Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Lembaga

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

SOCIAL DEVELOPMENT CENTER SDC

A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Lembaga

Fenomena permasalahan sosial yang mencolok di kota-kota besar salah satunya adalah munculnya anak jalanan. Menurut hasil survei Pusat data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Pusdatin Kessos tahun 2004 jumlah anak jalanan adalah 98.113 orang jumlah tersebut tersebar di 30 provinsi. Survei terakhir lembaga tersebut menyebutkan bahwa pada tahun 2006 jumlah anak jalanan sebesar 114.889 orang. Hal tersbut menunjukan bahwa pada dalam 2 tahun jumlah anak jalanan meningkat secara kuantitas sebesar 16.776 orang anak atau sekitar 17.1. 50 Permasalahan yang dihadapi anak jalanan diantaranya kurangnya pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan, perlindungan, kasih sayang, kesehatan, makanan, minuman, dan pakaian. Akhir-akhir ini dijumpai masalah yang lebih serius seperti tracfiking, eksploitasi seks komersial dan berbagai tindak kekerasan. Jika ditelusuri secara mendalam, fenomena anak jalanan secara garis besar sebagai akibat dari dua hal mendasar ; problema sosial sosiologis karena orang 3 : : 5 tua yang kurang perhatian kepada anak-anaknya sehingga mereka para anak mencari perhatian di luar rumah yakni jalanan sebagai pelarian atau kompensasinya. Kedua ; problema sosial ekonomi yang di dominasi oleh masalah kemiskinan, sehingga banyak orang tua atau keluarga yang tidak mampu menyediakan kebutuhan dasar anak termasuk kebutuhan untuk mendapat pendidikan secara layak, kurangtidak tersedianya fasilitas bermain bagi anak- anak di tempat tinggal yang padat dan kumuh Pemerintah maupun masyarakat telah mengupayakan penanganan masalah sosial anak jalanan antara lain; rumah singgah, mobil sahabat anak, panti persinggahan, rumah perlindungan sosial anak, program menuju bandung raya bebas anak jalanan, dan program-program lainnya, tidak menutup mata terhadap keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai oleh program-program tersebut di atas. Masih dipandang perlu suatu lembaga atau institusi yang bisa memberikan pelayanan yang komperhensif dan berkelanjutan dalam mengatasi permaslahan anak jalanan. Program kegiatan dalam SDC dilakukan secara komperhensif dan berkesinambungan yang melibatkan pihak dalam sebuah jaringan kerja, sarana gedung SDC dibangun atas kerjasama Kementrian Sosial dengan United Nation – Wood Programme UN – WFP. Berbagai pihak jaringan terlibat dari proses perekrutan anak, proses pelayanan sosial dalam panti hingga penyaluran anak setelah mendapatkan pelayanan. Kementrian sosial sebagai instansi pemerintah yang berkompeten terhadap penanganan permasalahan sosial anak jalanan mengembangkan suatu konsep pelayanan yang komperhensif dan berkelanjutan bagi jalanan. Perwujudan dari konsep tersebut adalah Social Development Center for Children atau Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial anak yang diresmikan oleh Ibu Negara Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 23 November 2006. SDC beralamatkan di Jl. Panti Sosial PPA Bambu Apus Jakarta Timur. 51 Gedung ini didirikan di atas tanah seluas kurang lebih 4000 M2, berada dalam satu lokasi dengan 3 unit pelayanan sosial lain yang sudah ada. Gedung ini terdiri dari 3 unit bangunan, yaitu bangunan asrama putra yang berjumlah 11 kamar, asrama putri dengan 8 kamar dan bangunan ruang perkantoran, ruang makan, ruang kesehatan dan aula. Gedung Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak ini memiliki kapasitas tampung 150 anak. Gambaran Umum Tentang SDC Social Development Center SDC adalah sebuah konsep pelayanan yang berkomprehensif dan berkelanjutan yang dikembangkan oleh Kementrian Sosial RI yang didirikan pada tanggal 23 November 2006. SDC merupakan lembaga atau instansi pelayanan sosial yang diutamakan bagi anak jalanan yang berperan sebagai “Boarding House”. Lembaga atau instansi tersebut melakukan pengembangan pelayanan lanjutan bagi anak-anak jalanan rujukan rumah singgah.

B. Letak dan Kedudukan Lembaga