2.1.9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi dua usaha yang dilakukan bersamaan, yaitu mencegah terjadinya erupsi preventif dan usaha untuk
menghilangkan jerawat yang terjadi kuratif Wasitaatmaja, 2008. 1.
Pencegahan:
Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum dan perubahan isi sebum dengan cara : diet rendah lemak dan karbohidrat, melakukan
perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dan kotoran dari jasad renik yang mempunyai peran dalam menyebabkan akne vulgaris.
Menghindari terjadinya faktor pemicu seperti, hidup teratur dan sehat,
cukup istirahat, olahraga, hindari stress, penggunaan kosmetik secukupnya dan hindari pemicu kelenjar minyak
Memberi edukasi dan informasi yang cukup kepada penderita mengenai
penyebab penyakit, pencegahan, cara, maupun lama pengobatannya serta prognosisnya agar penderita tidak kecewa atau terlalu optimis terhadap
penatalaksanaannya. 2.
Pengobatan :
Topikal berupa, bahan iritan yang mengelupas kulit sulfur,resorsinol,retinoid,dll, antibiotika topikal untuk mengurangi
jumlah mikroba dalam folikel oksitetrasiklin, eritomisin,klindamisin fosfat, antiperadangan topikal atau krim kortikosteroid ringan atau
sedang hidrokortison 1-2,5 dan lainnya misalnya etil laktat yang dapat menghambat pertumbuhan jasad renik.
Pengobatan sistemik untuk mengurangi reaksi radang, menekan produksi
sebum dan mempengaruhi keseimbangan hormonal, terdiri atas : antibakteri sistemik tetrasiklin, dosisiklin, eritromisin ,dll, obat
hormonal, vitamin A dan retinoid oral sebagai antikeratinisasi, antiinflamasi non-steroid ibuprofen,dapson,dll.
Universitas Sumatera Utara
Bedah kulit, dilakukan untuk memperbaiki jaringan parut akibat
akne vulgaris.jenis bedah disesuaikan dengan macam dan kondisi jaringan parut yang terjadi.
Terapi baru, spironolakton, untuk menambah efikasi terapi
kombinasi hormonal estrogen dan antiandrogen terhadap akne apabila akne disertai gejala sebore dan hipertrikosis.
Terapi sinar, dengan memakai sinar biru panjang gelombang 420
nm untuk membasmi P acnes dengan merusak porfirin dalam sel bakteri.
2.2. Produk Olahan Susu dairy products