Latar Belakang Masalah Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Industri Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan selalu mempunyai siklus hidup dalam setiap perkembangannya. Setiap siklus hidup tersebut selalu terjadi pergerakan baik ke atas maupun ke bawah. Jika arah pergerakannya ke atas maka akan berdampak positif bagi perusahaan sehingga perusahaan tersebut akan semakin berkembang. Sebaliknya, jika arah pergerakannya ke bawah maka akan berdampak negatif bagi perusahaan, bahkan jika terus-menerus bergerak ke bawah maka suatu perusahaan tidak akan bertahan hidup. Setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan hidup survive dan sukses harus berusaha agar dapat berkembang. Untuk mengetahui berkembang atau tidaknya suatu perusahaan, dapat dilihat dari laporan keuangannya. Laporan keuangan merupakan sarana yang penting bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik Samsul, 2006:128. Bagi para investor, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan menjadi bahan sarana informasi bagi investor dalam proses pengambilan keputusan. Semakin cepat perusahaan menerbitkan laporan keuangan secara periodik, semakin berguna bagi investor dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat dianalisis untuk mengetahui kinerja perusahaan. Dalam menganalisis laporan keuangan diperlukan adanya suatu ukuran tertentu. Ukuran yang paling sering digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan. Rasio keuangan ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi manajemen untuk perencanaan dan pengevaluasian prestasi atau kinerja perusahaan Fahmi, 2006:52. Analisis rasio keuangan adalah angka-angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti. Dari laporan keuangan inilah dapat disusun rasio keuangan sesuai dengan kepentingan investor. Pergerakan harga di pasar saham sangat sulit untuk ditebak sehingga para pakar pasar modal mengatakan bahwa harga suatu saham, pada suatu saat telah mencerminkan segala sesuatu yang diketahui tentang saham tersebut pada saat tersebut. Ini menjelaskan bahwa pergerakan harga menjadi sulit untuk ditebak Fahmi, 2006:14. Saham memungkinkan pemodal mendapatkan return atau keuntungan capital gain dalam jumlah besar dalam waktu singkat, namun saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar capital loss dalam waktu singkat. Investor harus berhati-hati dalam pembuatan keputusan investasi dengan memahami informasi yang berhubungan dengan perusahaan yang menerbitkan saham sehingga dengan informasi tersebut investor melakukan berbagai analisis. Analisis tersebut berguna untuk menilai saham-saham yang akan dipilih dan nantinya akan mempengaruhi prospek perusahaan. Semakin baik prospek perusahaan maka harga saham perusahaan biasanya akan meningkat. Prospek perusahaan dapat ditunjukkan oleh kinerja perusahaan yang bersangkutan. Return on Assets ROA digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aktivanya. Semakin tinggi Return on Assets maka akan semakin baik prospek perusahaan. Demikian juga dengan Return on Equity ROE yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, semakin tinggi Return on Equity maka akan semakin baik prospek perusahaan. Return on Equity dapat dihitung dengan membagi laba bersih dengan total ekuitas Brigham dan Houston, 2006:90. Return on Sales ROS digunakan untuk mengukur kemampuan penjualan dalam menghasilkan pendapatan. Semakin besar ROS, menggambarkan manajemen perusahaan yang semakin baik karena tingkat penjualan yang besar dapat menghasilkan pendapatan yang besar. Operating Profit Margin OPM merupakan ukuran kinerja yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dihitung dengan membagi laba usaha dengan penjualan. Economic Value Added EVA merupakan ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah tersebut. EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. EVA merupakan salah satu kriteria yang lebih baik dalam penilaian kebijakan manajerial dan kompensasi Sartono, 2001:104. Market Value Added MVA merupakan ukuran kinerja yang menghitung selisih antara nilai pasar ekuitas dan jumlah modal ekuitas yang diinvestasikan investor. MVA mencerminkan kinerja perusahaan selama hidupnya dan harus diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan. Karena alasan ini MVA lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan selama jangka waktu yang panjang Sartono, 2001:105. Banyak industri yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia yang dapat menjadi sasaran investasi oleh para investor. Beberapa industri yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia, yaitu agricultur, basig industry, consumer, finance, manufacture, trade, property and infrastructure. Industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang cenderung diminati oleh para investor sebagai salah satu target investasinya. Hal itu dikarenakan industri makanan dan minuman merupakan sektor industri yang daur hidupnya lama. Selain itu industri makanan dan minuman juga erat kaitannya dengan kebutuhan pokok manusia. Industri makanan dan minuman juga mendapat peluang yang besar untuk terus berkembang, bahkan saat krisis sekalipun. Industri makanan juga terbilang mampu bertahan untuk dapat memenuhi selera konsumen yang semakin beragam dan memiliki pasar yang begitu luas. Selain itu, industri makanan dan minuman juga mempunyai laporan kinerja yang baik dan harga saham industri ini tergolong tinggi. Karena begitu besarnya peranan industri makanan dan minuman pada perekonomian, mendorong para investor untuk melakukan investasi pada industri ini. Harga saham serta kinerja keuangan industri makanan dan minuman yang diwakili oleh rasio ROA, ROE, ROS, OPM, EVA, dan MVA menunjukkan perkembangan yang berbeda-beda selama tahun 2007 sampai tahun 2008. Hal ini ditunjukkan dalam tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Perkembangan ROA, ROE, ROS, OPM, EVA, MVA, dan Harga Saham pada Beberapa Industri Makanan dan Minuman di BEI tahun 2007 dan 2008 Nama Perusahaan ROA ROE ROS OPM EVA MVA Harga Saham Tahun Rp Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 2007 3.66 17.00 3.15 11.18 -3371.58 27402.00 613.00 2008 5.21 13.56 5.86 23.10 14735.48 -311057.00 393.00 Ades Waters Indonesia, Tbk 2007 -85.02 -226.49 -117.71 -93.53 46585.84 -59173.00 437.00 2008 -16.56 -59.03 -11.74 -29.91 104946.53 -126474.00 408.00 Aqua Golden Missisippi, Tbk 2007 10.75 18.89 3.38 4.57 -1669.98 -507270.00 117045.00 2008 11.76 20.29 3.53 4.10 -12564.72 -581580.00 135450.00 Cahaya Kalbar, Tbk 2007 5.89 16.50 3.04 5.26 1601.43 -401359.00 845.00 2008 6.97 17.06 1.42 4.47 34066.32 -181844.00 721.00 Davomas Abadi, Tbk 2007 7.73 25.23 7.44 19.26 34945.40 -1874129.00 252.00 2008 -12.64 -68.90 -15.05 3.33 402049.20 -3130364.00 68.00 Sumber: www.idx.co.id Oktober 2010, data diolah Tabel 1.1 tersebut menunjukkan adanya perkembangan kinerja keuangan serta harga saham pada industri makanan dan minuman di BEI selama tahun 2007 sampai tahun 2008. Secara keseluruhan kinerja keuangan industri makanan dan minuman mengalami fluktuasi mengalami peningkatan dan penurunan yang cukup signifikan yang mengindikasikan bahwa harga sahamnya juga mengalami fluktuasi mengalami peningkatan dan penurunan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat pada harga saham tahun 2007 sampai tahun 2008 yaitu Tiga Pilar Sejahtera Food mengalami penurunan juga pada tahun 2007 yaitu dari Rp 613,00 menjadi Rp 393,00 saat kinerja keuangannya seperti ROE dan MVA juga mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai tahun 2008, tetapi tidak terjadi pada ROA, ROS, OPM, dan EVA. Sebaliknya, industri makanan dan minuman lain seperti Aqua Golden Missisippi mengalami peningkatan harga juga yaitu dari Rp 117.045,00 menjadi Rp 135.450,00 saat kinerja keuangannya seperti ROA, ROE, dan ROS juga mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai tahun tahun 2008, tetapi tidak terjadi pada OPM, EVA, dan MVA. Hal tersebut menggambarkan adanya peningkatan atau penurunan kinerja perusahaan akan mampu meningkatkan atau menurunkan harga saham pada suatu perusahaan. Berdasarkan uraian serta permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka peneliti dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut : “Apakah ada pengaruh yang signifikan dari kinerja keuangan yang terdiri dari Return on Assets ROA, Return on Equity ROE, Return on Sales ROS, Operating Profit Margin OPM, Economic Value Added EVA, dan Market Value Added MVA terhadap harga saham pada industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia?”

C. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Kerja pada Laporan Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

18 97 99

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

1 61 104

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

2 44 120

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 32 86

Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Industri Makanan Dan Minuman Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta

1 29 118

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

1 36 105

ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 15 15

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 14

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014

0 0 9