Para pihak tersebut terikat oleh suatu perjanjian, yaitu perjanjian pengangkutan.
Batas tanggung jawab Pengelola Bandar Udara:
58
a. Pada penumpang, dimulai sejak penumpang meninggalkan
ruang tunggu Bandara menuju pesawat udara sampai dengan penumpang memasuki terminal kedatangan di Bandar Udara
tujuan; b.
Pada bagasi tercatat, dimulai sejak pihak pengelola menerima bagasi tercatat pada saat pelaporan check in sampai dengan
diterimanya bagasi tercatat oleh penumpang; c.
Pada kargo, dimulai sejak pengirim barang menerima salinan surat muatan udara dari pihak pengelola sampai dengan waktu
ditetapkan sebagai batas pengambilan sebagaimana tertera dalam surat muatan udara airway bill.
D. Penyelesaian Tuntutan Kerugian Pengguna Jasa Bandar Udara
Dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan penulis dengan General Manager PT Angkasa Pura II Persero Medan, bahwa terhadap kerugian
yang dialami oleh pengguna jasa Bandar Udara, pihak pengelola Bandar Udara tetap akan bertanggung jawab dalam bentuk memberikan asuransi..
58
E. Suherman, Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Hukum Udara Indonesia, CV. Mandar Maju, Bandung, 1962,Hlm 35.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu tanggung jawab juga tidak harus diberikan dalam bentuk uang tetapi juga dapat diberikan dalam bentuk pelayanan. Tetapi sebelum
tanggung jawab tersebut dilaksanakan pihak Bandar Udara, terlebih dahulu pihak pengelola melakukan pengecekan apakah kerugian yang dialami oleh
pengguna jasa mutlak merupakan kesalahan danatau kelalaian pihak Bandar Udara dalam memberikan pelayanan ataukah perbuatan pengguna
jasa sendiri human error. Pengelola tidak dapat dituntut untuk membayar ganti kerugian
terhadap: a.
Meninggal dunia akibat kejadian pada saat proses naik turun dari pesawat meninggalkan ruang tunggu atau dari pesawat
udara menuju ruang kedatangan Bandara tujuan atau transit; b.
Penumpang dinyatakan cacat tetap sebagian; c.
Kerugian yang didertita oleh pihak ketiga sebagai akibat pengoperasian pesawat udara, kecelakaan pesawat udara atau
jatuhnya benda-benda dari pesawat udara yang dioperasikan. Apabila pengelola dapat membuktikan bahwa:
a. Kejadian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaian pihak
pengelola; b.
Kejadian tersebut semata-mata disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian penumpang sendiri danatau pihak ketiga;
Universitas Sumatera Utara
Persyaratan dan Tata Cara Pengajuan Tuntutan Ganti Kerugian Bukti yang dapat digunakan oleh penumpang danatau pengirim
barang serta pihak ketiga apabila mengalami kerugian adalah sebagai berikut:
59
a. Dokumen terkait yang membuktikan sebagai ahli waris sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tiket, bukti bagasi tercatat claim tag atau surat muatan udara
airway bill atau bukti lain yang mendukung dan dapat dipertanggung jawabkan;
b. Surat keterangan dari pihak yang berwenang mengeluarkan
bukti telah terjadinya kerugian jiwa dan raga danatau harta benda terhadap pihak ketiga yang mengalami kerugian akibat
pengoperasian pesawat udara; c.
Pemberian ganti kerugian diajukan kepada pengangkut yang secara nyata melakukan pengangkutan udara actual carrier,
apabila pengangkutan udara tersebut dilakukan lebih dari satu Badan Usaha Angkutan Udara;
d. Apabila bagasi tercatat danatau kargo diterima penumpang atau
orang yang berhak menerima tidak ada keluhan, maka merupakan bukti bagasi tercatat danatau kargo tersebut diterima
dalam keadaan baik sesuai dengan dokumen pada saat diterima;
59
Ibid, Hlm 60.
Universitas Sumatera Utara
e. Apabila bagasi tercatat danatau kargo yang diterima dalam
keadaan rusak, musnah danatau hilang, tuntutan terhadap pengangkut atau pengelola diajukan secara tertulis pada saat
bagasi tercatat diambil oleh penumpang atau penerima kargo; f.
Jika terjadi keterlambatan penerimaan bagasi tercatat danatau kargo, tuntutan terhadap pengangkut harus diajukan secara
tertulis paling lambat 14 empat belas hari terhitung sejak bagasi tercatat diterima pemilik bagasi tercatat sesuai tanda
bukti tercatat diterminal kedatangan atau kargo diterima oleh penerima di tempat yang sudah ditetapkan.
Penyelesaian tuntutan atas kerugian pengguna jasa Bandar Udara dilaksanakan melalui Pengadilan Negeri di wilayah NKRI
atau arbitrase tau alternatif penyelesaian sengketa lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
60
Contoh Kasus tentang Tanggung Jawab Pengelola Bandar Udara Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Pengguna Jasa Bandar Udara:
Godfried Effendi Lubis Sekretaris Komisi A DPRD Medan selaku pengguna jasa pelayanan Bandara Internasional Polonia mengajukan klaim
kepada pengelola Bandara pada hari Jumat, tanggal 09 November 2012 atas pelayanan Bandara Polonia yang tidak sesuai dengan namanya yaitu
Bandara yang bertaraf Internasional. Pengajuan Klaim Beliau berkaitan dengan standar pelayanan Polonia Medan yang masih jauh dari criteria
60
E. Suherman, Wilayah Udara dan Wilayah Dirgantara, Citra Aditya, Bandung, 1995, Hlm 23.
Universitas Sumatera Utara
Bandara Internasional dilihat mulai dari pintu masuk hingga ruang tunggu penumpang yang minim sekali bangku untuk menunggu, fasilitas toilet yang
kotor, jauh, bau, dan gelap serta beliau mengkomplain tentang pelayanan di bagian pengambilan bagasi sangat tidak nyaman. Tidak disediakannya
bangku untuk menunggu dan tidak jarang terjadi kehilangan bagasi penumpang. Tetapi kasus ini tidak sampai ke pengadilan karena masih bias
ditangani oleh pihak PT Persero Angkasa Pura II Medan, karena masih merupakan kasus ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh
pihak pengelola saja. Dan kasus ini dijadikan pelajaran oleh pihak pengelola untuk memperbaiki kinerja dan pelayanan terhadap penumpang
Bandara.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan