Tipe Penelitian Pendekatan Masalah Bahan Hukum

Penulisan Skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menyajikan dalam 5 lima bab, dengan harapan dengan adanya sistematika ini dapat membantu dan memudahkan untuk mengetahui dan memahaminya. Adapun sistematika yang dimaksud adalah sebagai berikut. Bab pertama, pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan manfaat Penelitian, Kerangka Konseptual, Review Kajian Terdahulu, Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan. Bab kedua, berisi tentang uraian kerangka teori mengenai Pengertian Perlindungan Konsumen, ruang lingkup hak-hak konsumen, tujuan dan pelaku usaha. Juga dibahas mengenai kewajiban dan tanggung jawab pelaku usaha. Bab ketiga, penulis akan menguraikan Profil usaha depot air minum isi ulang “TOCA”, sejarah Sejarah Singkat Usaha Depot Air Minum Isi Ulang “TOCA”, Lokasi Depot Air Minum Isi Ulang “TOCA”, Struktur Kepengurusan Usaha Depot Air Minum Isi Ulang. Bab keempat, penulis akan menganalisis tentang perlindungan hukum terhadap konsumen air minum isi depot isi ulang “TOCA” di wilayah Pesanggrahan, faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat di wilayah Pesanggrahan terhadap pemilihan air minum isi depot isi ulang “TOCA”, serta penyelesaian sengketa dalam usaha air minum depot isi ulang. Bab kelima, Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan Saran.

BAB II TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERKAIT

USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG A. Hukum Perlindungan Konsumen Setiap manusia pada dasarnya membutuhkan barang danatau jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia sangat beraneka ragam dan dapat dibedakan atas berbagai macam kebutuhan. Jika dilihat dari tingkatannya, maka kebutuhan konsumen dapat terbagi menjadi tiga yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Selain itu, kebutuhan manusia juga dapat dibagi menjadi kebutuhan jasmani dan rohani. Dengan adanya bermacam-macam dan berbagai jenis kebutuhan tersebut maka setiap manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik berupa barang maupun jasa. Berbagai kebutuhan tersebut ditawarkan oleh pelaku usaha sehingga tercipta hubungan timbal balik antara konsumen dan pelaku usaha serta saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Aneka ragam barang danatau jasa yang ditawarkan oleh para pelaku usaha kepada konsumen sebagai sebuah hubungan timbal balik. 1 Terdapat saling ketergantungan dan membutuhkan antara konsumen dan pelaku usaha, sehingga sudah seharusnya kedudukan konsumen dan pelaku usaha berada pada posisi yang seimbang. Konsumen seringkali berada 1 Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, Sendi-Sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989h. 43 16