C. Kerangka Konseptual
Investor dalam mengambil keputusan investasi akan mempertimbangkan kinerja perusahaan. Untuk dapat menilai kinerja dengan baik investor perlu
melakukan analisa terhadap laporan keuangan. Dengan melakukan analisa tersebut investor dapat mengambil keputusan investasi berdasarkan pada
informasi laporan keuangan tersebut. Penilaian investor terhadap laporan keuangan adalah untuk mengetahui apakah prospek perusahaan yang akan datang
lebih besar dibandingkan biaya untuk memperolehnya. Untuk mengukur kinerja suatu perusahaan perlu ditentukan aspek yang
menjadi tolak ukur pengukuran kinerja. Tolak ukur tersebut penting untuk menentukan pencapaian kinerja perusahaan secara empiris, sehingga informasi
yang diberikan berdasarkan tolak ukur dapat mencerminkan kinerja perusahaan dalam kurun waktu tertentu.
Menurut Brigham dan Houston 2006, ukuran-ukuran kinerja yang diukur dapat menggunakan Return on Assets ROA, Return on Equity ROE, Return On
Sales ROS, dan Operating Profit Margin OPM. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat
aset. ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset yang semakin baik. Ini berarti menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin
baik yang akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. ROE digunakan untuk mengukur pengembalian absolut yang akan
diberikan perusahaan kepada para pemegang saham. Suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan, yang mengakibatkan
tingginya harga saham. Hal itu juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan
memberikan laba yang lebih besar. Semua hal tersebut dapat menciptakan nilai yang tinggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan atas kekayaan para pemiliknya.
ROS digunakan untuk mengukur kemampuan penjualan dalam menghasilkan pendapatan. Semakin besar ROS, menggambarkan manjemen
perusahaan yang semakin baik karena tingkat penjualan yang besar dapat menghasilkan pendapatan yang besar.
Operating Profit Margin OPM merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kinerja manajemen dalam menghasilkan laba usaha. Semakin
tinggi rasio OPM akan semakin baik bagi operasi suatu perusahaan. Hal tersebut dapat memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar
yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar. Menurut Young dan O’Byrne 2001, Economic Value Added EVA
merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang digunakan untuk menghitung estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan,
dengan memperhitungkan biaya modal cost of capital. Brigham dan Houston 2006:69 menyatakan bahwa EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang
sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan, dan sangat berbeda jauh dengan laba akuntansi. Pada dasarnya konsep EVA digunakan untuk mengukur
kinerja sejumlah besar perusahaan yang bisa berpengaruh terhadap harga saham. Menurut Brigham dan Houston 2006 Market Value Added MVA
digunakan untuk mengukur nilai tambah pasar dari suatu harga saham perusahaan
yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai MVA ditentukan melalui harga penutupan saham perusahaan dikalikan dengan jumlah saham perusahaan
kemudian dikurangi jumlah modal yang diinvestasikan. Berdasarkan uraian di atas, maka model kerangka konseptual dapat
digambarkan pada Gambar 1.1 berikut ini: Kinerja Keuangan
ROA X
1
ROE X
2
ROS X
3
OPM X
4
EVA X
5
MVA X
6
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Brigham dan Houston 2006, Young dan O’Byrne 2001, data diolah
D. Hipotesis