Kriteria Penentuan Upah Pengaruh Sistem Upah Dan Insentif Terhadap Produktivitas Kerja Pada Pabrik Gula PTPN II (PERSERO) Sei Semayang

menetapkan bahwa insentif hanya akan diberikan bagi karyawan yang mampu melaksanakan pekerjaannya secara lebih baik. Namun dengan kebijaksanaan yang demikian ternyata karyawan menjadi kurang hati-hati, maka pemberian insentif akan dipertimbangkan lagi sehingga hal-hal yang nantinya merugikan perusahaan dapat segera dihindarkan. Agar sistem insentif itu berhasil dengan baik, perlu diperhatikan beberapa sifat dasar antara lain: a. Rencana upah perangsang yang disusun harus sesederhana mungkin. b. Pembayaran hendaknya sederhana sehingga dapat dimengerti dan dihitung oleh karyawan itu sendiri. c. Penghasilan yang diterima oleh karyawan hendaknya langsung menaikkan output dan efisiensi. d. Pembayaran hendaknya dilakukan secepat mungkin. e. Standard kerja hendaknya ditentukan dengan hati-hati, karena standard kerja yang terlalu tinggi dan terlalu rendah adalah tidak baik.

2. Kriteria Penentuan Upah

Dalam hal kriteria penentuan upah salah satu dasar yang penting adalah bahwa kebijaksanaan pemberian upah harus fleksibel artinya disesuaikan dengan Universitas Sumatera Utara keadaan, sehingga kebijaksanaan pemberian upah ini sifatnya dinamis. Hal ini disebabkan oleh faktor kondisi tenaga kerja, lingkungan, pemerintah, perekonomian, pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian pemberian upah diharapkan dapat mencapai sasaran. Oleh karena itu. agar pengupahan dapat mencapai sasarannya ada beberapa kriteria yang dapat digunakan, antara lain: 1. Biaya hidup Tinggi rendahnya tingkat upah yang disepakati antara pihak perusahaan dengan karyawan harus disesuaikan dengan lingkungan atau tempat dimana karyawan bekerja. Misalnya, upah karyawan dikota adalah lebih besar, karena biaya hidup tinggi. Oleh karena itu, upah di kota cenderung lebih tinggi dengan mengingat biaya hidup tersebut. Dengan upah yang memadai diharapkan daya beli karyawan sesuai dengan harga barang-barang kebutuhan. Untuk itulah, biaya hidup merupakan batas penerimaan upah dari karyawan. 2. Produktivitas Kemampuan kerja karyawan yang berwujud produktivitas yang tinggi, dapat menimbulkan masalah kesalahpahaman antara manajemen dan karyawan. Manajemen mengganggap bahwa produktivitas yang ada bukanlah semata-mata karena produktivitas Universitas Sumatera Utara kerja melainkan juga karena faktor-faktor lain, misalnya adanya investasi modal dan penggantian mesin-mesing yang sudah tua. Alasan lain dari manajemen adalah bahwa efisiensi atau produktivitas yang dicapai hendaknya dapat dirasakan oleh masyarakat dengan cara penurunan harga jual barang. Di pihak karyawan, karyawan beranggapan bahwa produktivitas yang dicapai dapat dirasakan oleh mereka dengan jalan peningkatan penerimaan atau upah. Dari kedua pendapat yang bertolak belakang ini, jelaslah bahwa produktivitas kerja tetap merupakan suatu kriteria penting yang harus diperhitungkan dalam merumuskan dan menentukan kebijakan pemberian upah. 3. Kemampuan untuk membayar Bagi perusahaan, upah merupakan salah satu komponen biaya produksi. Tingginya upah akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, dan akhirnya akan mengurangi keuntungan. Kalau kenaikan biaya produksi sampai mengakibatkan kerugian perusahaan, maka jelas perusahaan memenuhi fasilitas karyawan. Oleh karena itu, manajemen sebelum mengambil keputusan dalam hal menolak atau menyetujui kenaikan upah harus memperkirakan lebih dahulu berapa besar keuntungan yang akan diperoleh. Universitas Sumatera Utara 4. Skala upah yang berlaku Antara karyawan dan manajemen pada umumnya terdapat suatu kesepakatan bahwa tingkat upah yang ditetapkan dalam suatu perusahaan diperlukan pengetahuan perbandingan tentang upah yang berlaku, baik menurut industri dimana perusahaan yang bersangkutan bergerak maupun organisasi yang menghasilkan barang dan jasa yang sejenis di daerah yang sama. 5. Ketentuan Pemerintah Kebijaksanaan atau peraturan-peraturan pemerintah juga mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat upah yang diterima karyawan. Misalnya dengan penetapan tingkat upah minimum, yang merupakan batas bawah dari tingkat upah yang akan dibayarkan. Dengan demikian perlu diperhatikan agar pemberian upah itu didasarkan atas pemberian upah yang sehat. Sehat tidaknya tingkat upah yang diterima oleh karyawan dapat dinilai apabila tingkat upah tersebut memperhatikan faktor-faktor berikut ini: 1. Dasar-dasar upah itu harus pasti, tetapi tetap harus mempunyai sifat fleksibel sehingga memungkinkan untuk disesuaikan dengan keadaan. 2. Harus memungkinkan ongkos-ongkos produksi serendah-rendahnya dan Universitas Sumatera Utara memberi kemungkinan mcninggikan produksi dan pengembangan bentuk usaha. 3. Adanya hubungan yang baik untuk memungkinkan adanya dedikasi pada tenaga kerja yang tepat. 4. Harus menunjukkan suatu upah yang layak dan berimbang menurut beratnya atau ringannya tugas. 5. Mempunyai sifat mendorong tenaga kerja untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya. 6. Jam kerja hendaknya tidak bertentangan dengan keadaan. 7. Membuat aturan dan administrasi upah yang mudah, sederhana dan terbuka untuk semua pihak. Dalam melakukan pembayaran upah karyawan, perusahaan harus menetapkan metode atas sistem pembayaran upah yang akan dipergunakan dalam perusahaan tersebut. Dengan berdasarkan sistem ini diharapkan pembayaran upah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, sehingga baik pihak perusahaan maupun pihak karyawan tidak akan merasa dirugikan. Secara umum sistem upah dapat dikelompokkan atas tiga kelompok, yaitu:

1. Sistem upah menurut waktu