Dalam buku Goleman yang kedua, Working with Emotional Intelligence yang dikutip oleh Luthans 2006 menyatakan; Tingkatan kecerdasan emosi bukan hanya
bawaan genetika, juga bukan hanya dikembangkan pada masa anak-anak. Beda halnya dengan IQ yang sedikit berubah setelah kita berusia remaja, kecerdasan emosi
sangat dapat dipelajari, dan terus berkembang saat kita menjalani hidup dan belajar dari pengalaman kita, kompetensi kita dapat terus berkembang. Kata klasik untuk
perkembangan kecerdasan emosi adalah “kedewasaan”. Berdasarkan teori-teori diatas dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional
merupakan variabel yang berperan dan harus dimiliki seorang pemimpin untuk meningkatkan motivasi kerja bawahannya.
2.3. Motivasi Kerja
Motivasi terbentuk dari sikap atitute karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan situation. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positip terhadap situasi
kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal Mangkunegara, 2005.
Menurut McClelland yang dikutip Mangkunegara 2005 ada beberapa karakteristik dari orang-orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi, antara lain :
a. Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi
b. Berani mengambil dan memikul resiko
Tuti Sumarni : Pengaruh Kecerdasan Emosional Pemimpin Terhadap Motivasi Kerja Perawat Di Rumah Sakit..., 2008 USU e-Repository © 2008
c. Memiliki tujuan yang realistik
d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan
tujuan e.
Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan
f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan
Menurut McClelland yang dikutip oleh Thoha 2003, seseorang yang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk
melakukan suatu karya yang berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga kebutuhan manusia menurut McClelland, yakni :
1. Kebutuhan untuk berprestasi
2. Kebutuhan untuk berafiliasi
3. Kebutuhan untuk kekuasaan
Ketiga kebutuhan ini terbukti menentukan prestasi seseorang dalam bekerja. Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi
individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk
mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Dorongan tersebut terdiri 2 dua komponen, yaitu :
1. Arah perilaku kerja untuk mencapai tujuan
2. Kekuatan perilaku seberapa kuat usaha individu dalam bekerja
Tuti Sumarni : Pengaruh Kecerdasan Emosional Pemimpin Terhadap Motivasi Kerja Perawat Di Rumah Sakit..., 2008 USU e-Repository © 2008
Motivasi meliputi perasaan unik, pikiran dan pengalaman masa lalu yang merupakan bagian dari hubungan internal dan eksternal perusahaan. Selain itu
motivasi dapat pula diartikan sebagai dorongan individu untuk melakukan tindakan karena mereka ingin melakukannya. Apabila individu termotivasi, mereka akan
membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu, karena dapat memuaskan keinginan mereka Rivai, 2004.
Menurut Arep dan Tanjung 2004 motivasi sebagai sesuatu yang yang pokok, yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk bekerja. Motivasi adalah Self concept
realization merealisasikan konsep dirinya, yang bermakna bahwa seseorang akan selalu termotivasi jika :
a. Ia hidup dalam suatu cara yang sesuai dengan peran yang lebih ia sukai.
b. Diperlakukan sesuai dengan tingkatan yang lebih ia sukai.
c. Dihargai sesuai dengan cara yang mencerminkan penghargaan seseorang atas
kemampuannya. Menurut Luthans 2006 motivasi adalah proses yang dimulai dengan
defisiensi fisiologis atau psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan atau insentif. Hierarki motivasi kerja menurut Luthans
digambarkan seperti gambar di bawah ini.
Tuti Sumarni : Pengaruh Kecerdasan Emosional Pemimpin Terhadap Motivasi Kerja Perawat Di Rumah Sakit..., 2008 USU e-Repository © 2008
AKTUALISASI DIRI
Perkembangan pribadi, realisasi potensi
KEBUTUHAN PENGHARGAAN
Gelar, symbol status, promosi, bangquet makan siang bisnis
KEBUTUHAN SOSIAL
Kelompok atau tim kerja formal dan informal
KEBUTUHAN KEAMANAN
Rencana senioritas, serikat, asuransi kesehatan, rencana membantu karyawan, uang pesangon, pensiun
KEBUTUHAN DASAR
Gaji GAMBAR 2.1: HIERARKI MOTIVASI KERJA
Menurut Robbins 2003 motivasi sebagai satu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu
tujuan. Motivasi merupakan kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam
memenuhi beberapa kebutuhan individual. Berdasarkan McClelland’s Theory of needs yang dikutip oleh Rivai 2004,
menganalisis tentang tiga kebutuhan manusia yang sangat penting di dalam organisasi atau perusahaan tentang motivasi mereka. McClelland theory of needs memfokuskan
kepada tiga hal yaitu :
Tuti Sumarni : Pengaruh Kecerdasan Emosional Pemimpin Terhadap Motivasi Kerja Perawat Di Rumah Sakit..., 2008 USU e-Repository © 2008
a. Kebutuhan dalam mencapai kesuksesan need for achievement; kemampuan
untuk mencapai hubungan kepada standar perusahaan yang telah ditentukan juga perjuangan karyawan untuk menuju keberhasilan. Mereka berjuang untuk
memenuhi ambisi secara pribadi daripada mencapai kesuksesan dalam bentuk penghargaan perusahaan atau organisasi. Sehingga mereka melakukannya
selalu lebih baik dan lebih efisien dari waktu ke waktu better than others. b.
Kebutuhan dalam kekuasaan atau otoritas kerja need forpower; kebutuhan untuk orang berperilaku dalam keadaan yang wajar dan bijaksana di dalam
tugasnya masing-masing. Manusia seperti ini justru senang dengan tugas yang dibebankan kepadanya dan cenderung untuk lebih peduli dengan kebanggaan,
prestise, dan memperoleh pengaruh terhadap manusia lainnya. c.
Kebutuhan untuk berafiliasi need for affiliation; hasrat untuk bersahabat dan mengenal lebih dekat rekan kerja atau para karyawan di dalam organisasi.
Mereka memiliki motivasi untuk persahabatan, menanggung dan bekerja sama daripada sebagai ajang kompetisi di dalam suatu organisasi. Termasuk di
dalam hal pengertian satu dengan lainnya. Berdasarkan teori-teori di atas bahwa motivasi kerja merupakan variabel yang
berperan untuk meningkatkan kinerja di rumah sakit.
2.4. Keperawatan