Sumber Tumpahan Minyak di Laut

7 munculnya aroma dan bau minyak pada berbagai jenis udang dan ikan sehingga menyebabkan turunnya mutu dari biota tersebut, kematian pada ikan yang disebabkan oleh minimnya oksigen pada lingkungan tersebut, keracunan karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya Misran, 2002. Dampak jangka panjang dari pencemaran minyak akan sangat terasa bagi biota laut yang masih muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota-biota laut pada saat sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersamaan dengan kotoran sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisme ke organisme lain melalui rantai makanan. Dampak kerusakan secara langsung dari tumpahan minyak terjadi di lingkungan laut terutama pada tempat rekreasi, pemukiman nelayan serta wilayah tambak di pesisir pantai.

2.5 Sumber Tumpahan Minyak di Laut

Tumpahan minyak di laut berasal dari sumber yang beragam, tidak hanya berasal dari kecelakaan kapal tanker namun juga kerusakan peralatan atau platform minyak. Input polutan minyak terbesar berasal dari pengoperasian kapal tanker. Hal ini dikarenakan produksi minyak bumi di dunia diperkirakan sebanyak tiga miliar ton per tahunnya dan setengahnya dikirimkan melalui transportasi laut dengan memanfaatkan kapal tanker Hartanto, 2008. Selama muatan minyak ditransportasikan oleh kapal tanker dari satu wilayah menuju wilayah lainnya, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui oleh industri perminyakan antara lain 1 bongkar muat minyak mentah dengan proses deballasting dan 2 kegiatan perbaikan dan perawatan kapal dan 3 proses scrapping pemotongan badan 8 kapal untuk menjadi besi tua. Proses deballasting merupakan sebuah sistem kestabilan kapal menggunakan bongkar-muat air di dalam tangki slop wadah minyak mentah. Pengisian air laut ke dalam tangki kapal dilakukan pada saat kapal berlabuh yang diikuti dengan kegiatan bongkar muat minyak mentah di dalam tangki dan penyaluran air ballast yang kotor ke tangki penampungan limbah di terminal atau menuju laut. Air ballast adalah air laut yang dimasukkan ke dalam tangki sebuah kapal tanker yang kosong, pada saat tangki kosong ini berfungsi sebagai wadah minyak mentah. Tangki muatan yang telah kosong kemudian akan dibersihkan dengan water jet, pada proses ini ditujukan agar menjaga tangki tersebut terisikan dengan air ballast yang baru untuk memenuhi kebutuhan pelayaran selanjutnya. Pada tahap bongkar muat minyak dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi karena kemungkinan munculnya kebocoran pipa, pipa pecah atau kesalahan yang berasal dari lalainya manusia dapat terjadi. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan ini akan mengandung air dan minyak yang menjadi komponen pencemar laut di daerah bongkar muat kapal tanker. Semakin besar ukuran suatu tanker maka dapat diperkirakan bahwa input polutan minyak ke laut selama proses ini akan semakin besar. Sumber lapisan minyak lainnya yang berasal dari tansportasi laut yaitu kegiatan perbaikan dan perawatan kapal. Semua kapal yang berlayar membutuhkan waktu pengecekan tangki dan bagian lambung kapal untuk kemudian dilakukan tahapan perbaikan dan perawatan kapal secara periodik. Semua sisa bahan bakar yang berada di dalam tangki harus dikosongkan pada saat perbaikan untuk mencegah terjadinya kebakaran ataupun ledakan yang dapat menyebabkan kerugian secara materil. Namun sisa minyak yang dibuang ini 9 sebagian besar kapal tanker langsung membuangnya di laut sehingga menyebabkan munculnya lapisan minyak di suatu perairan. Proses scrapping pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua juga dapat menjadi salah satu sumber input polutan ke lautan. Proses ini banyak dilakukan industri perkapalan di India dan Asia Tenggara termasuk di Indonesia Hartanto, 2008. Proses scrapping dapat meningkatkan kandungan metal dan minyak yang terbuang ke laut. Kejadian kecelakaan kapal tanker baik berupa kebocoran lambung, kapal kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan merupakan kasus yang dapat menyebabkan input polutan yang cukup besar.

2.6 Kasus Tumpahan Minyak di Perairan Indonesia