Karakteristik Petani Responden Analysis of Cocoa Production and Marketing in Kabupaten Padang Pariaman West Sumater Province

meningkatkan produksi kakao sebesar 0.31 persen. Hal ini memungkinkan karena dengan penambahan luas lahan maka populasi kakao akan bertambah dan produksi akan meningkat. Jumlah tanaman menghasilkan Z 2 bertanda positif dan berpengaruh nyata pada α = 1 persen dengan nilai parameter dugaan 0.32 Artinya setiap penambahan jumlah tanaman menghasilkan sebanyak 1 persen maka produksi kakao akan meningkat 0.32 persen, cateris paribus. Jumlah tanaman menghasilkan secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh cara tanam yang dilakukan petani, apakah dengan cara monokultur atau tumpang sari. Rata-rata populasi pohon per hektar di lokasi penelitian adalah sebesar 671 batang . Dummy pendidikan petani D 1 , berpengaruh nyata pada α = 1 persen dengan nilai parameter dugaan 0.15. Hal ini berarti terdapat perdaan hasil produksi yang nyata antara kelompok petani yang berpendidikan SMP ke atas dengan petani yang berpendidikan hanya sampai SD atau tidak tamat SD. Artinya jumlah produksi petani yang berpendidikan SMP ke atas lebih banyak dari pada petani yang berpendidikan SD.

VII. Analisis Pemasaran Kakao di Kabupaten Padang Pariaman

Pemasaran produk pertanian dimulai saat petani merencanakan produknya untuk memenuhi kebutuhan pasar. Setelah panen, produk pertanian tidak selamanya langsung dapat dikonsumsi oleh konsumen sehingga dibutuhkan sarana tranportasi untuk membawa ke pasar. Dengan demikian, untuk membawanya dibutuhkan lembaga pemasaran yang akan memindahkan hasil pertanian dari pusat produksi ke tempat pengolahan dan ke pusat konsumen. Disamping itu, produk pertanian khususnya produk subsektor perkebunan biasanya sebelum dikonsumsi, akan mendapatkan beberapa perlakuan sebelum produk tersebut dapat dikonsumsi. Demikian juga dengan kakao, juga harus mendapatkan perlakuan-perlakuan sebelum di antar ke pasar dan dinikmati konsumen.

7.1. Struktur Pasar

Struktur pasar kakao di Kabupaten Padang Pariaman di identifikasi dengan melihat dua indikator utama pemasaran yaitu : 1 lembaga yang terlibat dalam saluran pemasaran kakao , 2 kondisi keluar masuk pasar, 3 kondisi dan keadaan produk. Masing-masing cara identifikasi tersebut akan diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut :

7.1.1. Lembaga Pemasaran

Proses pengolahan dari buah kakao menjadi biji kakao kering dilakukan sejalan dengan saat panen. Sebelum dipasarkan kakao harus melalui terlebih proses pengolahan terlebih dahulu di kebun petani yang tersebar dan relatif jauh dari lokasi pemukiman. Jauhnya jarak antara pusat produksi dengan konsumen kakao serta lokasi kebun yang umumnya terpencar dan berjauhan membutuhkan peran serta lembaga pemasaran dalam pemasarannya. Dalam suatu usahatani, aspek tataniaga merupakan suatu hal yang sangat penting dan sangat menentukan keberhasilan dari usahatani tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden, hampir sebagian besar petani responden menjual kakao kepada pedagang nagari, walaupun ada juga beberapa