strategi-strategi tersebut maka diperlukan suatu penjaringan mitra. Pada program Masyarakat Mandiri
penjaringan mitra dilakukan dengan beberapa tahap:
57
1. Perencanaan
Perencanaan planning menyangkut rencana kerja dan bagaimana mengerjakannya dengan hasil rencana plan.
Fungsi perencanaan di Masyarakat Mandiri untuk tiap desa dampingan dilaksanakan oleh Pendamping Mitra. Rencana
yang dibuat oleh Pendamping Mitra adalah berasal dari bahan yang diperoleh dari survey, identifikasi sasaran, dan Studi
Kelayakan Mitra SKM. Menurut Saharti 2002
58
, bahwa survey yang dilakukan digunakan untuk melihat potensi yang
ada di setiap dusun atau desa yang bisa dikembangkan dan mendukung peningkatan pendapatan masyarakat. Tahap
identifikasi sasaran dilakukan dengan mencari sasaran program yang akan didampingi oleh Masyarakat Mandiri melalui
pendapatan masyarakat miskin, terutama golongan pra- sejahtera yang memiliki usaha, dan melakukan kemauan untuk
mengembangkan usaha tersebut. Studi Kelayakan Mitra SKM
57
Sigit Pamungkas, Evaluasi Program Pemberdayaan MM-DD Kasus Desa Buana Jaya, Cariu, Bogor, Skripsi S1 Fakultas Pertanian IPB, 2003, h. 68
58
Saharti, Laporan Bulanan MM-DD Desa Buana jaya: Pelayanan dan Pemberdayaan, Jakarta: Masyarakat Mandiri, 2002, h. 29
dilakukan untuk mengetahui keadaan keluarga calon mitra
secara keseluruhan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan actuating adalah aktivitas setelah rencana dimiliki, Pendamping Mitra PM harus mampu melakukan
aktivitasnya berdasar atas rencana untuk mewujudkan atau realisasi rencana. Menurut Ginting 1999
59
aktivitas seperti ini disebut implementasi terhadap rencana. Pada pelaksanaan
program Masyarakat Mandiri yaitu pinjaman mikro kredit, Pendamping Mitra memiliki peran sebagai pembingbing atau
Pembina. Sementara itu, menurut Sikhonze 1999
60
dalam penelitiannya mengenai penyuluhan pembangunan dalam
pemberdayaan masyarakat mengemukakan bahwa peran pendamping penyuluh dapat dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu peran konsultan, peran pembimbingan dan peran penyampaian informasi. Peran Pendamping Mitra itu senndiri
59
Meneth Ginting, Kontribusi Penyuluhan Pembangunan Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah
, Bogor: Pustaka Wirausaha Muda, 1999, h. 56
60
W. B. Sinkhonze, The Role Of Extention in Farmer Education and Information Dissemination in Swaziland,
German: Institute for International Cooperation Of The Geman Education Assosiation, 1999, h. 98
dalam pelaksanaan program Masyarakat Mandiri di lapangan meliputi:
61
a. Sosialisasi program pada level komunitas Bentuk sosialisasi yang dilakukan Pendamping Mitra
seperti menghadiri pengajian, ikut kumpul-kumpul bersama ibu-ibu atau masyarakat pada umumnya pada
saat pembuatan makanan ringan, Selain itu, sosialisasi dilakukan melalui rapat mingguan yang dihadiri oleh
aparat kecamatan, aparat desa, kepala dusun, ketua RTRW. Pada dasarnya sosialisasi yang dilakukan
adalah dengan mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang ada pada masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar tujuan
dari program Masyarakat Mandiri tercapai. Pada proses sosialisasi di atas dapat disimpulkan bahwa
prinsip dasar sosialisasi pendampingan untuk pemberdayaan masyarakat adalah pengakuan akan
pengalaman dan pengetahuan tradisional masyarakat. b. Melakukan kajian keadaan komunitas secara partisipatif
Kajian keadaan komunitas secara partisipatif dimaksudkan agar komunitas mampu dan percaya diri
61
Nana Mintarti, dkk, Buku Panduan Teknis Bagi Pendamping Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri,
h. 11
dalam mengidentifikasi serta menganalisa keadaannya, baik potensi maupun permasalahannya. Selain itu,
tahap ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan
masyarakat serta SDA dan SDM. Dalam langkah kajian ini disediakan proses dimana komunitas mendapatkan
kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dan pengetahuannya. Pendekatan yang dipakai adalah
Partisipatory Rural Appraisal PRA . PRA adalah suatu
pendekatan yang memanfaatkan macam-macam teknik visualisasi untuk mendukung proses keadaan tersebut.
c. Menemukan dan mengenali masalah, potensi dan kelompok sasaran
Kajian keadaan komunitas secara partisipatif di harapkan dapat menemukan dan mengenali masalah
dan potensi yang terdapat di komunitas. Sedangkan untuk menemukan dan mengenali kelompok sasaran
dilakukan dengan studi kelayakan mitra. Maka dengan studi kelayakan inilah kemudian akan muncul berbagai
macam pertimbangan untuk lebih selektif dalam menentukan calon mitra sebelum menjadi mitra. Hal ini
dilakukan untuk menghindari adanya resiko yang lebih besar terhadap jalannya program pemberdayaan ini.
d. Pembentukan Kelompok Mandiri Salah satu bagian aktivitas terpenting Masyarakat
Mandiri adalah melakukan mobilisasi Pendampingan Mitra PM ke lokasi yang akan di dampingi.
Pendampingan Mitra mulai tinggal bersama masyarakat sebagai awal menjalin kedekatan bersama komponen
masyarakat. Kemudian Pendampingan Mitra mulai menggali lebih dalam data potensi desa meliputi SDA
dan SDM calon sasaran, hingga kelompok mandiri terbentuk.
Secara garis besar proses pelaksanaan program sebagai mana gambar 3 di bawah ini:
62
Gambar 3. Proses Pelaksanaan Program Masyarakat Mandiri MM
62
Nana Mintarti, dkk, Buku Panduan Teknis Bagi Pendamping Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri,
h. 10 Persiapan
Sosialisasi
Tahap II
Tahap II
e. Pembiayaan Usaha Pembiayaan kepada mitra adalah salah satu
bentuk aktivitas penguatan kepada mitra yang akan diikuti oleh aktivitas program lainnya. Pembiayaan ini
hanya akan diberikan kepada mitra yang memenuhi kriteria dhuafa dan secara ekonomi cukup layak untuk
mendapatkan pembiayaan. Selanjutnya bagi mitra yang tidak memenuhi syarat mendapatkan pembiayaan, dapat
bergabung menjadi mitra untuk mendapatkan fasilitas penyuluhan, pembinaan dan pendampingan serta
memperoleh kesempatan dalam proses sertifikasi halal
Pembentukan kelompok kelembagaan
Tahap 1
Monitoring Evaluasi
Pelepasan Program Exit Strategy
Tahap III
Pemupukan modal swadaya
Pembangunan jaringan dan sinergi
Pengembangan dan penguatan kelembagaan
Dukungen teknis dan penguatan usaha
Kaderisasi Kader Lokal
Peningkatan Kapasitas SDM
Pembiayaan Usaha
dari LP-POM MUI dan sertifikasi P-IRT dari Dinas Kesehatan. Adapun prinsip layanan pembiayaan MM
adalah sebagai berikut:
63
1 Layanan langsung kemasyarakat: mitra yang ingin mendapatkan pembiayaan harus bergabung langsung dan menjadi anggota
Kelompok Mandiri, tanpa diwakili oleh oleh pihak manapun, sehingga pembiayaan akan langsung diterima oleh calon penerima
manfaat. 2 Jaminan: Pembiayaan dapat diberikan tanpa adanya persyaratan
jaminan kebenaran. 3 Prosedur sederhana: asas layanan langsung dan saling kenal dan
percaya di tingkat masyarakat lebih menjamin adanya prose pembiayaan yang cepat dengan prosedur pengajuan pembiayaan
dan persyaratan administrasi yang sederhana dan tidak berbelit- belit.
4 Pembagian keuntungan: Penetapan margin keuntungan dilakukan berdasarkan prinsip pengembalian pembiayaan yang digunakan
untuk usaha produktif. 5 Prinsip kelayakan: setiap permohonan pembiayaan Kelompok
Mandiri hanya dapat diberikan dengan prinsip pendekatan rasional,
63
Miptah Abdurrajak R, Pelaksanaan Program Kredit Mikro Studi Pelaksanaan Kredit Mikro Oleh Masyarakat Mandiri, Skripsi S1 Fakultas Ilmuy Sosial dan Ilmu POlitik UI Depok,
2007, skripsi, h. 66
yaitu berdasarkan kelayakan usaha mitrakelompok sebagai calon penerima pembiayaan.
6 Jenis usulan kegiatankebutuhan pembiayaan: Pembiayaan pada dasarnya dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan modal
usaha berbagai kegiatan ekonomi produktif, baik untuk kebutuhan modal kerja maupun infestasi khususnya yang berhubungan
dengan usaha mitra makanan jajanan yang halal dan thayyib. 7 Jangka waktu pembiayaan dan system pembayaran angsuran:
dengan tetap mempertimbangkan kelayakan usahanya, prinsip perguliran dana secara sehat, terbuka, cepat, merata dan adil.
8 Bayar Maju: peminjam diperkenankan untuk melunasi pembiayaannya secara lebih awal dan akan diperhitungkan
pengurangan beban kewajiban mark up bila diperlukan. 9 Sanksi: mekanisme pemberian sanksi berdasarkan aturan-aturan
yang berlaku di Masyarakat Mandiri tidak direkomendasikan memperoleh pembiayaan lagi dan kelompok mandiri dikeluarkan
dari keanggotaan kelompok. Gambar 4. Bagan Alur dan Angsuran Program Urban
ALUR ANGSURAN ALUR
MITRA Angsuran
perminggu SKMSPP
Tahap 1
Keterangan
------ : pengajuan
: angsuran : pencarian
KP : Koordinator Program
SPP : Surat Permohonan Pembiayaan
SKM : Studi Kelayakan Mitra
Proses pengajuan dan pembayaran angsuran pada gambar diatas dapat dijelaskan dalam tabel 2 di bawah
ini:
64
Tabel 2. Alur Proses Pengajuan dan Angsuran Pembiayaan
64
Miptah A. Razak Ramli, Pelaksanaan Program Kredit Mikro Lembaga Masyarakat Mandiri
, h. 69 Marjin BBA, infaq
TAMI di setor ke Bendahara
Kelompok KELOMPOK
MITRA KM
REMBUG MITRA
RAPAT KOMITE 1
Pengajuan SPP hasil
komite 1 Pendamping Mitra
PM Pengajuan
Rekap SPP
Divisi Program MM
AMW ke rek. Bank Syariah per wilayah atas
2 nama KP dan PM
PERSETUJUAN KOMITE 2
Pengajuan SPP hasil
komite 2 Bagian
keuangan MM
Tahap 4 Tahap 2
Tahap 3
TAHAPAN KETERANGAN
A. PROSES PENGAJUAN
Tahap 1 o
Pengajuan Skim Penyaluran Revolving Fund Dengan Akad Jual Beli Dari Mitra melalui KM dengan mengisi
SPP dan SKM terlebih dahulu o
SPP SKIM diserahkan oleh ketua KM kepada koordinator RM paling lambat dua hari sebelum rapat induk
Tahap 2 o
SPP SKIM mitra dibahas melalui rapat induk RM oleh komite 1 yang terdiri dari: Ketua KM, Bendahara KM,
Koordinatir RM dan PM o
SPP SKIM yang disetujui komite 1 diajukan ke komite 2 paling lambat 2 hari setelah rapat induk
Tahap 3 o
SPP SKIM yang disetujui dirtingkat komite 1, direkap oleh PM untuk diserahkan kepada KP Koordintaor
Program Urban paling lambat 2 hari o
KP mengajukan ke komite 2 yang terdiri dari: Manajer ProgramMP, KP, PM, Staf Keuangan untuk dibahas
kelayakannya paling lama 2 hari Tahap 4
o SPP SKIM yang disetujui komite 2 diajukan oleh KP ke
Bag. Keuangan untuk diproses pencairan paling lama 6 hari.
o Pencairan SPP mitra oleh Bag. Keuangan disalurkan
melalui PM untuk diberikan ke setiap KM
H. PROSES ANGSURAN
Tahap 1 o
Mitra menyetor angsuran ke KM per minggu dengan mengisi slip setoran rangkap 4 arsip Mitra, Bendahara
KM, PM dan Bag. Keuangan o
Marjin, Infaq dan Tabungan Mitra disetor ke dalam
Tabungan Kelompok oleh Bendahara KM o
AMW disetor ke Bendahara KM Tahap 2
o Bendahara KM menyetor AMW para mitra ke PM pada
pertemuan induk RM 2 mingguan Tahap 3
o PM menyetor AMW diri setiap KM ke Rek. Program per
wilayah di lembaga keuangan syariah terdekat Buku Rek Tabungan Program sepenuhnya di simpan oleh Bag.
Keuangan MM langsung diajukan ketua KM ke PM tanpa
1 khusus pembiayaan skim
: Catatan
komite 1 dengan asumsi RM belum terbentuk. Studi Permohonan
= SPP
, Angsuran Wajib Minimum
= AWM
: Keterangan
Pembiayaan, SKM= Studi Kelayakan Mitra, SKIM= tahap pembiayaan bernilai tertentu.
Pembiayaan yang diberikan dalam bentuk dana bergulir dengan akad jual beli secara angsurancicilan antara
Masyarakat Mandiri dengan mitra melalui 3 tahap pembiayaan skim berdasarkan waktu yang telah
ditentukan seperti pada table 3 di bawah ini:
65
Tabel 3. Daftar Skim Pembiayaan Program Komunitas Urban
SKIM Jumlah Maksimum
Pembiayaan AKAD
Waktu Maksimum
Cicilan
65
Miptah A. Razak Ramli, Pelaksanaan Program Kredit Mikro Studi Pelaksanaan Kredit Mikro Oleh Lembaga Masyarakat Mandiri
, h.70
1 Rp. 750.000,-
Cicilan Jual Beli
66
10 bulan
2 Rp. 1.250.000,-
Cicilan Jual Beli 12
bulan 3
Rp. 2.000.000,- Cicilan Jual Beli
12 bulan
3. Pembinaan