i. Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi
ii. Beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi
iii. Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi
iv. Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi
c. Berat , bila :
i. Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi
ii. Banyak lebih beradang pada 1 atau lebih predileksi
iii. Banyak lebih beradang pada 1 atau lebih predileksi.
Catatan : sedikit 5, beberapa 5-10,banyak 10 lesi Tak beradang : komedo putih dan komedo hitam,papul
Beradang : pustul, nodul, kista
2.1.7. Diagnosa Akne Vulgaris
Menurut Wasitaatmaja 2008 , diagnosa akne vulgaris ditegakan atas dasar :
1. Klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum yaitu pengeluaran sebum
dengan komedo ekstraktor sendok unna. Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai masa padat seperti lilin atau massa lebih lunak bagai nasi
yang ujungnya kadang berwarna hitam. 2.
Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa serbukan sel radang kronis di sekitar folikel pilosebasea dengan
massa sebum di dalam folikel. Pada kista, radang sudah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair sebum bercampur
dengan darah, jaringan mati dan keratin yang lepas
3. Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran
pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan laboratorium mikrobiologi yang lengkap untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering
tidak memuaskan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pemeriksaan pada susunan kulit dan kadar lipid permukaan kulit dapat
pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris, kadar asam lemak bebas meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan
digunakan cara untuk menurunkannya.
2.1.8. Diagnosa Banding
Menurut Wasitaatmaja 2008 dan Fulton 2009, diagnosa banding akne vulgaris sebagai berikut :
1. Erupsi akneiformis yang disebabkan oleh induksi obat, misalnya
kortikosteroid, INH, barbiturate, bromide, yodida, difenil hidantoin, trimetadion, ACTH dan lainnya. Klinis berupa erupsi papulo pustule
mendadak tanpa adanya komedo di hampir seluruh bagian tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi di semua usia.
2. akne venenata dan akne komedonal oleh rangsangan fisis. Umumnya lesi
monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia atau rangsangan fisisnya.
3. Rosasea, merupakan penyakit peradangan kronik di daerah muka dengan
gejala eritema, pustule, telangiektasi dan kadang-kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea.
Dapat disertai papul, pustul dan nodulus, atau kista. Tidak terdapat komedo faktor penyebab adalah makanan atau minuman panas.
4. Dermatitis perioral yang terjadi terutama pada wanita dengan gejala klinis
polimorfi eritema, papul, pustule, di sekitar mulut yang terasa gatal.
5. Pseudofolliculitis barbae disebabkan oleh proses pencukuran rambut yang
menyebabkan batang rambut di bawah kulit terjebak dan mengalami perforasi dan menimbulkan lesi inflamasi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.9. Penatalaksanaan