Karakteristik Minyak Tumpahan Minyak dan Dampak Pencemaran Laut

5 Angin muson yang berhembus di Indonesia dibagi menjadi tiga macam yaitu Angin Muson Barat, Angin Muson Peralihan dan Angin Muson Timur. Angin Muson Barat terjadi pada bulan Desember hingga Februari yaitu pada saat Australia dan Laut Koral menerima sinar dan bahang yang lebih besar dibandingkan Asia Tenggara dan Laut Cina Selatan. Hal ini menyebabkan tekanan udara paras bumi di kawasan Australia menjadi lebih rendah dibandingkan Asia Tenggara Ilahude dan Nontji, 1999. Pada bulan Juni hingga Agustus terjadi hal yang sebaliknya sehingga dikenal sebagai Muson Timur atau Tenggara. Musim Pancaroba peralihan terjadi secara dua periodik yaitu Musim Peralihan 1 bulan Maret-Mei dan Musim Peralihan 2 September-November.

2.3 Karakteristik Minyak

Minyak mentah atau crude oil adalah cairan coklat kehijauan sampai hitam yang terutama terdiri dari karbon dan hidrogen. Putra 2011 menjelaskan teori yang paling umum digunakan untuk menjelaskan asal-usul minyak bumi adalah “organic source materials”. Teori ini menyatakan bahwa minyak bumi merupakan produk perubahan secara alami dari zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengendap selama ribuan sampai jutaan tahun. Minyak bumi mempunyai komposisi yang berbeda di tempat yang berbeda akibat dari pengaruh tekanan, temperatur, kehadiran senyawa logam dan mineral serta letak geologis selama proses perubahan tersebut. Minyak bumi merupakan suatu zat yang mengandung campuran senyawa hidrokarbon sebanyak 50-98 berat, sisanya terdiri atas zat-zat organik serta senyawa anorganik. Komposisi kimia minyak bumi dapat dilihat pada Tabel 1. 6 Tabel 1. Komposisi Kimia Minyak Bumi Sumber : Putra ZA, 2011

2.4 Tumpahan Minyak dan Dampak Pencemaran Laut

Peraturan Pemerintah No.191999 mengartikan pencemaran laut sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, danatau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu danatau fungsinya Pramudianto dan Bambang, 1999. Menurut Badan Internasional Group of Expert on Scientific Aspects of Marine Pollution GESAMP bahwa sekitar 6,44 juta ton per tahun, kandungan hidrokarbon minyak memasuki perairan laut secara global Hartanto, 2008. Sumber pencemar laut tersebut sebesar 4,63 juta tontahun berasal dari transportasi laut, 0,18 juta tontahun berasal dari instalasi pengeboran lepas pantai dan 1,38 juta tontahun berasal dari kegiatan industri dan pemukiman Hartanto, 2008. Sumadhiharga 1995 membagi dampak kerusakan yang disebabkan oleh pencemaran minyak di laut menjadi dua tipe jangka waktu yaitu dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang. Dampak jangka pendek dari pencemaran minyak antara lain kerusakan membran sel biota laut akibat penetrasi molekul- molekul hidrokarbon minyak sehingga keluarnya cairan sel dari biota laut, Komposisi Persentase Karbon C 84-87 Hidrogen H 11-14 Sulfur S 0-3 Nitrogen N 0-1 Oksigen O 0-2 7 munculnya aroma dan bau minyak pada berbagai jenis udang dan ikan sehingga menyebabkan turunnya mutu dari biota tersebut, kematian pada ikan yang disebabkan oleh minimnya oksigen pada lingkungan tersebut, keracunan karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya Misran, 2002. Dampak jangka panjang dari pencemaran minyak akan sangat terasa bagi biota laut yang masih muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota-biota laut pada saat sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersamaan dengan kotoran sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisme ke organisme lain melalui rantai makanan. Dampak kerusakan secara langsung dari tumpahan minyak terjadi di lingkungan laut terutama pada tempat rekreasi, pemukiman nelayan serta wilayah tambak di pesisir pantai.

2.5 Sumber Tumpahan Minyak di Laut