Sejarah perkembangan Hukum Perlindungan Konsumen

melindungi konsumen dan mewujudkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen makin gencar dilakukan

C. Ruang Lingkup Hukum Perlindungan Konsumen

Ruang lingkup hukum perlindungan konsumen sulit dibatasi hanya dengan menampungnya dalam satu jenis undang-undang, seperti Undang- undang tentang Perlindungan konsumen selalu berhubungan dan berinteraksi dengan berbagai bidang dan cabang hukum lain, karena pada tiap bidang dan cabang hukum senantiasa terdapat pihak yang berpredikat “konsumen”. 8 Konsumen diartikan tidak hanya individu orang, tetapi juga suatu perusahaan yang menjadi pembeli atau pemakai terakhir. Adapun yang menarik disini, konsumen tidak harus terikat dalam hubungan jual beli sehingga dengan sendirinya konsumen tidak identik dengan pembeli. 9

D. Definisi Perlindungan Konsumen

Dalam ketetapan MPR tahun 1993 terdapat arahan mengenai perlindungan konsumen yaitu melindungi kepentingan produsen dan konsumen. Berdasarkan arahan tersebut maka terdapat dua hal yang perlu mendapat perhatian yaitu adanya kelompok masyarakat produsen serta kelompok perlu untuk dilindungi. 10 Arahan ketetapan MPR tersebut terdapat 8 Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta:PT. Grasindo, 2006h. 1 9 Ibid.,h. 4 10 Az Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Jakarta: Diadit Media, 2006, h.34 pengertian mengenai hukum konsumen yaitu keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan dan masalah penyediaan dan penggunaan produk barang danatau jasa antara penyedia dan penggunanya, dalam kehidupan bermasyarakat. 11 Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UUPK disebutkan bahwa Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Kepastian hukum untuk melindungi konsumen yang diperkuat oleh UUPK memberi harapan agar para pelaku usaha tidak lagi bertindak sewenang-wenang sehingga dapat merugikan hak-hak konsumen. Selain itu dengan adanya UUPK dan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan konsumen memiliki posisi berimbang.

E. Pihak-pihak dan istilah yang terkait dengan Hukum Perlindungan

Konsumen 1. Konsumen Istilah konsumen berasal dari kata consumer Inggris-Amerika atau consumentkonsument Belanda. Secara harfiah arti kata consumer adalah “lawan dari produsen setiap orang yang menggunakan barang”. 11 Ibid., h.37 Sedangkan menurut kamus Inggris-Indonesia consumer adalah “pemakai atau konsumen ” 12 Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 mendefinisikan konsumen sebagai berikut: Setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Bila dilihat dari pengertian di atas, maka terdapat 4 empat unsur utama yang membentuk pengertian konsumen, yaitu: 1. Setiap orang Yang dimaksud dengan setiap orang yaitu perorangan bukan badan hukum atau pribadi hukum. 2. Pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat Barang danatau jasa yaitu dapat diperoleh ditempat umum, misalnya pasar, supermarket dan toko. 3. Untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain atau makhluk hidup lain. Barang danatau jasa yang digunakan, dipakai, dimanfaatkan untuk kepentingan konsumen dan keluarga konsumen, orang lain teman dan makhluk hidup binatang peliharaan. 12 John M Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia Jakarta:Gramedia 1986h.124 4. Tidak untuk diperdagangkan Barang danatau jasa digunakan, dimanfaatkan tidak untuk tujuan komersil. Pengertian konsumen sesungguhnya dapat terbagi dalam tiga bagian, terdiri atas: a. Konsumen dalam arti umum, yaitu pemakai, pengguna danatau jasa pemanfaat barang danatau jasa untuk tujuan tertentu. b. Konsumen antara, yaitu pemakai, pengguna danatau pemanfaat barang dan atau jasa untuk diproduksi produsen menjadi barang danatau jasa lain atau untuk memperdagangkan distributor, dengan tujuan komersil. c. Konsumen akhir, yaitu pemakai, pengguna danatau pemanfaat barang danatau jasa konsumen untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, keluarga atau rumah tangganya dan tidak untuk diperdagangkan kembali. Selanjutnya istilah konsumen yang digunakan dalam bab ini dan bab-bab selanjutnya adalah konsumen dalam pengertian konsumen akhir. a Hak dan Tanggung Jawab Konsumen

1. Hak-Hak Konsumen

Hak-hak konsumen dalam praktek sehari-hari sering diabaikan dan tidak ditetapkan sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan