4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Lokasi Penelitian
Wilayah lokasi penelitian tumpahan minyak berada di sekitar anjungan minyak Montara yang dipasang di Laut Timor. Laut Timor merupakan perairan
yang dibatasi oleh kepulauan Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste di bagian utara, laut Arafura di bagian timur, negara Australia di bagian selatan dan
Samudera Hindia di bagian barat. Perairan ini merupakan perairan yang dilewati oleh lintasan Arus Lintas Indonesia ARLINDO dimana arus ini mengangkut
massa air dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia melewati laut dan selat-selat perairan Indonesia Illahude dan Nontji,1999.
Angin yang bergerak di atas perairan Laut Timor merupakan salah satu faktor eksternal pembentuk arus permukaan. Angin musim peralihan II adalah
angin yang membentuk arus permukaan di perairan Laut Timor pada saat satelit mengamati fenomena tumpahan minyak. Pada tipe angin musim peralihan II
pergerakan arah angin didominasi oleh pergerakan arah angin yang berasal dari tenggara dengan melintasi Laut Arafuru, Laut Banda, Laut Jawa dan Samudera
Indonesia menuju ke Barat, kemudian akan berbelok ke Utara setelah melintasi Ekuator.
Angin muson juga dapat menimbulkan arus–arus laut muson di Kepulauan Indonesia yang disebut Arus Monsun Indonesia atau ARMONDO Illahude dan
Nontji,1999. Arus ini mengalir dari Laut Cina Selatan masuk ke Laut Jawa lewat Laut Natuna dan Selat Karimata, dari Laut Jawa arus ini masuk ke Laut Flores
dan Laut Banda. Sesuai dengan angin muson sebagai pembentuknya, maka ARMONDO juga mengalami perubahan arah.
4.2 Penggabungan Citra ALOS yang Dikaji
Upaya pendeteksian daerah tumpahan minyak Montara yang terjadi di laut Timor pada tahun 2009 yang lalu dilakukan dengan memanfaatkan data satelit
ALOS PALSAR yang mengorbit bumi pada ketinggian 691,65 km di atas permukaan bumi. Satelit ALOS PALSAR diluncurkan oleh Japan Aerospace
Exploration Agency JAXA pada Januari 2006. Citra yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dua scene citra tanggal 2 September 2009 pukul 14:36 sampai 14:37, dengan scene ID citra ALPSRP192186940 dan
ALPSRP192186930 path 218. Penggabungan kedua scene citra tipe polarisasi HHHV dilakukan sebelum koreksi nilai digital dan belum dapat diidentifikasi
obyek pengamatan berupa minyak atau non minyak. Penggabungan data bertujuan untuk memperoleh cakupan obyek pengamatan lebih luas dan menormalisasi nilai
digital dan kenampakan kedua scene citra tersebut. Gambar 10 menunjukkan tampilan citra sebelum dan sesudah penggabungan data citra.
a
b
c
Gambar 10. Citra ALOS PALSAR Pada Tanggal 2 September 2009 di Laut Timor a. Citra dengan Path 6940, b. Citra dengan
Path 6930 dan c. Citra Hasil Penggabungan Dua Citra
dengan Path yang Berbeda
4.3 Analisa Area Hitam