pengambilan kebijaksanaan dan peraturan-peraturan yang berlaku tentang ketenagakerjaan.
b. Pengertian Insentif
Didalam satu perusahaan yang memiliki sekelompok karyawan yang berpendidikan sama, berpengalaman kerja yang serupa, bekerja dengan cara kerja
yang sama, dalam bagian yang sama serta mempunyai kegiatan yang sama belum tentu akan menghasilkan produktivitas kerja karyawan yang sama. Memang
tujuan mereka bekerja adalah untuk memuaskan kebutuhan masing-masing, namun dalam hal kualitas kerja setiap karyawan tentulah berbeda.
Dari sekian banyak karyawan tenaga kerja yang bekerja dalam suatu perusahaan adalah merupakan hal wajar bila terdapat beberapa karyawan
yang sering mangkir dan kurang giat bekerja. Keadaaan ini sebenarnya sangat dipengaruhi oleh kepuasan, tujuan-tujuan dan nilai-nilai perseorangan karyawan
tersebut. Bila tujuan-tujuan perseorangan dalam suatu perusahaan dapat diintegrasikan dengan tujuan perusahaan serta tujuan tersebut memberikan
kepuasan bagi karyawan, maka dapat dipastikan kinerja dan produktivitas karyawan meningkat. Untuk itu, pimpinan diharapkan dapat mengambil
kebijakan untuk menghargai karyawan yang memiliki kinerja dan produktivitas yang baik yaitu dengan pemberian suatu rangsangan atau sering disebut dengan
insentif.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Winardi 1980: 10, “Insentif merupakan pemberian daya perangsang kepada karyawan agar setiap karyawan bersemangat melakukan
tugasnya dengan baik” . Dengan kata lain insentif itu adalah hal-hal atau usaha-usaha yang harus diperhatikan dan dibangun untuk menggairahkan
karyawan supaya rajin bekerja dan dapat mencapai hasil yang lebih baik sehingga tercipta efektivitas kerja karyawan.
Pengertian efektivitas kerja karyawan dalam hal ini adalah pencapaian hasil dengan baik dan tepat melalui kegairahan kerja. Dengan pemberian insentif
ini, maka karyawan mendapatkan tambahan untuk menutupi kebutuhan hidupnya sedangkan bagi perusahaan akan memperoleh keuntungan berupa
peningkatan produksi yang diakibatkan oleh meningkatnya produktivitas kerja karyawan.
Insentif yang diberikan perusahaan kepada karyawan adalah sebagai
penghargaan atas prestasi kerja dan produktivitas yang menguntungkan. Perusahaan yang telah menggunakan sistem pemberian insentif
kepada para karyawan harus memperhatikan lebih lanjut dampaknya terhadap karyawan. Harus memperhatikan karyawan secara utuh, loyalitas karyawan
sebagaimana kesenangan karyawan dan sampai sejauh mana prestasi mereka untuk perusahaan dan sebagainya. Dengan demikian pemberian insentif adalah sistem
yang paling efektif sebagai pendorong semangat kerja. Akan tetapi perusahaan harus juga berhati-hati agar dengan pemberian insentif ini pihak perusahaan
Universitas Sumatera Utara
menetapkan bahwa insentif hanya akan diberikan bagi karyawan yang mampu melaksanakan pekerjaannya secara lebih baik. Namun dengan kebijaksanaan yang
demikian ternyata karyawan menjadi kurang hati-hati, maka pemberian insentif akan dipertimbangkan lagi sehingga hal-hal yang nantinya merugikan
perusahaan dapat segera dihindarkan. Agar sistem insentif itu berhasil dengan baik, perlu diperhatikan
beberapa sifat dasar antara lain: a.
Rencana upah perangsang yang disusun harus sesederhana mungkin. b.
Pembayaran hendaknya sederhana sehingga dapat dimengerti dan dihitung oleh karyawan itu sendiri.
c. Penghasilan yang diterima oleh karyawan hendaknya langsung
menaikkan output dan efisiensi. d.
Pembayaran hendaknya dilakukan secepat mungkin. e.
Standard kerja hendaknya ditentukan dengan hati-hati, karena standard kerja yang terlalu tinggi dan terlalu rendah adalah tidak
baik.
2. Kriteria Penentuan Upah
Dalam hal kriteria penentuan upah salah satu dasar yang penting adalah bahwa kebijaksanaan pemberian upah harus fleksibel artinya disesuaikan dengan
Universitas Sumatera Utara