Ke ragaan Umum Sektor Perekonomian Kabupate n Banjarne gara

A. Ke ragaan Umum Sektor Perekonomian Kabupate n Banjarne gara

1. Laju Pertumbuhan Sektor Pe rekonomian Kabupaten B anjarne gara

II (Kabupaten) di P rovinsi Jawa Tengah yang melaksanakan otonomi daerah

Daerah Tingkat

dalam pembangunan daerahnya. Oleh karena itu Kabupaten Banjarnegara memiliki kewenangan untuk menentukan dan melaksanakan kebijakan pembangunan sesuai dengan kondisi, potensi dan aspirasi masyarakat wilayah tersebut. Adanya otonomi daerah ini mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara untuk lebih teliti dalam memberdayakan potensi wilayahnya dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah sehingga kondisi perekonomian di Kabupaten Banjarnegara dapat lebih baik atau stabil. Perlu adanya penerapan strategi pembangunan daerah

yang sesuai dengan potensi wilayah Kabupaten Banjarnegara, untuk itu dibutuhkan adanya pengenalan dan identifikasi potensi yang dimiliki.

Adanya pengenalan dan identifikasi tersebut diharapkan mampu menilai keadaan perekonomian

Kabupaten Banjarnegara sehingga mampu mendorong pembangunan saat ini maupun pembangunan yang akan datang di Kabupaten Banjarnegara.

Keragaan umum sektor perekonomian Kabupaten Banjarnegara salah satunya dapat dilihat dari laju pertumbuhan dan kontribusi sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara. Laju pertumbuhan sektor perekonomia n di Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. Laju Pertumbuhan Sektor P erekonomian Kabupaten Banjarnegara, 2004-2008 (%)

2007 2008 rata Pertanian

4,16 3,76 3,45 Pertambangan & penggalian

4,39 3,74 2,68 Listrik, gas & air bersih

5,11 2,57 5,71 Bank & Lembaga keuangan

9,48 6,07 5,82 lainnya Jasa-jasa

Sumber: BP S Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 a

Tabel 27 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjarnegara selama kurun waktu lima tahun mengalami

pertumbuhan positif. Hal ini dikarenakan hampir semua sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara mengalami pertumbuhan yang positif. Laju pertumbuhan rata-rata tertinggi adalah sektor jasa-jasa dan terendah adalah sektor Industri. Tingginya rata-rata laju pertumbuhan sektor jasa-jasa disebabkan adanya peningkatan pada penggunaan jasa- jasa. Kegiatan sektor jasa-jasa di Kabupaten Banjarnegara meliputi pemerintahan dan hankam, dan jasa swasta. Jasa swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan yang terdiri dari jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan jasa sosial kemasyarakatan lainnya (panti asuhan dan panti wredha); jasa hiburan dan kebudayaan yang terdiri dari studio radio swasta, panggung hiburan, dan obyek wisata; sedangkan jasa perorangan dan rumah tangga terdiri dari jasa perbengkelan, reparasi, jasa perorangan dan pembantu rumah tangga. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten

Banjarnegara tertinggi yaitu pada tahun 2007 sebesar 5,01 persen dan terendah yaitu pada tahun 2004 sebesar 3,81. Adapun rata-rata laju

pertumbuhan sektor perekonomian pada tahun 2004-2008 di Kabupaten Banjarnegara dapat dijelaskan pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Laju P ertumbuhan Rata-Rata Sektor Perekonomian di Kabupaten Banjarnegara, 2004-2008

Laju pertumbuhan pada tahun 2004 terbesar adalah sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar 9,80% dan yang terkecil adalah sektor bangunan yaitu sebesar -3,27%. Peningkatan laju pertumbuhan di sektor listrik, gas dan air minum disebabkan adanya peningkatan pembangunan perumahan guna memenuhi banyakanya permintaan konsumen akan kebutuhan perumahan sehingga kebutuhan akan listrik meningkat, pembangunan perumahan lebih banyak berada di Kecamatan yang dekat dengan pusat kota seperti di Kecamatan Bawang dan Kecamatan Banjarnegara sendiri.

Pada tahun 2005 laju pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,95%. Laju pertumbuhan terbesar pada tahun 2005 adalah sektor jasa-jasa yaitu sebesar 10,70% sedang laju pertumbuhan terkecil dialami oleh sektor bank dan lembaga keuangan lainnya yaitu sebesar -0,26%. Peningkatan laju pertumbuhan di sektor jasa-jasa disebabkan adanya peningkatan penggunaan jasa-jasa seperti jasa pemerintahan dan hankam serta jasa swasta yang meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan, dan jasa perorangan dan rumah tangga.

Pada tahun 2006 laju pertumbuhan terbesar dialami oleh sektor angkutan yaitu sebesar 8,68% dan laju pertumbuhan terkecil dialami oleh sektor industri yaitu sebesar 2,61%. Sektor angkutan ini mencakup kegiatan pengangkutan umum baik untuk barang dan penumpang, termasuk jasa penunjang komunikasi dan jasa komunikasi.

Laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2007 adalah sektor bank dan lembaga keuangan lainnya yaitu sebesar 9,48% , sedangkan laju pertumbuhan terendah adalah sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar 3,04%. Laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2008 adalah sektor jasa- jasa yaitu sebesar 10,56%, sedangkan laju pertumbuhan terendah adalah sektor bangunan yaitu sebesar 0,88%.

2. Laju Pertumbuhan Sektor Pe rtanian Kabupaten B anjarne gara

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara yang memiliki peranan yang penting dalam

pembangunan daerah Kabupaten Banjarnegara. Laju pertumbuhan sektor pertanian tersebut dapat menunjukkan tingkat perkembangan dari masing-

masing subsektor pertanian yang ada di Kabupaten Banjarnegara. Adapun laju pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian Kabupaten Banjarnegara, 2004-2008 (%)

Rata-rata Subsektor Pertanian

T ahun

2007 2008 T anaman Bahan M akanan

4,17 4,00 3,76 T anaman Perkebunan

-2,34 0,20 -3,08 Peternakan

8,49 7,83 5,29 K ehutanan

6,67 -8,15 2,07 PDR B

Sumber: BP S Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 a

Berdasarkan Tabel 28 diketahui bahwa selama periode tahun 2004-2008 laju pertumbuhan sektor pertanian adalah positif. Laju pertumbuhan rata-rata sektor pertanian tertinggi adalah subsektor Berdasarkan Tabel 28 diketahui bahwa selama periode tahun 2004-2008 laju pertumbuhan sektor pertanian adalah positif. Laju pertumbuhan rata-rata sektor pertanian tertinggi adalah subsektor

Gambar 4. Diagram Laju P ertumbuhan Rata-Rata Sektor Pertanian di Kabupaten Banjarnegara, 2004-2008

Pada tahun 2004 laju pertumbuhan terbesar adalah subsektor perikanan yaitu sebesar 10,39%. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan produksi perikanan yang didukung dengan adanya balai benih ikan yang berlokasi di Desa Pucang Kecamatan Bawang yang menyediakan benih- benih ikan unggul. Selain itu juga didukung dengan adanya pasar ikan yang berada di Kecamatan Purwonegoro dan Kecamatan Madukara. Sedangkan laju pertumbuhan terkecil adalah subsektor tanaman perkebunan yaitu sebesar -16,17%. Hal ini terjadi karena adanya penurunan produksi komoditi tanaman perkebunan, penurunan produksi tanaman perkebunan ini disebabkan karena banyak petani yang dulunya

mengusahakan tanaman perkebunan seperti kopi beralih ke tanaman bahan makanan untuk komoditi buah-buahan berupa salak, karena dari segi produksi lebih menguntungkan. Tanaman salak bisa di panen setiap 40 hari sekali, sedangkan tanaman kopi merupakan tanaman tahunan yang mengusahakan tanaman perkebunan seperti kopi beralih ke tanaman bahan makanan untuk komoditi buah-buahan berupa salak, karena dari segi produksi lebih menguntungkan. Tanaman salak bisa di panen setiap 40 hari sekali, sedangkan tanaman kopi merupakan tanaman tahunan yang

Gambar 5. Diagram P roduksi Komoditi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Banjarnegara, 2003-2008

Pada tahun 2005 laju pertumbuhan masing-masing subsektor pertanian cenderung mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, subsektor yang mengalami peningkatan hanya subsektor tanaman perkebunan dan subsektor peternakan masing-masing yaitu sebesar 1,49%

dan 4,85. Produksi tanaman perkebunan tahun 2005 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, komoditi tanaman perkebunan yang

mengalami peningkatan yaitu melati gambir, aren, pala, kina, nilam, kemukus, cengkeh, kelapa deres, kelapa dalam, dan kopi arabika

(Gambar 5). Laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2005 dialami oleh (Gambar 5). Laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2005 dialami oleh

Gambar 6. Diagram Populasi Ternak di Kabupaten Banjarnegara, 2004-2008

Laju pertumbuhan sektor pertanian Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 2,75% yang pada tahun sebelumnya sebesar 3,21%. Hal ini terjadi karena subsektor yang tergabung dalam sektor pertanian juga mengalami penurunan kecuali subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan. Laju pertumbuhan terbesar pada tahun 2006 dialami oleh subsektor kehutanan yaitu sebesar 7,51%. Hal ini terjadi akibat peningkatan luas areal hutan suaka alam, hutan produksi dan hutan rakyat di Kabupaten Banjarnegara, peningkatan luas areal hutan ini diikuti pula dengan peningkatan produktifitas dari hasil hutan di Kabupaten Banjarnegara. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7. Laju pertumbuhan terkecil adalah subsektor tanaman perkebunan. Hal ini terjadi karena adanya penurunan produksi tanaman perkebunan, seperti melati gambir, aren, lada, kapuk randu, pala, Laju pertumbuhan sektor pertanian Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 2,75% yang pada tahun sebelumnya sebesar 3,21%. Hal ini terjadi karena subsektor yang tergabung dalam sektor pertanian juga mengalami penurunan kecuali subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan. Laju pertumbuhan terbesar pada tahun 2006 dialami oleh subsektor kehutanan yaitu sebesar 7,51%. Hal ini terjadi akibat peningkatan luas areal hutan suaka alam, hutan produksi dan hutan rakyat di Kabupaten Banjarnegara, peningkatan luas areal hutan ini diikuti pula dengan peningkatan produktifitas dari hasil hutan di Kabupaten Banjarnegara. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7. Laju pertumbuhan terkecil adalah subsektor tanaman perkebunan. Hal ini terjadi karena adanya penurunan produksi tanaman perkebunan, seperti melati gambir, aren, lada, kapuk randu, pala,

Gambar 7. Diagram Luas Arel Hutan menurut Fungsinya di Kabupaten Banjarnegara , 2005-2008

Pada tahun 2007 laju pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Banjarnegara mengalami peningkatan, kecuali

subsektor tanaman perkebunan dan subsektor kehutanan. Subsektor pertanian yang mengalami laju pertumbuhan paling besar adalah subsektor peternakan yaitu sebesar 8,49%, sedangkan subsektor pertanian yang mengalami laju pertumbuhan paling kecil adalah subsektor perkebunan yaitu sebesar -2,34%. Pada tahun 2008 laju pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Banjarnegara menurun menjadi 3,76%. Penurunan ini terjadi karena subsektor pertanian yang tergabung dalam sektor pertanian juga mengalami penurunan kecuali subsektor tanaman perkebunan. Laju pertumbuhan terbesar dialami oleh subsektor peternakan yaitu sebesar 7,83% sedangkan laju pertumbuhan terkecil dialami oleh subsektor perikanan yaitu sebesar -8,15%.

3. Kontribusi Se ktor Perekonomian Kabupate n Banjarnegara

Salah satu peranan sektor perekonomian Kabupaten Banjarnegara dalam pembangunan adalah kontribusinya terhadap P DRB Kabupaten Banjarnegara. Besarnya kontribusi tersebut dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Kontribusi P DRB Sektor P erekonomian Kabupaten Banjarnegara, 2004-2008 (%)

2007 2008 rata Pertanian

0,53 0,54 0,53 penggalian Industri

14,16 13,99 14,35 Listrik, gas & air bersih

12,74 12,73 12,95 A ngkutan

4,23 4,13 4,14 Bank & Lembaga

5,73 5,79 5,61 keuangan lainnya

17,53 18,47 17,24 T otal

Sumber: BP S Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 a

Berdasarkan Tabel 29 diketahui bahwa selama kurun waktu 2004-2008 kontribusi sektor perekonomian mengalami fluktuatif. Nilai rata-rata kontribusi PDRB terbesar adalah sektor pertanian yaitu sebesar 38,12%. Berdasarkan data kontribusi P DRB di atas sektor pertanian merupakan sektor andalan utama Kabupaten Banjarnegara. Kondisi ini dapat dilihat dari tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banjarnegara. Selama kurun waktu 2004- 2008 kontribusi sektor pertanian cenderung mengalami penurunan namun tetap memberikan kontribusi P DRB terbesar pada sektor perekonomian Kabupaten Banjarnegara. Hal ini karena adanya peningkatan produksi dari beberapa subsektor pertanian seperti subsektor peternakan yang kontribusinya selalu meningkat dan subsektor kehutanan dan subsektor perikanan yang berfluktuatif cenderung meningkat. Peningkatan produksi subsektor tersebut didukung berkat adanya perbaikan saluran pemasaran

dengan pemanfaatan keberadaan pasar hewan yang ada di Kecamatan

Madukara dan Kecamatan Purwonegoro, keberhasilan pemerintah dalam memberikan penyuluhan tentang program rehabilitasi hutan dan lahan serta pembinaan pengusahaan hasil hutan, dan peran Balai Benih Ikan (BBI) dalam penyediaan bibit ikan unggul. Nilai rata-rata kontribusi PDRB terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar 0,45%. Rendahnya kontribusi pada sektor listrik, gas, dan air bersih dikarenakan pengaruh debit air di Waduk P anglima Besar Jenderal Soedirman semakin menurun yang disebabkan oleh sedimentasi waduk yang sudah semakin memburuk, hal ini menyebabkan P LTA P anglima Besar Jenderal Soedirman tidak bisa bekerja secara optimal sehingga mengakibatkan pasokan listrik menjadi berkurang.

4. Kontribusi Se ktor Pertanian Kabupate n Banjarnegara

Salah satu peranan sektor pertanian dalam pembangunan Kabupaten Banjarnegara adalah kontribusinya terhadap pendapatan

daerah. Besarnya kontribusi sektor pertanian Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel 30 di bawah ini.

Tabel 30. Kontribusi P DRB Sektor Pertanian Kabupaten Banjarnegara, 2004-2008 (%) Subsektor

T ahun

Rata-rata

2007 2008 T anaman bahan makanan

32,56 32,26 32,92 T anaman perkebunan

1,66 1,71 1,63 K ehutanan

0,94 0,82 0,91 T otal

a Sumber: BP S Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 30 dapat diketahui bahwa pada periode tahun 2004-2008 kontribusi sektor pertanian Kabupaten Banjarnegara cenderung mengalami penurunan. Nilai rata-rata kontribusi terbesar adalah subsektor tanaman bahan makanan yaitu sebesar 32,92% dan terkecil adalah subsektor kehutanan yaitu sebesar 0,84%. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara terbesar adalah pada tahun 2004 yaitu 38,91% dan terkecil adalah pada tahun 2007 yaitu 37,29%.

Selama periode tahun 2004-2008 kontribusi terbesar sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara adalah subsektor tanaman bahan makanan yaitu 33,56% pada tahun 2004 namun pada tahun 2008 menurun menjadi 32,26%. Komoditi tanaman bahan makanan (padi dan palawija) yang mengalami penurunan terutama tanaman padi sawah, padi ladang, dan ubi kayu (Gambar 8). P roduksi padi terus ditingkatkan karena padi merupakan makanan pokok penduduk. Produksi padi terus ditingkatkan seiring dengan peningkatan kebutuhan akan pangan sehingga dengan peningkatan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Kabupaten Banjarnegara khususnya dan masyarakat wilayah lainnya. Kontribusi terkecil sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara adalah subsektor kehutanan. Kontribusi terbesar subsektor kehutanan adalah pada tahun 2008 yaitu sebesar 0,82%.

Gambar 8. Diagram P roduksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Banjarnegara , 2003-2008

Kontribusi PDRB subsektor tanaman perkebunan selama periode tahun 2004-2008 terus mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan produksi tanaman perkebunan yang mengalami penurunan juga. Penurunan produksi tanaman perkebunan ini disebabkan karena banyak

petani yang dulunya mengusahakan tanaman perkebunan seperti kopi petani yang dulunya mengusahakan tanaman perkebunan seperti kopi

mengusahakan tanaman salak. Kontribusi terbesar pada tahun 2004 yaitu sebesar 1,95% . Hal ini disebabkan produksi tanaman perkebunan pada tahun 2004 mengalami peningkatan terutama adalah kapulaga, aren, lada, kapuk randu, kina, nilam, kopi robusta, dan kopi arabika (Gambar 5). Sedangkan kontribusi terkecil terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 1,64%. Hal ini disebabkan pada tahun 2008 produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Banjarnegara mengalami penurunan, terutama adalah tanaman kapulaga, lada, kapuk randu, kemukus, cengkeh,dan kelapa dalam (Gambar 5).

Kontribusi PDRB subsektor peternakan selama periode tahun 2004-2008 mengalami peningkatan. Tahun 2008 kontribusi P DRB

subsektor peternakan di Kabupaten Banjarnegara paling besar selama periode tahun 2004-2008 yaitu sebesar 1,71% dan kontribusi P DRB terkecil pada tahun 2004 yaitu 1,59%. Besarnya kontribusi P DRB subsektor peternakan di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2008 terjadi karena adanya peningkatan populasi ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, kelinci dan jenis unggas (ayam dan itik). Populasi ternak Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Gambar 6. Peningkatan jumlah ternak ini terjadi seiring dengan bertambahnya penduduk Kabupaten Banjarnegara

perkapita sehingga permintaan akan protein hewani, khususnya daging sapi, daging ayam dan telur semakin meningkat.

Besarnya kontribusi PDRB subsektor perikanan Kabupaten Banjarnegara selama periode tahun 2004-2008 mengalami fluktuatif

cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan produksi subsektor perikanan yang fluktuatif juga. Kontribusi PDRB subsektor perikanan yang paling cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan produksi subsektor perikanan yang fluktuatif juga. Kontribusi PDRB subsektor perikanan yang paling