Klasifikasi Subsektor Pertanian Kabupaten Banjarne gara

2. Klasifikasi Subsektor Pertanian Kabupaten Banjarne gara

Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang berperan penting dalam pembangunan Kabupaten Banjarnegara. Untuk itu pemerintah Kabupaten Banjarnegara harus memilih dan menentukan kebijakan yang tepat dalam pengembangan dan peningkatan sektor pertanian. Dalam

menentuan kebijakan yang tepat diperlukan suatu identifikasi sektor pertanian. Dengan menggunakan Tipologi Klassen subsektor pertanian

Kabupaten Banjarnegara dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan menjadi subsektor prima, subsektor potensial, subsektor berkembang dan subsektor

terbelakang. Klasifikasi subsektor pertanian Kabupaten Banjarnegara berdasarkan Tipologi Klassen dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32. Matriks Tipologi Klassen Subsektor P ertanian di Kabupaten Banjarnegara

Kontribusi K ecil Sektoral

Kontribusi

Kontribusi Besar

(K ontribusi PDR B Subsektor ≥ (K ontribusi PDR B Subsektor

Kontriusi PDR B

< Kontribusi PDR B

Kabupaten Laju

Kabupaten Banjarnegara)

Banjarnegara) Pertumbuhan

Sektoral Tumbuh Cepat

Subsektor Berkembang: (r Subsektor ≥r PD RB )

Subsektor Prima:

Subsektor peternakan

Subsektor kehutanan

Tumbuh Lambat

Subsektor Terbelakang: (r Subsektor <r PDRB )

Subsektor Potensial:

Subsektor tanaman bahan

Subsektor perikanan

makanan, Subsektor perkebunan

Sumber : Diadopsi dari Lampiran 13 Berdasarkan Tabel 32 dapat diketahui bahwa dari hasil Pendekatan

Tipologi Klassen, diperoleh klasifikasi subsektor pertanian di Kabupaten Banjarnegara yang terdiri atas empat kategori yaitu subsektor prima, subsektor potensial, subsektor berkembang dan subsektor terbelakang. Penjelasan secara rinci mengenai hasil klasifikasi sektor pertanian di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut:

a. Subsektor P rima Subsektor pertanian yang termasuk subsektor prima adalah subsektor peternakan, yang berarti subsektor peternakan merupakan sektor yang terbaik dan memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan subsektor lainnya karena memiliki pertumbuhan cepat serta kontribusi yang lebih besar dibandingkan kontribusi PDRB Kabupaten Banjarnegara. Sebagai subsektor prima maka subsektor peternakan dapat bersaing dengan subsektor lainnya untuk itu pemerintah berupaya a. Subsektor P rima Subsektor pertanian yang termasuk subsektor prima adalah subsektor peternakan, yang berarti subsektor peternakan merupakan sektor yang terbaik dan memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan subsektor lainnya karena memiliki pertumbuhan cepat serta kontribusi yang lebih besar dibandingkan kontribusi PDRB Kabupaten Banjarnegara. Sebagai subsektor prima maka subsektor peternakan dapat bersaing dengan subsektor lainnya untuk itu pemerintah berupaya

Komoditas andalan Kabupaten Banjarnegara untuk subsektor peternakan adalah kambing, domba, dan sapi potong. Hal ini didukung

oleh

untuk mengembangkan ternak tersebut. Lokasi penyebaran kambing terdapat di seluruh Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, dengan tingkat populasi ternak kambing tertinggi ada di Kecamatan Wanayasa 22.758 ekor, Kecamatan P agentan 17.203 ekor, Kecamatan Karangkobar 14.628 ekor, dan Kecamatan P unggelan 14.056 ekor. Keistimewaan jenis ternak domba adalah cepat gemuk, karena pengaruh pola makannya yang tinggi. Lokasi penyebaran domba terdapat di seluruh Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, dengan tingkat populasi ternak domba tertinggi di Kecamatan Wanayasa 20.904 ekor, Kecamatan

iklim di Kabupaten Banjarnegara yang cocok

Batur 17.349 ekor, dan Kecamatan Pejawaran 16.033 ekor. Disamping peternakan kambing dan domba, juga berkembang peternakan sapi potong. Budaya ternak sapi potong merupakan salah satu usaha sampingan para petani. Lokasi penyebaran sapi potong terdapat di seluruh Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, dengan tingkat populasi ternak sapi potong tertinggi di Kecamatan Wanayasa 8.047 ekor, Kecamatan Kalibening 5.593 ekor, Kecamatan Karangkobar 4.678 ekor, dan Kecamatan Bawang 3.188 ekor.

b. Subsektor P otensial Subsektor tanaman bahan makanan dan subsektor perkebunan merupakan subsektor potensial. Hal ini berarti subsektor tanaman bahan makanan dan subsektor perkebunan di Kabupaten Banjarnegara merupakan subsektor yang laju pertumbuhannya lambat akan tetapi memiliki kontribusi yang besar. Sebagai subsektor potensial, subsektor

tanaman bahan makanan dan subsektor perkebunan ini mampu bersaing dengan subsektor lainnya dengan potensi yang dimiliki. Komoditas

andalan Kabupaten Banjarnegara untuk subsektor tanaman bahan makanan adalah padi, palawija (jagung dan ubi kayu), buah-buahan (salak), dan sayur-sayuran (kentang dan kol/kubis). Produksi ubi kayu Kabupaten Banjarnegara terkonsentrasi di tiga kecamatan yaitu P urwonegoro, Bawang, dan Banjarnegara, di kecamatan lainnya juga menghasilkan ubi kayu namun dalam jumlah yang lebih sedikit. Sedangkan produksi jagung banyak dihasilkan oleh Kecamatan P agetan, Kalibening, dan Purwonegoro. Sementara itu komoditas andalan buah-buahan yaitu salak terkonsentrasi di Kecamatan Banjarmangu, Madukara, dan Sigaluh. Kabupaten Banjarnegara merupakan penghasil terbesar kubis dan kentang di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Tanaman kubis cocok dikembangkan di Kecamatan Wanayasa, Batur, dan Pejawaran, sedangkan tanaman kentang cocok dikembangkan di Kecamatan Batur, Pejawaran, Wanayasa.

Komoditas andalan Kabupaten Banjarnegara untuk subsektor perkebunan adalah teh. Untuk meningkatkan produktifitas teh,

P emerintah Kabupaten Banjarnegara tengah mengembangkan teh bibit unggul yang disebut teh Gambung. Variates Gambung dikembangkan di sentra perkebunan teh di Kalibening. Perkebunan teh di Kabupaten Banjarnegara tersebar di tujuh kecamatan, meliputi Kalibening, Karangkobar, Wanayasa, P andanarum, Pejawaran, Batur, dan P agentan. P engolahan hasil pucuk teh dikelola oleh P T. Pagilaran di desa Jatilawang, kecamatan Wanayasa dan PT. Jatilawang Sejahtera di desa Grogol, kecamatan Pejawaran.

c. Subsektor Berkembang Subsektor Kehutanan merupakan subsektor berkembang, hal ini berarti

subsektor yang pertumbuhannya cepat namun kontribusinya lebih kecil dibandingkan kontribusi PDRB Kabupaten Banjarnegara. Selain itu subsektor

kehutanan merupakan subsektor yang dapat bertambah besar lagi dengan adanya pemanfaatan potensi sumber daya hutan. Adapun

pemanfaatan potensi sumber daya hutan antara lain yaitu dengan pembinaan pengusaha hasil hutan; memonitoring, evaluasi dan pelaporan peredaran hasil hutan; pengembangan hasil hutan non kayu (lebah madu); serta pengembangan bibit tanaman kehutanan. Jenis tanaman yang paling banyak di tanam di areal kawasan hutan di Kabupaten Banjarnegara adalah pinus, yang tersebar di Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok, Mandiraja, Bawang, Banjarmangu, P agedongan, Sigaluh, Madukara, Punggelan, Karangkobar, dan Kalibening. Sementara itu jenis produksi yang dihasilkan oleh hutan di Kabupaten Banjarnegara baik itu hutan rakyat maupun hutan negara yaitu tebangan pinus, tebangan damar, tebangan jati, tebangan mahoni, tebangan rimba campuran, sadapan pinus, sadapan damar, dan sadapan kopal.

d. Subsektor Terbelakang Subsektor pertanian yang termasuk subsektor terbelakang adalah

subsektor perikanan. Hal ini berarti subsektor perikanan merupakan subsektor yang tertinggal dibandingkan subsektor lainnya dan pertumbuhannya lambat serta kontribusinya kecil. Yang menyebabkan subsektor perikanan ini menjadi subsektor yang terbelakang adalah karena ketersediaan pakan alami yang masih tergantung pada alam, penurunan mutu induk dan benih ikan, tingginya harga pakan, terbatasnya modal bagi pembudidaya, produksi yang tidak kontinyu, lemahnya kelembagaan Pokdakan (kelompok pembudidaya ikan), peralatan yang tidak ramah lingkungan, dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi ikan.

Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Banjarnegara harus menentukan

dan strategi untuk pengembangan subsektor tersebut agar tidak tertinggal oleh subsektor lainnya dan dapat meningkatkan kesejahteraan. Selain itu subsektor

perikanan merupakan subsektor yang dapat bertambah besar lagi dengan adanya sumber-sumber yang mendukung. Adapun sumber- perikanan merupakan subsektor yang dapat bertambah besar lagi dengan adanya sumber-sumber yang mendukung. Adapun sumber-

perikanan Kabupaten Banjarnegara. Hasilnya dikirim ke kota besar di Jawa untuk keperluan restoran/rumah makan, ikan jenis ini tidak hanya diperlihara di karamba, tetapi juga dipelihara di kolam dan sungai/saluran irigasi. Sentra budidaya ikan gurame terdapat di Kecamatan Sigaluh, P urworejo

Klampok, Purwonegoro, Bawang, Wanadadi, Madukara, Banjarmangu dan Rakit.