BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Upah Dan Insentif
a. Pengertian Upah
Membicarakan upah atau tenaga kerja dalam suatu perusahaan, maka masalah upah adalah hal yang sangat penting. Upah sangat besar pengaruhnya
terhadap para pekerja dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, juga merupakan jaminan bagi kelangsungan hidup karyawan dan keluarganya. Pemberian upah
yang rendah kepada karyawan suatu perusahaan akan menimbulkan kesukaran dalam hal pengadaan dan mempekerjakan pegawai yang cakap. Akan tetapi bila
upah yang diberikan oleh perusahaan cukup adil dan layak, maka para karyawan akan memberikan jasanya semaksimal mungkin kepada perusahaan.
Pengertian Upah menurut Edwin 1995: 15 adalah “ harga atas jasa- jasa yang telah diberikan kepada orang lain. Dimaksudkan para pemberi
kerja memberi suatu imbalan kepada penerima kerja atas sumbangan atau jasa yang telah mereka berikan kepada pihak pemberi kerja” .
Menurut Vander Veil 1982: 23, “ upah diartikan lebih luas yaitu sebagai tujuan objektif kerja ekonomis” . Soepomo menyatakan, “ upah adalah
pembayaran yang diterima buruh selama ia melakukan pekerjaan” .
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Hadi Purwono 1981: 175, “Upah adalah jumlah keseluruhan yang ditetapkan sebagai upah pengganti jasa yang telah dikeluarkan
oleh tenaga kerja melalui masa atau syarat-syarat tertentu “ . Tenaga kerja menerima balas jasa berupa jumlah yang telah ditetapkan terlebih dahulu atas
jasa tenaga yang mereka berikan pada tempat mereka bekerja, disamping itu juga diperkirakan mengenai jangka waktu dari tenaga kerja itu
melaksanakan pekerjaannya dan ketentuan lain yang perlu. Hijrahman 1984: 137 menyatakan bahwa:
“Upah adalah suatu imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan,
berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam
bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang- undang, serta peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu
perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja” .
Berdasarkan pengertian Dewan Penelitian Pengupahan Nasional tersebut, maka unsur-unsur dari suatu program pengupahan atau kompensasi
dapat dikelompokkan sebagai berikut : a.
Financial yang terdiri dari: -
Direct upah, gaji, komisi, bonus, dan Iain-lain -
Indirect berbagai jenis asuransi, jaminan sosial, dan lain-lain
Universitas Sumatera Utara
b. Non financial yang terdiri dari:
The Job berbagai kesempatan, daya tarik dan tanggung-jawab yang ada dalam suatu jabatanpekerjaan
Job environment berbagai jenis lingkungan pekerjaan yang mendorong dan menumbuhkan suasana kerja yang baik dan sehat.
Menurut Undang-undang Kecelakaan tahun 1947 No. 33 pasal 7 ayat a dan b: Upah adalah: tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh buruh sebagai
ganti pekerjaan. Selain itu upah juga termasuk didalamnya perumahan, makan, bahan makanan dan pakaian dengan cuma-cuma yang nilainya ditaksir menurut harga
umum di tempat itu. Adapun fungsi dan tujuan pengupahan secara umum adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan produktivitas kerja.
b. Untuk mengalokasikan sumber daya manusia tersebut secara efisien dan
efektif. c.
Mendorong stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi pada umumnya. Pengertian upah dari keseluruhan defenisi yang telah diuraikan
sebelumnya menyebutkan bahwa upah yang diterima oleh para karyawan atas pekerjaannya adalah merupakan suatu penerimaan yang berfungsi sebagai jaminan
kehidupan yang layak. Dari defenisi tersebut juga dijelaskan bahwa upah itu dinilai
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk uang, serta tambahan-tambahan lainnya yang jumlah serta pembayarannya dilaksanakan sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.
Menurut beberapa defenisi terdahulu bahwa upah yang diterima oleh pekerja dari sipemberi kerja adalah merupakan pengganti jasa atas pengorbanan
yang telah diberikan oleh para pekerja tersebut, yang ditinjau atau ditetapkan menurut syarat-syarat atau peraturan yang ditetapkan lebih dahulu.
Pengertian upah menurut Moekijat 1979: 92 yaitu: Dalam pemakaian yang sudah umum istilah upah sering digunakan
untuk menunjukkan pembayaran jasa, baik kepada pekerja harian maupun pekerja kantor yang memerlukan pengawasan. Upah yang
dirumuskan oleh kebiasaan itu termasuk gaji, hadiah, makanan, minuman dan perumahan. Dalam arti sempit upah menunjukkan balas
jasa yang dibayarkan berdasarkan jam kerja atau waktu dan jasa pekerja yang dibayarkan berdasarkan kesatuan hasil.
Dalam arti yuridis pada Hijrahman 1980: 3, “upah adalah balas jasa yang diberikan oleh pihak majikan kepada buruh atas penyerahan jasa oleh
pihak buruh kepada pihak majikan. Pada pengertian di atas ada dua pihak yang tersangkut langsung dalam persoalan pengupahan” .
Pihak pertama yaitu majikan atau perusahaan tempat bekerja, bagi majikan upah merupakan penambahan biaya produksi sekaligus merupakan
komponen harga pokok yang sangat penting dalam penentuan kelangsungan hidup perusahaan. Bagi pihak kedua, yaitu penerima kerja karyawan upah
merupakan sumber penghasilan yang dapat digunakan sebagai jaminan
Universitas Sumatera Utara
kelangsungan hidup, diri maupun keluarganya. Besar kecilnya upah akan merupakan pendorong bagi karyawan untuk memberikan sumbangan di tempat
kerja. Selain itu, tingkat upah dapat dijadikan sebagai status buruh dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian apabila upah
yang diterima rendah akan dapat dapat menyebabkan rasa malu di masyarakat karena tidak mencukupi untuk membiayai diri dan keluarganya. Sehingga dengan
demikian, karyawan tidak akan memberikan perhatian terhadap produktivitas kerja di perusahaan bahkan tidak bekerja dengan sepenuh hati. Disamping kedua
pihak yang bersangkutan langsung terhadap upah, juga ada pihak-pihak yang terkait secara tidak langsung, yaitu: calon investor, organisasi buruh dan
pemerintah. Bagi Investor, tingkat upah dalam suatu perusahaan merupakan gambaran
atau indikator maju mundurnya suatu perusahaan. Jika tingkat upah dalam suatu perusahaan rendah, itu perusahaan tidak mampu, dan pihak Investor akan
menghindari untuk menanamkan modalnya, demikian sebaliknya. Bagi organisasi buruh, tingkat upah merupakan cermin berhasil tidaknya pencapaian tujuan
organisasi buruh. Jika tingkat upah rendah, maka organisasi tidak berhasil dalam pencapaian tujuannya. Bagi pemerintah, upah merupakan indikator kemakmuran
masyarakat, karena upah yang rendah berarti tingkat kemakmuran rendah, demikian sebaliknya dengan asumsi harga tidak berubah atau kenaikan upah lebih
besar dari perubahan harga, sehingga akan membantu pemerintah dalam
Universitas Sumatera Utara
pengambilan kebijaksanaan dan peraturan-peraturan yang berlaku tentang ketenagakerjaan.
b. Pengertian Insentif