2004-2005, dengan menggunakan regresi berganda dan pengujian statistic dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari penelitian diperoleh gambaran bahwa kinerja reksa dana dengan menggunakan metode Differential Return with risk
Measured by Standard Deviation dipengaruhi oleh Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Bebas Resiko SBI.
2. Indeks Harga Saham Gabungan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana yang diperoleh
dengan menggunakan
Differential Return
with Risk
is Measured
by Standard
Deviation. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai penagruh IHSG terhadap Kinerja
Reksa Dana dengan menggunakan metode evaluasi kinerja Reksa Dana berkorelasi positif dan signifikan mempengaruhi
kinerja Reksa Dana. 3. Suku Bunga SBI mempengaruhi secara signifikan kinerja
Reksa Dana ditunjukkan oleh nilai signifikan sebesar 0.09. 4. Nilai kurs ternyata tidak signifikan mempengaruhi kinerja
Reksa Dana. 5.
H. Kerangka Pemikiran
Menurut Eduardus
Tandelilin 2001:3
investasi adalah
komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang. Secara garis besar investasi dapat dibagi dalam dua kategori yaitu investasi dalam aktiva riil asset riil dan
investasi dalam aktiva keuangan asset financial. Sebagai contoh investasi aktiva riil adalah investasi berupa
gedung, pabrik, saluran distribusi baru dan sebagainya. Sedangkan contoh untuk investasi dalam aktiva keuangan adalah pembelian
sertifikat deposito, saham, reksa dana dan obligasi dengan tujuan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Menurut Undang-Undang pasar modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat 27 reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan kembali dalam portofolio efek saham, obligasi oleh
manajer investasi untuk meraih keuntungan kemudian memberikan hasil return kepada pemodal atas penyertaan dananya. Tujuan reksa
dana umumnya adalah pertumbuhan growth, pendapatan income, serta sasaran keseimbangan atau campuran.
Dalam penelitian ini variabel-variabel independen yang dipilih untuk diteliti adalah inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga bebas risiko
sertifikat bank Indonesia dan indeks harga saham gabungan. Keempat faktor tersebut secara teoritis sangat berkaitan dengan kinerja
portofolio reksa dana sehingga diharapkan dapat menjadi indikator kuat bagi investor dalam mengetahui tingkat kinerja dari masing-
masing portofolio reksa dana. Untuk itu hipotesa mengenai keempat faktor tersebut terhadap kinerja reksa dana perlu dilakukan sehingga
investor mempunyai dasar yang kuat dalam mengambil keputusan. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, terutama terhadap
U Dollar Amerika sering kali dianggap sebagai salah satu indikator dalam perekonomian bangsa. Ketidakstabilan nialai tukar rupiah
terhadap dolar di Indonesia sering kali dianggap senagai indikator ketidakstabialn perekonomian bangsa kita. Hal ini tentu mempengaruhi
pada perdagangan
saham di
pasar bursa
dan mempengaruhi
perdagangan reksa dana di Indonesia yang juga akan mempengaruhi pada keputusan investor untuk melakukan transaksi.
IHSG merupakan indikator penting yang menggambarkan situasi pasar yang sebenarnya dimana return dan risiko pasar tersebut
dihitung. Return
portofolio diharapkan
meningkat jika
IHSG cenderung meningkat, demikian juga sebaliknya return tersebut
menurun jika IHSG cenderung menurun.
Adanya inflasi akan berdampak besar terhadap perekonomian suatu Negara. Pada asaat terjadi inflasi, harga barang-barang
cenderung nailk, maka hal ini menyebabkan meningkatnya biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan. Peningkatan biaya produksi
menyebabkan harga jual produk meningkat sehingga akan mengurangi kuantitas produk yang dijual akibatnya laba menurun. Dengan
menurunnya kinerja keuangan perusahaan, menyebabkan deviden yang dibagikan kepada pemegang saham berkurang sehingga investor
enggan untuk mempertahankan kepemilikannya atas saham sebagai indikator kinerja pasar modal.
Faktor lain yang diduga mempengaruhi kinerja portofolio reksa dana adalah suku bunga bebas risiko SBI dimana return portofolio
cenderung berkurang jika suku bunga bebas risiko SBI meningkat, sebaliknya return portofolio akan bertambah jika suku bunga bebas
risiko menurun.
Hal tersebut
kemungkinan dipengaruhi
oleh kecenderungan pasar untuk menghindari risiko yang tinggi.
Melihat hubungan yang cukup erat antara inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga bebas risiko SBI dan IHSG tersebut terhadap
kinerja portofolio reksa dana, maka peneliti dapat menggambarkan penelitian ini sebagai berikut.
KINERJA REKSADANA
ρ
yx2
ρ
yx1
r
12
SBI X2 r
14
r
13
r
23
IHSG X1
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran I.
Hipotesis
Sesuai dengan kerangka pemikiran dan untuk memberi arah pada proses penelitian, di dalam penelitian ini akan diuji hipotesis
sebagai berikut:
Hipotesis 1: Ho: ρ
yx1=
ρ
yx2=
ρ
yx3=
ρ
yx4
= 0 Ha: ρ
yx1=
ρ
yx2=
ρ
yx3=
ρ
yx4
= 0 Ho : IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
ε
Ha : IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai ukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Hipotesis 2 Ho: ρ
yx1
=0 Ha: ρ
yx1
Ho : IHSG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Ha : IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Hipotesis 3 Ho: ρ
yx2
=0 Ha: ρ
yx2
Ho : SBI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Ha : SBI berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Hipotesis 4 Ho: ρ
yx3
=0 Ha: ρ
yx3
Ho : Inflasi tidak berpenagruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Ha : Inflasi berpengagaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Hipotesis 5 Ho: ρ
yx4
=0 Ha: ρ
yx4
Ho : Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Ha : Nilai Tukar Rupiah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat konservasi, yaitu dimana peneliti langsung melakukan penelitian pada tiga lokasi
yaitu Badan Pengawas Pasar Modal, Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta yang sekarang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Penelitian