Memilih menjadi anak jalanan tentunya bukan pilihan yang menyenangkan, mereka dihadapi suatu masalah yang mengharuskan mereka turun ke jalanan
untuk mencari nafkah, tentunya ada beberapa faktor yang menyebabkan anak berada di jalanan anatara lain
1. Faktor dari dalam
a. Keadaan ekonomi keluarga yang semakin dipersulit oleh besarnya
kebutuhan yang ditanggung kepada keluarga, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga, maka anak-anak disuruh ataupun
sukarela membantu mengatasi perekonomian keluarganya. b.
Ketidakserasian dalam keluarga. Sehingga anak tidak betah tinggal dirumahanak melarikan diri dari rumah.
c. Adanya kekerasan ataaupun perlakuan kasar yang dilakukan oleh
orang tua yang menyebabkan anak melarikan diri dari rumah. d.
Kesulitan tinggal di kampung tempat asal anak melakukan urbanisasi untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar.
2. Faktor dari luar
a. Kehidupan di jalanan yang menjanjikan bagi mereka, dimana anak
dapat mancari uang dengan mudah serta anak dapat bergaul dengan bebas.
b. Ajakan dari teman yang mempengaruhi untuk tinggal di jalanan.
c. Adanya peluang disektor informal yang tidak terlalu membutuhkan
modal dan keahlian.
3. Kategori Anak Jalanan
Sementara itu, menurut Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia YKAI, anak jalanan dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu :
a. Anak-anak yang tidak lagi berhubungan dengan orang tuanya children of
the street . Mereka tinggal 24 jam di jalanan dan menggunakan semua
fasilitas di jalanan sebagai ruang hidupnya. Hubungan dengan keluarganya sudah putus, kelompok anak ini disebabkan oleh faktor sosial psikologis
keluarga, mereka mengalami kekerasan, penolakan, penyiksaan dan perceraian orang tua, sehingga pada umumnya mereka tidak mau kembali
ke rumah, kehidupan jalanan dan solidaritas temannya telah menjadi ikatan mereka.
b. Anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tua, mereka
adalah anak-anak yang bekerja di jalanan children on the street. Mereka sering kali diidentikan sebagai pekerja migran kota yang pulang tidak
teratur kepada orang tuanya di kampung. Pada umumnya mereka bekerja dari pagi hingga sore hari hari seperti, menyemir sepatu, pengasong,
pengamen, tukang ojek payung dan kuli panggul. Tempat tinggal mereka di lingkungan yang kumuh bersama-sama teman senasibnya.
c. Anak yang masih berhubungan teratur dengan orang tuanya. Mereka
tinggal dengan orang tuanya, beberapa jam di jalanan sebelum atau sesudah sekolah. Motivasi mereka turun ke jalanan karena tebawa teman
belajar mandiri, membantu orang tua dan disuruh orang tua aktifitas usaha mereka yang paling mencolok adalah berjualan koran.
d. Anak-anak jalanan yang berusia di bawah 16 tahun. Mereka berada di
jalanan untuk mencari kerja, atau masih labil suatu pekerjaan. Pada umumnya mereka telah lulus SD bahkan ada yang SLTP. Mereka biasanya
kaum urban yang mengikuti orang dewasa orang tua atau saudaranya kota. Pekerjaan mereka biasanya mencuci bus, menyemir sepatu,
membawa barang belanjaan kuli panggul, pengasong, pengemis dan pemulung.
39
Berdasarkan hasil kajian Kementrian Sosial Republik Indonesia secara garis besar anak jalanan dibedakan kedalam tiga kelompok, yaitu:
a Children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan
ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagian penghasilan
mereka di jalan diberikan kepada orang tuanya. Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu, memperkuat penyangga ekonomi
keluarganya karena beban atau tekanan kemiskinan yang harus ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orang tuanya.
b Children of the street, yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh di
jalanan, dari skala sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orang tuanya. Banyak diantara
mereka adalah anak-anak yang karena satu sebab biasanya kekerasan lari atau pergi dari rumah. Beberapa penelitian menunjukan bahwa anak-anak
1
- 6 +
4 B
+ .
8 B B
mereka pada kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah abuse baik secara sosial, emosional, fisik maupun seksual.
c Children from families of the street, yakni anak-anak yang berasal dari
anak-anak yang hidup di jalanan. Walaupun anak-anak ini memiliki hubungan kekeluargaan yang cukup kuat, tetapi hidup mereka terombang
ambing dari satu tempat ke tempat yang lainnya dengan segala resiko. Salah satu ciri penting dari kategori ini adalah penampakan kehidupan
jalanan sejak anak masih bayi, bahkan sejak dalam kandungan. Di Indonesia, kategori ini dengan mudah diketahui ditemukan di berbagai
kolong jembatan, rumah-rumah liar di sepanjang rel kereta api dan sebagainya.
Himpunan Mahasiswa Pemerhati Masyarakat Marginal Kota HIMMATA mengkelompokan anak jalanan menjadi dua kelompopk, yaitu: semi jalanan dan
anak jalanan murni. Anak semi jalanan diistilahkan untuk anak-anak yang hidup dan mencari penghidupan di jalanan, tetapi tetap mempunyai hubungan dengan
keluarga. Sedangkan anak jalanan murni diistilahkan untuk anak-anak yang menjalani kehidupannya tanpa mempunyai hubungan keluarganya.
Menurut Tata Sudrajat anak jalanan dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok berdasarkan hubungan dengan orang tuanya, yaitu :
1 Anak yang putus hubungan dengan orang tuanya, tidak sekolah dan
tinggal di jalanan anak yang hidup di jalanan atau children of the street . 2
Anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, tidak sekolah, kembali ke orang tuanya seminggu sekali, dua minggu sekali, dua bulan
atau tiga bulan sekali biasa disebut anak yang bekerja di jalanan children on the street
. 3
Anak yang masih tinggal bersama orang tuanya, setiap hari pulang ke rumah, masih sekolah atau sudah putus sekolah, kelompok ini masuk
kategori anak rentan menjadi anak jalanan vulnerable to be street children
.
4. Ciri-ciri Anak Jalanan