BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian. 1. Gambaran Umum Reksa Dana
I Variabel
Terikat Kinerja Reksa
Dana
Saham Y
Indikator yang
menunjukkan baik
buruknya kinerja
reksa dana
saham yang
dilihat dari
NAB Data
Reksa Dana di BEI
Rasio
II Variabel Bebas
1.IHSG X1
2.Suku Bunga Bebas
Risiko SBI X2
3. Inflasi X3
4.Nilai Tukar
Rupiah X4 Indikator yang
menunjukkan kecenderungan
pergerakan harga seluruh saham di
Bursa Saham Indonesia
Tingkat suku bunga yang relatif tidak
beresiko
Indikator yang menunjukkan
kenaikan harga Nilai tukar rupiah
terhadap U Dollar Data
Indeks Harga Saham
Gabungan di BEI
Data suku
bunga depositoSBI
Data inflasi
dari Bank
Indonesia Data
nilai tukar
rupiah terhadap
U Dollar
di Bank
Indonesia Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Jogianto 2008:74 reksa dana merupakan salah saru alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil atau pemodal yang tidak ingin menaggung resiko tinggi.
Reksa dana
dirancang sebagai
wadah untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai modal, pengetahuan dan waktu yang terbatas. Karenanya reksa dana
diharapkan mampu
meningkatkan peran
pemodal lokal
mengingat aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia mash didominasi oleh investor asing.
Dalam undang-undang pasar modal no. 08 Tahun 1995, pasal 1 ayat 27 telah diberikan definisi mengenai reksa
dana. Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk dioergnakan
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek oleh manajer investasi.
Dalam definisi tersebut terkandung tiga unsur penting. Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana
tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dana yang dikelola
atau portofolio dalam reksa dana itu adalah milik bersama para
pemodal. Manajer
investasi merupakan
pihak yang
dipercayakan untuk mengelola. Ada beberapa manfaat yang diperoleh pemodal jika
melakukan investasi dalam reksa dana. Pertama, pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat
melakukan diversifikasi investasi dalam efek sehingga dapat memperkecil risiko. Setiap investasi memang mengundang
risiko. Investasi dalam efek di pasar modal mempunyai risiko
yang lebih besar disbanding dengan menempatkan dana dalam deposito. Untuk memperkecil risiko investasi dalam efek
hendaknya dilakukan
diversifikasi. Artinya
melakukan investasi tidak dalam satu macam efek atau saham, tetapi dalam
berbagai macam efek. Untuk melakukan diversifikasi itu, pemodal harus memiliki dana yang cukup. Pemodal yang
memiliki modal
terbatas tidak
mungkin melakukan
diversifikasi. Oleh karena itu lebih baik melakukan investasi dalam reksa dana.
Kedua, reksa dana mempermudah untuk melakukan inveatasi di pasar modal. Memilih saham-saham yang baik
untuk dibeli bukan merupakan pekerjaan mudah, melainkan
memerlukan pengetahuan tersendiri. Tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut. Padahal mungkin saja orang
yang tidak memiliki khusus itu ingin menanamkan dananya dalam saham atau efek.
Ketiga, dengan menempatkan dana dalam reksa dana berarti dana pemodal tersebut akan dikelola oleh pihak yang
profesional yaitu manajer investasi. Dengan demikian, pemodal tidak perlu berpikir sepanjang hari untuk memilih efek yag
dijadikan portofolio investasinya karena hal itu telah dilakukan oleh manajer investasi.
Pada dasarnya, bila pemodal menempatkan dananya dalam tabungan, maka itu berarti dana tersebut akan dikelola
oleh bank dimana dana tersebut ditempatkan. Demikian juga halnya apabila pemodal melakukan investasi dalam dana reksa
atau membeli unit penyertaan reksa dana, dana yang ditanamkan di reksa dana akan dikelola oleh manajer investasi.
Jika ditempatkan di bank, pemodal tidak perlu tahu kemana dananya akan dialokasikan oleh bank. Pemoadal akan
menerima bunga dari bank atas penempatan dana tersebut, sedangkan jika membeli saham reksa dana atau unit penyertaan
reksa dana, pemodal akan mendapat gambaran dari manajer
investasi melalui
prospektus kemana
dana itu
akan dialokasikan. Misalnya sebagian akan dialokasikan untuk
membeli obligasi, sebagian dibelikan saham, dan sebagian akan dibelikan instrument pasar uang.
Tabel 4.1 Data Statistik Perkembangan Reksa Dana
Periode 1997-2007
Jumlah NAB Rp
Pemegang Jumlah Saham
Periode Kumulatif
Juta SahamUnit
Unit Penyertaan Penyertaan
yang Beredar 1997
25 2.782.322,5 2.441
2.942.232.210,518 1998
77 4.916.604,8 20.234
6.007.373.758,547 1999
81 2.992.171,4 15.482
3.680.892.950,256 200
81 4.974.105,0 24.127
4.349.952.950,816 2001
94 5.515.954,1 39.487
5.006.049.769,659 2002
108 8.003.769,8 51.723
7.303.771.880,360 2003
131 46.613.833,24 125.82
41.655.523.049,213 2004
186 69.477.719,75 171.712
60.020.745.572,816 2005
246 104.037.824,63 299.063
85.061.930.436,029 2006
331 29.405.732,22 254.66
21.262.143.379,980 2007
282 44.470.317,92 192.621
32.640.147.419,610 DAFTAR PERKEMBANGAN REKSA DANA
Sumber: Bapepam Dari tabel 4.1 nilai aktiva bersih pada tahun 1997
sampai dengan
tahun 1998
perkembangan reksa
dana mengalami kenaikan yang cukup baik. Pada tahun 1999 nilai
aktiva bersih reksa dana mengalami penurunan yang sangat tajam yang sebelumnya 4.919.604,8 turun menjadi 2.992.171,4.
Babak baru pertumbuhan industri reksa dana dimulai pada taun 2002 dengan aktifnya bank menjadi agen penjual
reksa dana.Dai tahun 2002 nilai aktiva bersih reksa dana terus mengalami kenaikan yang sangat tinggi hingga nilai tertinggi
pada tahun 2005 sebesar 104.037.824,63.
B. Analisis Dan Pembahasan 1. Analisis Kinerja Reksa Dana