32 karate dari Okinawa, sehingga lahirlah aliran wadoryu sebagai hasil dari
perkawinan ini.
3.1.4 Kito-ryu Jujutsu
Pada tahun 1644 sampai 1648, seorang ahli kungfu dari China bernama Chen Yuang Ping tinggal di Jepang, tepatnya di kuil Kokuseiji yang terletak di
Edo sekarang Tokyo. Beliau selama tinggal di Jepang lebih dikenal sebagai ahli kesenian keramik. Akan tetapi, beliau juga bersahabat dengan tiga orang samurai
bernama Miura, Fukuno dan Isogai. Karena persahabatan yang akrab ini, Mr. Chen mau mengajarkan seni beladiri kungfu dan filsafat Taoisme Yin danYang
yang dikuasainya kepada ketiga samurai tersebut. Oleh Miura dan kawan-kawan, seni kungfu ini diramu menjadi sebuah aliran seni beladiri tangan kosong yang
disebut Kito-ryu Jujutsu (起倒流柔術). Kito artinya ‘naik dan turun’, sesuai
dengan pepatah China yang berbunyi “segala sesuatu yang naik, pasti akan turun”. Kitoryu banyak menggunakan teknik membanting dan sampai sekarang dikenal
sebagai cikal bakal dari beladiri judo.
3.1.5 Beladiri yang Bersumber pada Amatsu Tatara
Amatsu Tatara (天津多々良)adalah nama dari sebuah buku suci yang
berisi kompilasi berbagai ilmu pengetahuan, termasuk ilmu beladiri. Konon, buku ini adalah hasil pengolahan dari pengetahuan agama Shinto, Budha, seni
berperang dari berbagai bangsa yang pernah singgah di Jepang kabarnya termasuk bangsa melayu, dan juga dari bangsa Jepang sendiri. Buku ini telah ada
di tangan keluarga kuki salah satu keluarga bangsawan Jepang sejak abad ke-12, diberikan sebagai anugerah karena berjasa terhadap Kaisar. Sebagai aliran jujutsu
Universitas Sumatera Utara
33 tradisional di Jepang adalah hasil pengembangan dari pengetahuan yang terdapat
di dalam buku tersebut. Seni beladiri yang bersumber dari ajaran Amatsu Tatara antara lain: Kuki
Shin-ryu seni beladiri keluarga Kuki, Kijin Chosui-ryu dan Shinden Fudo-ryu. Kuki Shin-ryu spesialisasinya adalah bertempur di medan perang dengan berbagai
senjata, sedangkan Chosui-ryu dan Shinden Fudo-ryu lebih ke tangan kosong. Juga dikenal Hontai Takagi Yoshin-ryu Jujutsu, yaitu suatu aliran Yoshin-ryu
andalan keluarga Takagi yang bersahabat dengan keluarga Kuki. Seni Jujutsu dari aliran Yoshin-ryu diadopsi oleh Kuki Shin-ryu, sebaliknya seni tongkat Kukishin-
ryu diadopsi oleh Yoshin-ryu. Aliran Yoshin-ryu gunanya untuk bertempur di dalam istana. Kemudian juga dikenal Gyokko-ryu dan koto-ryu keduanya seni
jujutsu yang juga dikuasai para Ninja, gunanya untuk beladiri praktis saat sedang dalam perjalanan dan Togakure-ryu seni para Ninja, spesialisasinya pada
berbagai macam senjata rahasia, teknik melarikan diri dari sergapan lawan dan teknik menelusup ke istana musuh.
Aliran-aliran jujutsu yang disebutkan diatas adalah beberapa yang sangat dikenal hingga sekarang, namun merupakan sedikit dari aliran-aliran jujutsu kuno
yang tidak dapat penulis jabarkan satu persatu karena jumlahnya yang banyak.
3.2 Perkembangan Jujutsu