Hubungan Makanan dengan Kejadian Akne Vulgaris

pertumbuhan kelenjar sebasea. Pada produk olahan susu Pengaruh hormon juga terjadi pada konsumsi keju karena proses fermentasi menyebabkan produksi testosteron yang lebih banyak dari prekursornya pada susu. Rezakovic S, 2012; Danby W, 2005; Davidovici, 2010

2.4. Hubungan Makanan dengan Kejadian Akne Vulgaris

Makanan sendiri tidak dapat secara langsung menyebabkan akne. Setelah diteliti ternyata terdapat faktor hormon yang memicu timbulnya akne vulgaris yaitu androgen, insulin like growth factor, insulin like growth factor binding protein 3 dan retinoid signaling pathway. Hormon androgen selain berperan besar dalam memicu timbulnya hiperproliferasi folikular keratinosit, juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap aktivitas sel sebosit dalam memproduksi sebum. Androgen yang terpenting dalam stimulasi produksi sebum adalah testosteron yang akan diubah menjadi bentuk aktifnya oleh perantaraan enzim type I- 5α reductase menjadi 5α – DHT. Hal inilah yang memicu timbulnya akne pada masa pubertas, dimana sudah umum diketahui bahwa pada usia pubertas terjadi peningkatan yang signifikan dari hormon androgen. Dengan demikian, peningkatan sebum dapat ditingkatkan apabila terjadi peningkatan dari androgen, peningkatan sensitivitas reseptor sel sebosit terhadap 5α-DHT atau akibat peningkatan dari enzim type I- 5α reductase Cordain L, 2002. Hasilnya studi terbaru dari American Journal of Clinical Nutrition pada Juli 2007 melihat pengaruh faktor diet atau nutrisi khususnya pada sisi glycemic load GL dalam menyebabkan jerawat. Glycemic index GI merupakan suatu sistem peringkat untuk menilai seberapa cepat glukosa atau gula dari suatu jenis makanan memasuki aliran darah, atau dapat dikatakan seberapa cepat karbohidrat dalam makanan dapat meningkatkan kadar gula darah. Berbeda dengan GI, GL tidak hanya menilai seberapa cepat glukosa dari makanan memasuki peredarah darah, tetapi juga menilai seberapa banyak glukosa yang terkandung dari makanan tersebut sehingga GL lebih menilai secara keseluruhan. GL dinyatakan sebagai peringkat standar saji dari suatu makanan untuk dapat meningkatkan kadar gula darah. Makin rendah GL, makin kecil kemampuan Universitas Sumatera Utara makanan yang disajikan memicu peningkatan gula darah secara berlebihan Smith R, 2007 Makanan dengan Glycemic Load yang tinggi meningkatkan kadar gula dalam darah sehingga terjadi suatu kondisi hiperinsulinemia. Kondisi ini akan meningkatkan kadar IGF 1 insulin like growth factor yang merangsang terjadinya jerawat lewat peningkatan proses keratinisasi pada folikel polisebasea dan stimulasi pada ovarium dan testikular untuk memproduksi hormon androgen yang mengakibatkan produksi minyak atau sebum. Selain itu hiperinsulinemia akan menyebabkan meningkatknya kadar non stratified fatty acid di dalam plasma yang akan meningkatkan epidermal growth factor receptor. Bersamaan dengan ini insulin akan meningkatkan transforming growth factor β1 yang mana akan menghambat sintesis insulin growth factor binding protein 3 di keratinosit, dimana IGFBP 3 merupakan inhibitor dari IGF 1, sehingga tidak terjadi hiperkeratinisasi. Retinoid signaling pathway juga mungkin berperan dalam hal ini. Retinoid merupakan penghambat proliferasi dari sel dan bertugas untuk mengadakan apoptosis pada sel. Ada 2 bentuk dari retinoid di dalam tubuh yaitu trans retinoid dan 9 cis retinoid acid yang mempunyai 2 reseptor RAR-RXR yang berperan untuk transkripsi dan RXR-RXR yang berperan untuk membatasi proliferasi dari hampir seluruh sel tubuh. Di kulit sendiri, terdapat RXRα yang berperan untuk membatasi proliferasi sel folikular, akan tetapi terjadi penurunan sensitifitas pada sistem ini akibat penurunan dari kadar plasma IGFBP 3. Peningkatan insulin dan IGF 1 juga diketahui akan menghambat hati mensisntesis sex hormone binding globulin SHBG sehingga bioavaibilitas androgen terhadap jaringan akan meningkat drastis Cordain L, 2002; Smith R, 2007; Guyton A C, Hall J E, 2007. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Variabel independen Variabel dependen Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Variabel Indipenden Variabel Dependen Populasi konsumsi + Akne Vulgaris konsumsi - Sampel konsumsi + Non Akne Vulgaris Konsumsi - Gambar 3.2 Alur Penelitian Vaiabel independen disini yaitu Konsumsi makanan produk olahan susu pada mahasiswa FK USU angkatan 2010 dan variabel independen disini adalah kejadian akne vulgaris pada mahasiswa FK USU angkatan 2010. Konsumsi produk olahan susu dairy products: • Glycemic load tinggi • Tinggi kandungan Kejadian Acne Vulgaris Universitas Sumatera Utara