Daito-ryu Aikijujutsu Takenouchi-ryu Jujutsu Yoshin-ryu Jujutsu

29 Secara garis besarnya jujutsu terbagi dalam dua aliran yaitu aliran tua koryu dan aliran modern Gendai Budo. Yang dimaksud aliran tua adalah aliran yang timbul sebelum tahun 1882 dan berpusat di negara Jepang. Pengajaran aliran ini sangat tertutuprahasia, tidak sembarang orang boleh menjadi anggota dan kurikulumnya bersifat baku dan tidak berubah selama ratusan tahun. Hal ini disebabkan oleh sifat jujutsu yang pada awalnya hanya boleh dipelajari oleh golongan bangsawan dan prajurit samurai saja. Sedangkan aliran modern adalah yang didirikan oleh para ahli jujutsu setelah mereka menyebarluaskan seni beladiri ini ke luar negeri Jepang. Aliran ini timbul setelah runtuhnya kekuasaan Shogun di awal abad ke 19 pada saat seni beladiri jujutsu tidak lagi menjadi monopoli kaum bangsawan atau prajurit samurai dan sudah diajarkan kepada rakyat jelata. Aliran modern ini bersifat terbuka, boleh diikuti oleh semua orang dan kurikulumnya berkembang sesuai kemajuan jaman dan adat istiadatnya tidak seketat aliran tua. Aliran-aliran tua ini merupakan sejarah awal dari jujutsu. Yang tergolong kedalam aliran tua atau ‘koryu’ antara lain adalah Daitoryu Aikijujutsu, Takenouchiryu Jujutsu, Yoshin-ryu Jujutsu Kenpo, Kitoryu Jujutsu dan aliran- aliran jujutsu yang bersumber pada ‘Amatsu Tatara’.

3.1.1 Daito-ryu Aikijujutsu

Daito-ryu Aikijujutsu (大東流合気柔術 )diciptakan pada tahun 1100 oleh Shinra Saburo Minamoto Yoshimitsu, seorang bangsawan dari kaum Samurai. Sebagai seorang prajurit, beliau sering mengamati orang-orang yang terluka dan tewas dalam peperangan sehingga beliau pun kemudian mempelajari ilmu anatomi dan akhirnya menemukan prinsip-prinsip kuncian persendian, Universitas Sumatera Utara 30 lemparan dan menyerang titik vital. Beliau juga menemukan prinsip circular movement atau gerakan melingkar setelah melihat aksi seekor laba-laba dalam menjaring mangsa yang lebih besar. Hasil-hasil studi beliau inilah yang mendasari lahirnya seni beladiri Daito-ryu Aikijujutsu, sesuai dengan nama istana beliau istana Daito. Daito-ryu Aikijujutsu ini sampai sekarang dikenal sebagai cikal bakal seni beladiri aikido, karena sang pendiri aikido, Morihei Ueshiba adalah seorang ahli Daito-ryu Aikijujutu sebelum memisahkan diri dari Daitoryu dan mendirikan Aikido.

3.1.2 Takenouchi-ryu Jujutsu

Berdasarkan cerita legenda, Takenouchi-ryu (竹内流 )diciptakan oleh pangeran Takenouchi Nakatsukasadaiyū Hisamori, seorang bangsawan yang tinggal di wilayah Okayama, pada tahun 1532 di jaman Muromachi. Konon, pada tahun 1532 sang bangsawan ini bermimpi berjumpa dengan Dewa, kemudian oleh Dewa diajari 5.000 teknik bertarung dan menangkap orang. Dari wangsit dewa inilah kemudian Pangeran Hisamori Takenouchi menciptakan seni beladirinya yang dinamakan Takenouchiryu Jujutsu, sesuai dengan nama beliau. Aliran ini diakui sebagai salah satu yang terhebat pada masa itu, sampai-sampai pada tahun 1663, Hisayoshi Takenouchi, keturunan ketiga dari Hisamori Takenouchi, mendapat penghargaan dari Kaisar Jepang berupa gelar “Kusaka Toride Kaizen”, artinya “pegulat terhebat di seluruh negara”. Universitas Sumatera Utara 31

3.1.3 Yoshin-ryu Jujutsu

Yoshin-ryu Jujutsu ( 楊 心 流 柔 術 ) diciptakan oleh seorang dokter bernama Akiyama Shirōbei Yoshitoki di Nagasaki pada tahun 1632 di jaman Edo. Pada tahun 1590, Akiyama pergi ke negeri China untuk mempelajari seni pengobatan Akupunktur. Sesampainya disana, beliau selain mempelajari pengobatan juga mempelajari beladiri kungfu oleh lidah orang Jepang dilafalkan sebagai “kenpo”. Setelah kembali ke Jepang pada tahun 1610, beliau bertapa di kuil Tenmangu untuk mencari wangsit dari Dewa, demi mengembangkan seni pengobatan dan seni beladiri yang telah dipelajarinya, beliau bertapa dengan rajin, mulai dari musim panas sampai musim salju. Dalam pertapaannya, beliau melihat bahwa pohon cemara yang kelihatannya kuat dan kokoh ternyata dahan-dahannya patah setelah ditimpa oleh badai salju. Sebaliknya, pohon willow pohon yanagi yang dahannya lebih lunak justru bertahan dari timpaan salju dan terpaan angin. Akhirnya beliau memperoleh pencerahan bahwa seni beladiri yang baik bukanlah mengadu kekuatan lawan kekuatan, melainkan justru menghadapi kekuatan dengan kelenturan. Dengan menggabungkan antara prinsip kungfu dengan prinsip kelenturan, beliau menciptakan beladiri Yoshin-ryu Jujutsu. Yoshinryu artinya aliran jiwa pohon Yo, jujutsu artinya seni kelenturan, sedangkan kenpo adalah cara orang Jepang untuk menyebut beladiri kungfu China. Aliran ini dikenal sebagai Shindo Yoshin-ryu Jujusu; Shindo artinya jalan para dewa atau sesuai ajaran dewa. Seni beladiri Shindo Yoshinryu Jujutsu ini kemudian dikenal sebagai cikal bakal aliran wadoryu, karena pada tahun 1934 pewaris dari Yoshinryu Jujutsu, Otsuka Hironori, mengawinkan teknik-teknik dari Yoshin-ryu Jujutsu dengan Universitas Sumatera Utara 32 karate dari Okinawa, sehingga lahirlah aliran wadoryu sebagai hasil dari perkawinan ini.

3.1.4 Kito-ryu Jujutsu